Nasihat Kiai Abdul Ghofur tentang Jihad Era Modern

Nasihat Kiai Abdul Ghofur
sumber : dawuhguru
“Sekarang sudah bukan masanya berjihad dengan peperangan, akan tetapi yang lebih tepat adalah berjihad melawan kemalasan dan kebodohan, yaitu dengan cara memperbanyak beribadah, serius dalam belajar.”
KH. Abdul Ghofur

Jihad di Era Modern: Melawan Kemalasan dan Kebodohan dengan Ibadah dan Belajar

Di zaman sekarang, konsep jihad sering kali disalahpahami. Banyak yang mengaitkannya dengan peperangan atau konflik fisik, padahal jihad memiliki makna yang lebih luas dan mendalam. KH. Abdul Ghofur menyampaikan pesan penting tentang jihad di era modern, bahwa “Sekarang sudah bukan masanya berjihad dengan peperangan, akan tetapi yang lebih tepat adalah berjihad melawan kemalasan dan kebodohan, yaitu dengan cara memperbanyak beribadah, serius dalam belajar.” Pesan ini sangat relevan untuk kaum milenial dan gen-z yang sering menghadapi tantangan kemalasan dan kebodohan di tengah arus informasi yang begitu deras.

Jihad, dalam konteks Islam, bukan hanya tentang perang fisik melawan musuh. Jihad adalah usaha sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Jihad terbesar adalah jihad melawan diri sendiri, termasuk melawan kemalasan dan kebodohan yang bisa menjadi musuh utama dalam kehidupan kita sehari-hari.

Di era digital ini, kemalasan menjadi salah satu tantangan terbesar. Teknologi yang semakin canggih memang memudahkan banyak hal, tetapi juga bisa membuat kita terlena dan malas bergerak. Scroll media sosial tanpa henti, menonton serial TV berjam-jam, dan bermain game sepanjang hari adalah beberapa contoh kebiasaan yang bisa menjerumuskan kita dalam kemalasan. Padahal, waktu yang terbuang sia-sia ini bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat.

Untuk melawan kemalasan, kita perlu membangun disiplin diri. Disiplin adalah kunci untuk mengatasi kebiasaan malas. Buatlah jadwal harian yang terstruktur dan patuhi dengan konsisten. Tentukan waktu untuk belajar, beribadah, berolahraga, dan beristirahat. Dengan disiplin, kita bisa memaksimalkan potensi diri dan mencapai tujuan-tujuan yang kita inginkan. Disiplin juga membantu kita untuk tetap fokus dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan yang bisa mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang penting.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Meraih Kemuliaan Hidup

Selain kemalasan, kebodohan juga menjadi musuh yang harus kita lawan. Kebodohan bukan hanya berarti tidak tahu, tetapi juga tidak mau tahu. Di era informasi ini, akses ke pengetahuan sangat mudah didapatkan. Kita bisa belajar banyak hal dari internet, buku, dan berbagai sumber lainnya. Namun, sering kali kita malas untuk mencari tahu dan lebih memilih untuk tetap dalam ketidaktahuan. Padahal, pengetahuan adalah kunci untuk membuka banyak pintu kesempatan dan memperbaiki kualitas hidup kita.

KH. Abdul Ghofur menekankan pentingnya serius dalam belajar sebagai bentuk jihad melawan kebodohan. Belajar bukan hanya tentang mendapatkan nilai bagus di sekolah atau mendapatkan gelar. Belajar adalah proses seumur hidup yang membantu kita memahami dunia dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan. Dengan belajar, kita bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana, kreatif, dan inovatif.

Bagi kaum milenial dan gen-z, belajar tidak harus terbatas pada ruang kelas. Manfaatkan teknologi untuk belajar secara mandiri. Ada banyak platform online yang menawarkan kursus dan pelatihan dalam berbagai bidang, dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni, hingga keterampilan praktis. Belajar juga bisa dilakukan melalui pengalaman, seperti mengikuti organisasi, bekerja magang, atau terlibat dalam proyek-proyek sosial. Dengan cara ini, kita bisa mengasah keterampilan dan mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk masa depan.

