Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Menerima Nasihat

Nasihat Habib Umar Bin Hafidz
Sumber : Dawuh Guru
“Membiasakan dan melatih diri untuk menerima nasihat adalah keutamaan yang sangat ingin diraih oleh orang-orang yang berakal, sebaliknya orang-orang yang sombong dan dungu akan merendahkan dan menolak nasihat.” Habib Umar bin Hafidz

“Membiasakan dan melatih diri untuk menerima nasihat adalah keutamaan yang sangat ingin diraih oleh orang-orang yang berakal, sebaliknya orang-orang yang sombong dan dungu akan merendahkan dan menolak nasihat.” – Habib Umar bin Hafidz

Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama terkemuka, mengingatkan kita tentang pentingnya menerima nasihat dalam hidup. Menerima nasihat adalah tanda kebijaksanaan dan kecerdasan, sementara menolak nasihat menunjukkan kesombongan dan kebodohan. Pesan ini mengandung makna yang dalam tentang bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menghadapi kritik dan saran dari orang lain.

Menerima nasihat adalah salah satu bentuk kesadaran diri yang tinggi. Orang yang bijaksana menyadari bahwa mereka tidak selalu benar dan terbuka untuk belajar dari orang lain. Mereka mengerti bahwa menerima nasihat bukan berarti menunjukkan kelemahan, tetapi menunjukkan keinginan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik. Dalam setiap nasihat, terdapat hikmah yang dapat membantu kita memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup.

Presiden Indonesia pertama, Soekarno, pernah berkata, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Kutipan ini mengajarkan kita untuk selalu belajar dari masa lalu, termasuk dari kesalahan dan nasihat yang diberikan oleh orang lain. Menerima nasihat berarti kita menghargai pengalaman dan kebijaksanaan orang lain, serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dengan demikian, kita dapat terus berkembang dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Orang yang sombong dan dungu cenderung merendahkan dan menolak nasihat. Mereka merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya dan tidak memerlukan panduan dari orang lain. Sikap ini tidak hanya menghambat perkembangan pribadi, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan orang lain. Ketika kita menolak nasihat, kita menutup pintu untuk belajar dan berkembang, serta menunjukkan ketidakpedulian terhadap pendapat dan perasaan orang lain.

Baca Juga  Quote Sujiwo Tejo tentang Pemerintah sebagai Pengelola Rakyat

BJ Habibie, presiden ketiga Indonesia, adalah contoh tokoh nasional yang sangat menghargai ilmu dan nasihat. Beliau pernah berkata, “Hanya sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa memajukan bangsa ini.” Dalam konteks ini, menerima nasihat adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri. Dengan terbuka terhadap kritik dan saran, kita dapat terus belajar dan mengembangkan diri, serta memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat dan bangsa.

Melatih diri untuk menerima nasihat bukanlah hal yang mudah. Ini memerlukan kerendahan hati dan keberanian untuk mengakui bahwa kita tidak sempurna. Kita perlu mengatasi ego dan rasa malu yang mungkin muncul ketika menerima kritik. Namun, dengan latihan dan kesadaran, kita dapat membiasakan diri untuk menerima nasihat dengan lapang dada. Kerendahan hati ini akan membantu kita menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan berakal.

Dalam Islam, menerima nasihat adalah bagian dari akhlak yang baik. Nabi Muhammad SAW selalu terbuka terhadap nasihat dan kritik dari para sahabatnya. Beliau mengajarkan bahwa nasihat adalah bentuk kasih sayang dan perhatian dari orang lain. Dengan menerima nasihat, kita menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang yang memberikan nasihat. Ini juga memperkuat hubungan sosial dan menciptakan atmosfer yang saling mendukung dan membangun.

Menerima nasihat juga membantu kita mengenali kelemahan dan kekurangan diri. Dalam kehidupan, kita sering kali tidak menyadari kesalahan kita sendiri karena keterbatasan perspektif. Nasihat dari orang lain memberikan sudut pandang yang berbeda dan membantu kita melihat hal-hal yang mungkin terlewatkan. Dengan demikian, kita dapat melakukan perbaikan yang diperlukan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Menerima nasihat juga berarti kita siap untuk berubah. Perubahan adalah bagian dari perkembangan dan kemajuan. Orang yang bijaksana selalu siap untuk beradaptasi dan berubah demi kebaikan. Mereka menyadari bahwa dunia terus berkembang dan mereka perlu mengikuti perubahan tersebut. Dengan menerima nasihat, kita menunjukkan bahwa kita siap untuk berubah dan berkembang seiring dengan waktu.

Baca Juga  Quote Gus Dur tentang Kemajemukan dan Harmoni

Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia, pernah mengatakan, “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.” Artinya, di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Menerima nasihat adalah bagian dari memberi dorongan dan semangat bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika kita menerima nasihat, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap perkembangan diri sendiri dan orang lain. Ini adalah bentuk kepemimpinan yang baik, di mana kita tidak hanya memimpin dengan memberi contoh, tetapi juga dengan menerima dan menghargai nasihat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai situasi di mana kita menerima nasihat dari orang lain. Nasihat bisa datang dari teman, keluarga, rekan kerja, atau bahkan orang yang tidak kita kenal. Setiap nasihat adalah peluang untuk belajar dan berkembang. Meskipun mungkin tidak semua nasihat relevan atau dapat diterapkan, sikap terbuka terhadap nasihat akan membantu kita menyaring mana yang berguna dan mana yang tidak.

Menerima nasihat juga membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Ketika kita terbuka terhadap nasihat, kita menunjukkan bahwa kita menghargai pandangan dan perasaan orang lain. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat dan mendalam dalam hubungan sosial. Orang akan lebih cenderung mendukung dan membantu kita ketika mereka melihat bahwa kita terbuka terhadap nasihat dan kritik.

Habib Umar bin Hafidz mengajarkan bahwa menerima nasihat adalah keutamaan yang sangat diinginkan oleh orang-orang berakal. Ini adalah bentuk kebijaksanaan yang menunjukkan kerendahan hati, kesiapan untuk belajar, dan keinginan untuk terus berkembang. Dengan membiasakan diri untuk menerima nasihat, kita dapat menjadi pribadi yang lebih bijaksana, berakal, dan berkontribusi lebih baik bagi masyarakat.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Keintiman dengan Tuhan

Pada akhirnya, menerima nasihat adalah bagian penting dari perjalanan hidup kita. Ini adalah cara untuk terus belajar dan berkembang, serta membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Habib Umar bin Hafidz mengingatkan kita bahwa keutamaan ini hanya bisa diraih oleh orang-orang yang berakal, sementara orang yang sombong dan dungu akan menolak nasihat. Mari kita selalu berusaha untuk terbuka terhadap nasihat, menghargai pandangan orang lain, dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian, kita dapat mencapai kebijaksanaan dan keberhasilan yang sejati dalam hidup.