Dawuh Gus Mus tentang Keagungan dalam Kerendahan Hati

Dawuh Gus Mus
Sumber : Dawuh Guru

“Orang yang paling tinggi derajatnya ialah orang yang tidak melihat derajatnya. Orang yang paling banyak keutamaannya ialah orang yang tidak melihat keutamaannya.”

KH. Ahmad Musthofa Bisri

Keagungan dalam Kerendahan Hati: Menggapai Derajat dan Keutamaan yang Sejati

KH. Ahmad Musthofa Bisri, seorang ulama yang penuh kebijaksanaan, memberikan kita pandangan mendalam melalui pernyataannya: “Orang yang paling tinggi derajatnya ialah orang yang tidak melihat derajatnya. Orang yang paling banyak keutamaannya ialah orang yang tidak melihat keutamaannya.” Pesan ini mengajak kita untuk merenungi makna sejati dari keagungan dan keutamaan dalam hidup, serta mengajarkan bahwa kerendahan hati adalah kunci untuk meraih keduanya.

Dalam kehidupan, banyak orang berlomba-lomba untuk mencapai kedudukan tinggi dan meraih berbagai keutamaan. Mereka bekerja keras, belajar, dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pengakuan, pujian, dan penghormatan. Namun, KH. Ahmad Musthofa Bisri mengingatkan bahwa derajat tertinggi dan keutamaan terbesar justru dimiliki oleh mereka yang tidak terfokus pada pencapaian tersebut. Orang yang benar-benar tinggi derajatnya adalah mereka yang tidak melihat atau memperhitungkan derajat mereka sendiri. Demikian pula, orang yang memiliki banyak keutamaan adalah mereka yang tidak menyadari atau tidak memamerkan keutamaannya.

Mengapa demikian? Jawabannya terletak pada prinsip kerendahan hati. Kerendahan hati adalah sikap yang memandang diri dengan jujur dan tidak berlebihan. Orang yang rendah hati tidak mencari-cari pengakuan atau penghormatan dari orang lain. Mereka menjalani kehidupan dengan tulus dan ikhlas, melakukan kebaikan bukan untuk mendapatkan pujian, tetapi karena mereka merasa itulah yang benar dan baik untuk dilakukan.

Sikap tidak melihat derajat dan keutamaan ini membawa kita pada pemahaman bahwa yang paling penting dalam hidup bukanlah bagaimana orang lain memandang kita, tetapi bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan. Orang yang tidak melihat derajatnya sendiri adalah mereka yang sadar bahwa semua kehormatan dan kedudukan yang mereka miliki hanyalah titipan dari Tuhan. Mereka mengakui bahwa segala pencapaian mereka adalah hasil dari rahmat dan anugerah Tuhan, bukan semata-mata karena usaha pribadi.

Dalam pandangan Islam, kerendahan hati adalah salah satu sifat yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah contoh terbaik dari kerendahan hati. Meskipun beliau memiliki derajat yang sangat tinggi sebagai Rasulullah, beliau selalu bersikap rendah hati, tidak pernah membanggakan diri, dan selalu menghormati serta memperlakukan orang lain dengan baik. Beliau mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari kekayaan, kedudukan, atau pujian yang diterima, tetapi dari ketakwaan dan kebaikan hati.

Orang yang tidak melihat keutamaannya sendiri adalah mereka yang berbuat kebaikan tanpa pamrih. Mereka membantu sesama, memberikan sedekah, dan melakukan amal kebaikan tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan. Mereka menyadari bahwa keutamaan sejati adalah ketika kita berbuat baik dengan ikhlas, tanpa ada niat untuk menunjukkan atau memamerkan kebaikan tersebut. Ketika kita berbuat baik dengan tulus, kebaikan itu akan terasa lebih bermakna dan mendalam.

Mengapa penting untuk tidak melihat atau membanggakan keutamaan kita? Karena fokus pada keutamaan diri sendiri bisa mengarah pada sikap sombong dan merasa lebih baik daripada orang lain. Sikap ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menghalangi kita dari pencapaian spiritual yang sejati. Ketika kita merasa sudah banyak berbuat kebaikan dan keutamaan, kita mungkin akan berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, dengan tidak melihat keutamaan kita, kita akan terus termotivasi untuk berbuat lebih banyak kebaikan dan terus berusaha memperbaiki diri.

KH. Ahmad Musthofa Bisri mengingatkan kita bahwa kerendahan hati adalah kunci untuk meraih kedudukan tinggi dan keutamaan besar. Dengan tidak melihat atau memperhitungkan derajat dan keutamaan kita, kita akan tetap fokus pada upaya untuk terus berbuat baik dan meningkatkan diri. Kerendahan hati ini juga akan membuat kita lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan dan lebih empati terhadap sesama.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengaplikasikan prinsip ini dengan berbagai cara. Pertama, kita perlu melatih diri untuk selalu bersikap rendah hati, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Kita bisa memulai dengan tidak membanggakan diri atas pencapaian atau keutamaan yang kita miliki. Sebaliknya, kita harus selalu ingat bahwa semua itu adalah anugerah dari Tuhan dan merupakan hasil dari kerja sama dengan orang lain.

Kedua, kita perlu berbuat kebaikan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Beramal dengan tulus dan membantu orang lain tanpa pamrih akan memberikan kepuasan batin yang sejati. Kita juga harus belajar untuk menerima pujian dengan rendah hati dan tidak terjebak dalam perasaan sombong atau merasa lebih baik daripada orang lain.

Ketiga, kita perlu selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keutamaan kita. Dengan tidak melihat keutamaan yang telah kita capai, kita akan terus termotivasi untuk berbuat lebih banyak kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik. Proses ini adalah perjalanan seumur hidup yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan komitmen yang kuat.

Dalam konteks sosial, prinsip kerendahan hati ini juga sangat penting. Sebagai anggota masyarakat, kita perlu mengedepankan sikap rendah hati dan menghargai orang lain. Dengan tidak melihat derajat atau keutamaan kita sendiri, kita akan lebih mudah untuk berempati, bekerja sama, dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama. Sikap ini juga akan membantu kita untuk lebih inklusif dan tidak diskriminatif, karena kita menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai dan potensi yang sama di hadapan Tuhan.

Kerendahan hati juga membawa kita pada kesadaran bahwa kita tidak hidup sendiri. Kita adalah bagian dari komunitas yang saling terkait dan saling membutuhkan. Dengan tidak melihat derajat dan keutamaan kita sendiri, kita akan lebih mudah untuk bekerja sama, berbagi, dan saling mendukung. Ini adalah fondasi dari masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.

Akhir kata, KH. Ahmad Musthofa Bisri mengajarkan kita bahwa keagungan dan keutamaan sejati terletak pada kerendahan hati. Orang yang paling tinggi derajatnya adalah mereka yang tidak melihat derajatnya, dan orang yang paling banyak keutamaannya adalah mereka yang tidak melihat keutamaannya. Mari kita berusaha untuk selalu bersikap rendah hati, berbuat kebaikan dengan ikhlas, dan menghargai setiap anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Dengan begitu, kita akan meraih kedudukan tinggi dan keutamaan yang sejati, serta menjadi pribadi yang lebih baik dan bermakna bagi diri sendiri dan orang lain.

Baca Juga  Quote Ning Siti Khurrotin tentang Perempuan