Selain belajar, memperbanyak ibadah juga merupakan bentuk jihad yang sangat penting. Ibadah bukan hanya sekedar rutinitas harian, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ketenangan batin. Ibadah membantu kita untuk tetap berada di jalan yang benar dan memberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan. Dengan ibadah, kita bisa menjaga hati dan pikiran tetap bersih dari pengaruh negatif yang bisa merusak akhlak dan karakter kita.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam tentang Prinsip Zero Kriminal

Shalat, sebagai salah satu ibadah utama dalam Islam, memiliki peran yang sangat penting. Shalat mengajarkan kita disiplin, ketenangan, dan fokus. Ketika kita melaksanakan shalat dengan khusyuk, kita belajar untuk menghargai waktu, mengatur prioritas, dan menjaga hubungan dengan Allah. Selain shalat, memperbanyak membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa juga membantu kita untuk mendapatkan kekuatan spiritual yang diperlukan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks jihad melawan kemalasan dan kebodohan, ibadah dan belajar adalah dua hal yang saling melengkapi. Ibadah memberikan kita kekuatan spiritual dan ketenangan batin, sementara belajar membantu kita mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan praktis. Keduanya adalah senjata yang efektif untuk melawan musuh utama dalam diri kita, yaitu kemalasan dan kebodohan.

Selain itu, penting juga untuk menjaga lingkungan yang positif. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat belajar dan beribadah akan memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita. Lingkungan yang positif bisa membantu kita untuk tetap bersemangat dan berfokus pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Sebaliknya, lingkungan yang negatif bisa membawa kita pada kemalasan dan kebodohan. Oleh karena itu, pilihlah teman dan komunitas yang bisa mendukung dan mendorong kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Untuk kaum milenial dan gen-z, yang sering kali terpapar pada berbagai pengaruh negatif dari media sosial dan lingkungan sekitar, menjaga akhlak dan karakter menjadi sangat penting. Jangan mudah terpengaruh oleh tren atau gaya hidup yang tidak sehat. Tetaplah berpegang pada nilai-nilai positif dan ajaran agama. Ingatlah bahwa tujuan hidup bukan hanya tentang kesenangan sementara, tetapi juga tentang mencapai kebahagiaan sejati dan keberkahan dari Allah.

Selain itu, kita juga perlu memiliki visi dan tujuan hidup yang jelas. Tanpa visi dan tujuan, kita akan mudah terombang-ambing oleh berbagai godaan dan pengaruh negatif. Tetapkan tujuan yang ingin dicapai, baik dalam aspek spiritual, intelektual, maupun sosial. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kita bisa lebih fokus dan termotivasi untuk melawan kemalasan dan kebodohan. Visi dan tujuan hidup akan menjadi panduan dalam setiap langkah yang kita ambil, membantu kita untuk tetap berada di jalan yang benar.

Baca Juga  Quote Mbah Nun tentang Kebahagiaan dari Dalam

Jihad melawan kemalasan dan kebodohan adalah jihad yang paling relevan di era modern ini. Ini adalah jihad yang membutuhkan usaha dan kesungguhan dari setiap individu. Dengan memperbanyak ibadah dan serius dalam belajar, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih berdaya. Kita bisa memberikan kontribusi yang positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

KH. Abdul Ghofur memberikan kita nasihat yang sangat berharga tentang jihad di era modern. Mari kita jadikan nasihat ini sebagai panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Perbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kekuatan spiritual. Serius dalam belajar untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan praktis. Jaga disiplin diri, pilih lingkungan yang positif, dan tetap berpegang pada nilai-nilai positif. Dengan demikian, kita bisa melawan kemalasan dan kebodohan, serta mencapai kebahagiaan sejati dan keberkahan dari Allah.