Oleh: Aufal Marom WF*
Dalam rangka peletakan batu pertama Pesantren Tahfidh Cinta Rasulullah Jombang, Mbah Yai Ulil Albab Arwani Kudus memberikan sambutan yang berupa nasihat untuk para Hamilil Qur’an. Beliau menyampaikan:
Alquran adalah satu-satunya kitab suci yang paling utama, bahkan sesuatu yang paling afdhol dan kitab suci yang paling agung. Alquran adalah sesuatu yang paling utama dibanding segala sesuatu, kecuali dengan Allah.
Kalau kita bandingkan dengan Alquran, maka apapun yang berkaitan dengan Alquran, akan menjadi utama, menjadi terbaik, menjadi mulia. Sebagaimana yang disabdakan Kanjeng Nabi, “Sebaik-baik diantara kamu sekalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya.”
Ibadah ummatku yang paling utama, adalah membaca Alquran. Ibadah sangat banyak sekali, namun yang paling utama adalah membaca Alquran. Karena Alquran sesuatu yang paling agung, paling utama, mestinya orang yang cerdas memilih yang paling baik. Maka semestinya kita harus memerhatikan Alquran, mengutamakan Alquran daripada yang lain.
Alquran jangan sebatas dibaca, tapi dipelajari dan diamalkan. Apabila salah satu dari kalian igin berkomunikasi dengan Allah, maka bacalah Alquran. Maka kita jangan hanya berhubungan dengan makhluk saja, tapi harus kita jalin hubungan juga dengan Allah.
Barang siapa membaca Alquran setiap tahun hatam dua kali, maka ia telah mendatangi haknya kepada Alquran. Maka paling minimal sebaiknya kita setiap 6 bulan hatam sekali. Enam bulan itu, saya kira setiap hari empat halaman. Hanya beberapa menit itu sudah selesai.
Maka mulai ini, kita harusnya sedikit-sedikit baca Alquran. Jangan sedikit baca Alquran. Masak yang sering, sedikit-sedikit baca WhatsApp. Maka tiada hari baca harus membaca Alquran.
Perbanyaklah baca Alquran di rumah-rumah kalian. Walaupun sering membaca di masjid-masjid, rumahnya juga perlu dibacakan Alquran. Sebab rumah yang tidak dibacakan Alquran, ini akan sedikit kebaikannya dan banyak kejelekannya. Dan penduduk rumah itu akan disempitkan.
Jadi jika para Ahlul Qur’an datang, akan mempengaruhi. Karena membawa berkah, adem hati kita, ini mudah-mudahan juga mempengaruhi kita. Mudaha-mudah barokah dan mendapat ridhonya Allah dengan berkah Alquran.
Demikian nasihat beliau, semoga kita semua senantiasa istiqomah dalam menjalin hubungan dengan Alquran, sehingga kelak kita mendapatkan berkah dan syafaat dari Alquran, dan menjadi manusia yang beruntung karena Alquran.
*Aufal Marom WF. Santri PP. Hamalatul Qur’an Jogoroto, Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng