Oleh: Aqib Muhammad Kh
“Uang memang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang.” Begitulah banyak sekali memo itu bertebaran di media sosial, entah di instagram, facebook, twitter, dan lain-lain.
Dan memang seperti itulah kenyataannya saat ini. Semua diukur dengan uang. Bahkan, naudzubillah, kadar ketakwaan dan keimanan seseorang diukur dari seberapa kekayaannya. Semakin seseorang kaya, semakin dianggap dia takwa. Zaman sekarang, harta dan agama seakan tidak bisa dipisahkan.
Pendakwah-pendakwah, orator-orator, seakan-akan dituntut untuk kaya terlebih dahulu sebelum menyampaikan agama. Katakan, misalnya, Pak A khotbah Jumat menyampaikan soal sedekah dan zakat, dan mengajak masyarakat sekitar untuk bersedekah agar perekonomian desa dapat stabil.
Kenyataan yang ada di masyarakat setelah Pak A menyampaikan khotbah bukannya masyarakat menerima nasehat Pak A, tapi justru meng-ghibahi-nya. “Lhawong dia saja miskin, gak bisa bersedekah dan zakat, kok nyuruh-nyuruh orang zakat. Naudzubillah.
Maka oleh sebab itu, semoga dengan adanya amalan ini, kiranya kita dapat berusaha agar mendapatkan rezeki yang barakah lewat jalur doa. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW dalam salah satu hadist: الدعاء سلاح المؤمن (doa adalah senjatanya orang mukmin). Juga jaminan Allah SWT yang pasti akan mengabulkan doa-doa hambanya.
Dalam hal ini, saya hanya sebagai mediator, atau perantara saja. Doa ini diijazahkan oleh KH. Makshum Jauhari, pendiri pencak silat Pagar Nusa, yang sudah tersebar dan dikenal di seluruh Nusantara.
Pada salah satu kesempatan ketika memberikan tausiah, beliau berkata, kalau ingin kaya, silakan membaca doa ini. Baik pekerjaannya berternak, berdagang, atau bertani. Doanya adalah sebagai berikut:
الغني الشكور المغنى الرزاق الفتاح الكافي الحسيب الوكيل المعطى المغيث
Dibaca setiap sholat fardhu 5 kali, kemudian ketika malam hari dibaca 41 kali. Insya Allah jika istiqomah mengamalkannya, akan diberi kecukupan oleh Allah SWT.
Dawuh Gus Makshum, asalkan wirid ini diamalkan dengan ikhlas, insya Allah akan berhasil. Semoga kita semua diberikan oleh Allah SWT rezeki yang lancar, barokah, halal, dan banyak. Sehingga bisa kita gunakan untuk kepentingan agama Islam dan untuk kemaslahatan umat.
Sebagaimana kita ketahui, Sayyidah Khadijah adalah istri pertama Rasulullah yang sangat kaya raya. Dan kita juga tahu, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh Sayyidah Khadijah digunakan untuk kepentingan dakwah Rasulullah SAW dan kepentingan Islam.
Sekelumit Tentang Gus Makshum
Makshum Jauhari, atau yang akrab disapa Gus Makshum adalah pendiri pencak silat Pagar Nusa. Beliau dilahirkan di Kanigoro, Kras, Kediri, Jawa Timur, pada tanggal 8 Agustus 1944 Masehi. Beliau merupakan salah satu cucu dari pendiri pesantren Lirboyo, KH. Abdul Karim.
Saat masih kecil beliau belajar kepada orangtuanya sendiri, yaitu KH. Abdullah Jauhari, kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah dasar Kanigoro pada tahun 1957. Setelah lulus dari SD Kanigoro, beliau melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyyah Lirboyo, tapi tidak sampai tamat. Beliau lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu pencak silat, ketabiban, dan kejadugan.
Salah satu kekeramatan beliau adalah: saat menginap di desa Wilayu, Genteng, Banyuwangi, beliau disantet. Saat itu sekitar jam setengah dua malam. Ketika beliau akan istirahat, tiba-tiba ada bola api sebesar telur terbang menuju ke arah paha beliau. Mengetahui itu beliau tidak panik. Malah dengan santai membiarkan bola api itu mendekat. Setelah bola api itu berada di dekat paha, beliau bertanya kepada bola api: “Banyolan ta?” (mau bercanda kah?). Sejurus kemudian, bola api tersebut menghilang dari hadapan beliau, menembus celah-celah kegelapan malam.
اللهم اذقنا حقيقة اليقين، وارزقنا محبة الموقنين والصالحين. امين، يا معين

