Dawuh Gus Mus tentang Refleksi Diri

Dawuh Gus Mus
Sumber : nu.or.id

“Dalam hidup ini gunakan dua cermin: satu untuk melihat kekuranganmu, dan satu lagi untuk melihat kelebihan orang lain.”

KH. Ahmad Mustofa Bisri

Refleksi Diri: Menggunakan Dua Cermin dalam Kehidupan

KH. Ahmad Mustofa Bisri, seorang ulama dan budayawan ternama di Indonesia, pernah berkata, “Dalam hidup ini gunakan dua cermin: satu untuk melihat kekuranganmu, dan satu lagi untuk melihat kelebihan orang lain.” Pernyataan ini mengandung makna mendalam tentang introspeksi dan apresiasi. Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tantangan, sering kali kita terjebak dalam sikap yang egois dan kurang menghargai orang lain. Oleh karena itu, pesan ini mengajak kita untuk lebih bijak dalam memandang diri sendiri dan orang lain. Artikel ini akan mengeksplorasi makna dari quote tersebut, serta menghubungkannya dengan pandangan tokoh-tokoh nasional yang relevan.

Cermin untuk Melihat Kekurangan Diri

Refleksi diri adalah proses di mana kita melihat ke dalam diri sendiri untuk memahami kekurangan dan kelemahan yang ada. Ini bukanlah hal yang mudah, karena sering kali ego kita menghalangi kita untuk mengakui kekurangan kita. Namun, cermin pertama yang disebut oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri adalah alat penting untuk pengembangan diri. Melalui cermin ini, kita bisa jujur terhadap diri sendiri, mengenali kesalahan, dan berusaha untuk memperbaikinya.

Proses introspeksi ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya muhasabah (evaluasi diri). Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mengevaluasi diri dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Potensi Menjadi Baik

Cermin untuk Melihat Kelebihan Orang Lain

Cermin kedua yang disebutkan oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri adalah cermin untuk melihat kelebihan orang lain. Ini adalah tentang menghargai dan mengapresiasi apa yang ada pada orang lain. Dalam kehidupan sosial, sering kali kita lebih fokus pada kekurangan orang lain dan merasa diri lebih baik. Namun, dengan menggunakan cermin ini, kita diajak untuk melihat sisi positif dari orang lain, belajar dari mereka, dan menghargai keberhasilan serta kelebihan mereka.

Sikap ini sangat penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan saling menghargai. Bung Hatta, salah satu proklamator Indonesia, pernah berkata, “Kita harus melihat orang lain dengan rasa hormat dan kasih sayang, karena di dalam setiap diri manusia, ada potensi besar yang harus kita hargai.” Pernyataan ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan menghargai orang lain, karena setiap individu memiliki kelebihan dan potensi yang unik.

Menghubungkan Kedua Cermin dalam Kehidupan Sehari-hari

Kedua cermin ini, jika digunakan dengan baik, dapat membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna dan penuh dengan kebijaksanaan. Mengakui kekurangan diri sendiri dan menghargai kelebihan orang lain adalah dua hal yang saling melengkapi. Ketika kita mampu melakukan keduanya, kita akan menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan bijaksana.

Proses ini juga membantu kita dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Ketika kita fokus pada kelebihan orang lain, kita akan lebih mudah untuk bekerja sama dan saling membantu. Sebaliknya, ketika kita terus-menerus melihat kekurangan diri, kita akan terdorong untuk terus belajar dan berkembang, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

Refleksi dari Tokoh Nasional

Banyak tokoh nasional Indonesia yang juga menekankan pentingnya introspeksi dan menghargai orang lain. Salah satunya adalah Gus Dur, presiden keempat Indonesia yang dikenal dengan kebijaksanaannya. Gus Dur pernah mengatakan, “Kita harus belajar untuk selalu melihat kebaikan orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri. Dengan begitu, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dan masyarakat yang lebih harmonis.”

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Janji Tuhan

Pernyataan Gus Dur ini sejalan dengan pesan KH. Ahmad Mustofa Bisri tentang penggunaan dua cermin. Kedua tokoh ini mengajarkan kita untuk selalu introspeksi dan menghargai orang lain sebagai bagian dari proses menjadi manusia yang lebih baik.

Menghadapi Tantangan dalam Menggunakan Dua Cermin

Meskipun demikian, menggunakan dua cermin ini dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesadaran dan usaha yang terus-menerus. Ada banyak tantangan yang bisa dihadapi, seperti ego yang tinggi, rasa iri, dan kecenderungan untuk selalu merasa benar. Namun, dengan tekad dan niat yang kuat, kita bisa melatih diri untuk selalu introspeksi dan menghargai orang lain.

Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mulai dengan hal-hal kecil. Misalnya, setiap hari kita bisa merenungkan apa yang sudah kita lakukan dan apa yang bisa kita perbaiki. Selain itu, kita juga bisa mulai menghargai orang-orang di sekitar kita, seperti teman, keluarga, dan rekan kerja, dengan memuji kelebihan mereka dan belajar dari mereka.

Kesimpulan

Menggunakan dua cermin dalam kehidupan, satu untuk melihat kekurangan diri dan satu lagi untuk melihat kelebihan orang lain, adalah nasihat bijak yang diberikan oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri. Ini adalah cara untuk mengembangkan diri dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Dengan introspeksi, kita bisa mengenali dan memperbaiki kekurangan kita. Dengan menghargai orang lain, kita bisa belajar dari mereka dan membangun lingkungan yang harmonis.

Penting bagi kita untuk selalu berusaha menggunakan kedua cermin ini dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ada banyak tantangan, dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa dampak positif bagi masyarakat. Sebagai penutup, mari kita renungkan kata-kata bijak dari Bung Karno, “Hanya bangsa yang besar yang bisa menghargai pahlawan-pahlawannya.” Menghargai kelebihan orang lain adalah salah satu cara kita menghargai “pahlawan” di sekitar kita, yang dengan caranya masing-masing, memberikan kontribusi bagi kehidupan kita.