Silsilah KH Hasyim Asy’ari: Pendiri Nahdlatul Ulama dan Pejuang Islam Nusantara
KH Hasyim Asy’ari adalah seorang ulama besar Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Beliau adalah sosok yang tak tergantikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pengembangan keilmuan Islam yang berakar pada tradisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur, KH Hasyim Asy’ari memainkan peran penting dalam membentuk wajah Islam Nusantara yang moderat dan inklusif.
Silsilah KH Hasyim Asy’ari
Secara silsilah, garis keturunan KH Hasyim Asy’ari dapat ditelusuri hingga kepada Nabi Muhammad SAW melalui jalur keturunan putri beliau, Siti Fatimah Azzahra, yang menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Berikut adalah silsilah lengkap KH Hasyim Asy’ari dari Rasulullah Muhammad Saw.
Nabi Muhammad saw. >Fatimah al-Zahra > Husain bin Ali > Ali Zainal Abidin > Muhammad al-Baqir > Ja’far ash-Shadiq > Ali al-Uraidhi > Muhammad an-Naqib > Isa ar-Rumi > Ahmad al-Muhajir > Ubaidullah > Alwi Awwal > Muhammad Sahibus Saumiah > Alwi ats-Tsani > Ali Khali’ Qasam > Muhammad Shahib Mirbath > Alwi Ammi al-Faqih > Abdul Malik (Ahmad Khan) > Abdullah (al-Azhamat Khan) > Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan) > Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar) > Maulana Ishaq > Raden ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri) > Abdurrohman / Jaka Tingkir (Sultan Pajang) > Abdul Halim (Pangeran Benawa) > Abdurrohman (Pangeran Samhud Bagda) > Abdul Halim > Abdul Wahid > Abu Sarwan > KH. Asy’ari (Jombang) > KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
Masa Kecil dan Pendidikan
KH Hasyim Asy’ari lahir dalam keluarga yang sangat religius. Ayahnya, Kiai Asy’ari, dan ibunya, Nyai Halimah, merupakan tokoh agama di lingkungannya. Beliau tumbuh dalam suasana yang penuh nilai-nilai keislaman, sehingga sejak kecil sudah akrab dengan pendidikan agama.
Pada usia muda, KH Hasyim Asy’ari memulai pendidikan agamanya di berbagai pesantren terkenal, seperti Pesantren Siwalan di Sidoarjo dan Pesantren Langitan di Tuban. Kecerdasan dan semangat belajarnya membuatnya kemudian melanjutkan studi ke Mekkah. Di Tanah Suci, beliau belajar dari ulama besar seperti Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Mahfuzh Al-Tarmasi, yang mengasah keilmuannya dalam bidang tafsir, hadis, dan fikih.
Mendirikan Nahdlatul Ulama (NU)
Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama bersama sejumlah ulama Nusantara. Organisasi ini bertujuan mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan melawan pengaruh kolonialisme serta modernisme yang dianggap mengancam nilai-nilai Islam tradisional.
Dibawah kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari, NU berkembang menjadi wadah perjuangan umat Islam di Indonesia. NU tidak hanya fokus pada penguatan keagamaan, tetapi juga mengambil peran dalam pendidikan, sosial, dan politik. Melalui pesantrennya, KH Hasyim Asy’ari melahirkan banyak ulama dan pemimpin yang turut berkontribusi bagi kemerdekaan Indonesia.
Pemikiran dan Perjuangan Kemerdekaan
Sebagai ulama yang visioner, KH Hasyim Asy’ari menekankan pentingnya moderasi dalam beragama. Beliau juga memegang teguh prinsip cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Dalam perjuangan kemerdekaan, beliau mengeluarkan fatwa resolusi jihad pada tahun 1945, yang mendorong umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Fatwa ini menjadi pemicu pertempuran 10 November di Surabaya, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Karya Tulis dan Warisan
KH Hasyim Asy’ari adalah seorang penulis produktif. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, yang membahas etika hubungan antara guru dan murid. Karya-karyanya banyak dijadikan rujukan di pesantren hingga saat ini.
Selain itu, beliau mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang pada tahun 1899, yang menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia. Pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat gerakan sosial dan politik.
Wafat dan Penghormatan
KH Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947 dalam usia 76 tahun. Beliau dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang. Jasa-jasanya dalam perjuangan agama dan bangsa menjadikannya salah satu tokoh nasional yang dihormati, dan namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
KH Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama besar yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Islam dan Indonesia. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama, pemikirannya tentang Islam moderat, pendidikan, dan perjuangan kemerdekaan terus relevan hingga kini. Warisan beliau menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk menjaga nilai-nilai keislaman yang inklusif dan cinta tanah air.