“Orang yang selalu mengingat kebesaran Tuhan, tidak akan pernah membesarkan dirinya. Karena kerendahanmu tidak akan terangkat dengan merendahkan orang lain.”
KH. Ahmad Musthofa Bisri
Mengingat Kebesaran Tuhan: Jalan Menuju Kerendahan Hati yang Sejati
Dalam kehidupan manusia, sering kali kita terjebak dalam upaya untuk membesarkan diri dan meraih pengakuan dari orang lain. Keinginan untuk dihormati, diakui, dan dipuji menjadi motivasi yang kuat dalam tindakan kita sehari-hari. Namun, KH. Ahmad Musthofa Bisri mengingatkan kita tentang sebuah prinsip penting: “Orang yang selalu mengingat kebesaran Tuhan, tidak akan pernah membesarkan dirinya. Karena kerendahanmu tidak akan terangkat dengan merendahkan orang lain.” Pesan ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya kerendahan hati dan bagaimana mengingat kebesaran Tuhan dapat membantu kita menghindari sikap sombong dan merendahkan orang lain.
Mengingat kebesaran Tuhan adalah suatu tindakan spiritual yang memiliki dampak besar pada karakter dan perilaku kita. Ketika kita senantiasa mengingat kebesaran Tuhan, kita akan menyadari betapa kecilnya diri kita di hadapan-Nya. Kesadaran ini membawa kita pada sikap tawadhu’ atau rendah hati. Kita akan menyadari bahwa segala yang kita miliki, baik itu kekayaan, kepandaian, atau kedudukan, hanyalah anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa sombong atau membesarkan diri karena semua yang kita miliki adalah titipan dari-Nya.
Kerendahan hati yang sejati tidak hanya berarti merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi juga menghormati dan menghargai orang lain. Dalam konteks sosial, sering kali kita melihat individu yang berusaha mengangkat dirinya dengan cara merendahkan orang lain. Mereka mungkin berpikir bahwa dengan menjatuhkan orang lain, mereka akan terlihat lebih baik atau lebih unggul. Namun, KH. Ahmad Musthofa Bisri mengingatkan bahwa sikap ini adalah ilusi yang menyesatkan. Kerendahan diri kita tidak akan pernah terangkat dengan merendahkan orang lain. Sebaliknya, tindakan ini hanya menunjukkan kelemahan dan ketidakdewasaan kita dalam memahami makna kerendahan hati yang sebenarnya.
Sikap merendahkan orang lain sering kali berakar pada rasa tidak aman dan kurangnya kepercayaan diri. Ketika seseorang merasa tidak cukup baik atau kurang berharga, mereka mungkin mencari cara untuk merasa lebih baik dengan membandingkan diri mereka dengan orang lain. Dalam proses ini, mereka cenderung mencari kelemahan atau kekurangan orang lain sebagai alat untuk mengangkat diri mereka. Namun, ini adalah cara berpikir yang salah dan merugikan. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menciptakan lingkaran negatif yang tidak ada habisnya, dan pada akhirnya, tidak akan memberikan kepuasan batin yang sejati.
Untuk menghindari sikap merendahkan orang lain, kita perlu fokus pada pengembangan diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan. Mengingat kebesaran Tuhan secara kontinu akan membantu kita mengatasi rasa tidak aman dan membangun kepercayaan diri yang sehat. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan adalah sumber segala kebaikan dan kekuatan, kita tidak lagi merasa perlu untuk mencari pengakuan dari orang lain. Kita akan merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan bersyukur atas setiap anugerah yang diberikan oleh-Nya.
Selain itu, mengingat kebesaran Tuhan juga mengajarkan kita tentang pentingnya kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama manusia. Tuhan menciptakan setiap individu dengan keunikan dan potensi masing-masing. Menghargai orang lain berarti menghargai ciptaan Tuhan dan menghormati kehendak-Nya. Dengan demikian, kita akan belajar untuk lebih bersikap adil, penuh kasih, dan tidak menghakimi orang lain berdasarkan kelemahan atau kekurangan mereka.
Kerendahan hati yang sejati juga akan membawa kita pada sikap empati dan keinginan untuk membantu orang lain. Ketika kita mengingat kebesaran Tuhan, kita akan menyadari bahwa kita adalah bagian dari umat manusia yang saling terkait dan saling membutuhkan. Tindakan membantu dan mendukung orang lain akan menjadi bagian dari kehidupan kita, bukan karena kita ingin diakui atau dipuji, tetapi karena kita menyadari bahwa itulah panggilan kita sebagai makhluk Tuhan. Dengan membantu orang lain, kita juga sedang membantu diri kita sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermakna.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengaplikasikan prinsip mengingat kebesaran Tuhan dengan cara-cara sederhana namun bermakna. Misalnya, kita bisa memulai hari dengan doa dan refleksi diri, mengucapkan syukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan. Kita juga bisa berlatih untuk lebih mendengarkan orang lain, menunjukkan rasa hormat, dan tidak terburu-buru menghakimi. Dalam interaksi sosial, kita bisa berusaha untuk lebih banyak memberikan apresiasi dan dukungan daripada kritik yang merendahkan.
Selain itu, kita bisa melibatkan diri dalam kegiatan sosial atau amal yang bertujuan untuk membantu sesama. Melalui tindakan-tindakan nyata ini, kita akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang datang dari memberi dan berbagi. Kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari pengakuan atau pujian, tetapi dari perasaan bahwa kita telah melakukan sesuatu yang baik dan berarti bagi orang lain.
Dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, mengingat kebesaran Tuhan juga akan memberikan kita kekuatan dan ketenangan. Ketika kita menghadapi masalah, kita dapat mengandalkan kepercayaan bahwa Tuhan yang Maha Kuasa selalu bersama kita dan akan memberikan jalan keluar. Dengan demikian, kita tidak akan mudah merasa putus asa atau kehilangan arah. Sebaliknya, kita akan lebih tenang dan yakin dalam menghadapi setiap ujian hidup.
KH. Ahmad Musthofa Bisri mengajarkan kita bahwa mengingat kebesaran Tuhan adalah kunci untuk menghindari sikap sombong dan merendahkan orang lain. Dengan mengingat kebesaran-Nya, kita akan menjadi pribadi yang lebih rendah hati, penuh kasih, dan mampu menghargai orang lain. Kita akan belajar untuk hidup dengan penuh rasa syukur dan berusaha memberikan yang terbaik bagi sesama.
Mari kita terus mengingat kebesaran Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Dengan begitu, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih berarti bagi orang lain. Semoga kita semua dapat menjalani hidup dengan penuh kerendahan hati dan kasih sayang, serta memberikan dampak positif yang abadi bagi dunia ini.