Nasihat Habib Ja’far tentang Ketulusan Cinta Seorang Anak

Nasihat Habib Ja'far
Sumber : Dawuh Guru
“Seorang Ibu berkata pada anaknya: Bacalah surat Al Ikhlas 10 Kali, maka Allah akan buatkan rumah untukmu di surga kelak.” Lalu, anak itu mulai membaca, dan saat melihat ibunya juga ikut membaca, anak itu berkata: “Ibu jangan membaca juga, karena aku ingin Ibu tinggal bersamaku di rumahku.”
Habib Husein Ja’far Al-Hadar
“Seorang Ibu berkata pada anaknya: Bacalah surat Al Ikhlas 10 Kali, maka Allah akan buatkan rumah untukmu di surga kelak.” Lalu, anak itu mulai membaca, dan saat melihat ibunya juga ikut membaca, anak itu berkata: “Ibu jangan membaca juga, karena aku ingin Ibu tinggal bersamaku di rumahku.”

Kisah ini menggambarkan ketulusan cinta seorang anak kepada ibunya. Dalam ajaran Islam, Surah Al Ikhlas memiliki keutamaan yang besar. Membaca surat ini dengan niat yang ikhlas dan penuh keimanan dapat mendatangkan pahala yang luar biasa. Seorang ibu yang bijaksana memberitahu anaknya bahwa membaca Surah Al Ikhlas sepuluh kali akan memberinya rumah di surga. Ibu tersebut berharap anaknya akan terbiasa membaca Al-Quran dan meraih keberkahan serta pahala yang Allah janjikan.

Anak itu, dengan kepolosan dan ketulusan hatinya, mengikuti nasihat ibunya. Ia mulai membaca Surah Al Ikhlas dengan penuh semangat. Namun, saat melihat ibunya juga ikut membaca, ia merasa cemas. Anak itu tidak ingin ibunya membaca Surah Al Ikhlas untuk dirinya sendiri karena ia ingin ibunya tinggal bersamanya di rumah yang akan Allah buatkan di surga. Pernyataan anak tersebut menggambarkan betapa besar cintanya kepada sang ibu, menunjukkan bahwa ia tidak hanya peduli pada kebahagiaannya sendiri, tetapi juga ingin berbagi kebahagiaan itu dengan ibunya.

Kisah ini menyentuh hati dan mengajarkan banyak hal tentang cinta, ketulusan, dan pengorbanan. Cinta seorang anak kepada ibunya adalah salah satu bentuk cinta yang paling murni dan tulus. Anak-anak, dengan kepolosan mereka, sering kali menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa kepada orang tua mereka. Dalam Islam, bakti kepada orang tua, terutama ibu, adalah salah satu perintah yang sangat ditekankan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Surga itu di bawah telapak kaki ibu.” Ini menunjukkan betapa pentingnya menghormati dan berbakti kepada ibu.

Baca Juga  Quote Gus Dur tentang Kebijaksanaan Abadi

B.J. Habibie, mantan Presiden Indonesia, pernah berkata, “Hiduplah seperti Anda akan mati besok. Belajarlah seperti Anda akan hidup selamanya.” Pernyataan ini bisa diterapkan dalam konteks bakti kepada orang tua. Hidup seolah-olah ini adalah kesempatan terakhir kita untuk berbakti dan menunjukkan cinta kepada ibu dan ayah kita. Setiap momen adalah kesempatan untuk menunjukkan rasa hormat, cinta, dan pengorbanan.

Anak dalam kisah ini menunjukkan contoh luar biasa bagaimana seseorang bisa menunjukkan cinta dan kepedulian kepada ibunya. Meskipun masih kecil, anak tersebut sudah memahami pentingnya berbagi kebahagiaan dan cinta dengan ibunya. Dalam masyarakat yang sering kali fokus pada pencapaian pribadi dan kesuksesan individual, kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang kita cintai, terutama orang tua kita.

Cinta seorang anak kepada ibunya dalam kisah ini juga menggambarkan betapa kuatnya ikatan keluarga dalam Islam. Islam mengajarkan pentingnya menjaga dan memperkuat hubungan keluarga. Keluarga adalah unit dasar dalam masyarakat Islam, dan menjaga hubungan yang baik dengan anggota keluarga adalah salah satu cara untuk membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Cinta dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh anak tersebut adalah contoh nyata bagaimana ikatan keluarga yang kuat bisa membawa kebahagiaan dan kedamaian.

Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya niat yang ikhlas dalam beribadah. Anak itu membaca Surah Al Ikhlas dengan niat yang murni untuk mendapatkan rumah di surga, tetapi ia juga ingin ibunya ikut merasakan kebahagiaan tersebut. Niat yang ikhlas dan tulus dalam beribadah adalah kunci untuk mendapatkan berkah dan pahala dari Allah. Dalam setiap ibadah yang kita lakukan, penting untuk selalu menjaga niat yang murni dan ikhlas agar ibadah kita diterima oleh Allah.

Baca Juga  Dawuh KH. Maimoen Zubair tentang Bulan April dan Rejeki

Kisah ini juga menggambarkan nilai pengorbanan. Anak itu rela berkorban dengan meminta ibunya untuk tidak membaca Surah Al Ikhlas agar ibunya bisa tinggal bersamanya di rumah di surga. Pengorbanan adalah salah satu nilai yang sangat dihargai dalam Islam. Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam hal pengorbanan. Beliau selalu mengutamakan kepentingan umat dan keluarganya di atas kepentingan pribadi. Pengorbanan adalah cara untuk menunjukkan cinta dan kepedulian kita kepada orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada pilihan untuk berkorban demi orang-orang yang kita cintai. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pengorbanan adalah bagian penting dari cinta yang tulus. Pengorbanan bukan hanya tentang memberikan sesuatu yang berharga, tetapi juga tentang memberikan waktu, perhatian, dan kasih sayang kepada orang-orang yang kita cintai.

Kisah ini juga bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih sering merenungkan hubungan kita dengan orang tua. Apakah kita sudah cukup menunjukkan cinta dan perhatian kepada mereka? Apakah kita sudah berbakti dengan sungguh-sungguh? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk dijawab, karena orang tua adalah anugerah yang tidak ternilai dalam hidup kita. Mereka adalah orang-orang yang selalu ada untuk kita, mendukung kita, dan mencintai kita tanpa syarat.

Menjadi seorang anak yang berbakti tidak hanya berarti memenuhi kewajiban fisik dan material, tetapi juga berarti menunjukkan cinta, hormat, dan perhatian kepada orang tua kita. Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dihargai. Dengan berbakti kepada orang tua, kita tidak hanya mendapatkan berkah dan pahala dari Allah, tetapi juga merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati kita.

Sebagai penutup, kisah ini mengajarkan kita tentang ketulusan cinta seorang anak kepada ibunya dan pentingnya berbakti kepada orang tua. Kisah ini juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga niat yang ikhlas dalam beribadah dan untuk selalu siap berkorban demi orang-orang yang kita cintai. Mari kita semua belajar dari ketulusan dan kepolosan anak tersebut dan berusaha untuk menjadi anak yang berbakti, penuh cinta, dan ikhlas. Dengan demikian, kita tidak hanya akan mendapatkan berkah dan pahala dari Allah, tetapi juga menciptakan hubungan keluarga yang harmonis dan bahagia.