Quotes Gus Dur tentang Kepemimpinan Sederhana

Quotes Gus Dur
Sumber : Dawuh Guru

“Saya heran, sekarang orang-orang nyalon presiden kok jadi repot begitu, harus pakai duit ratusan miliar. Saya dulu jadi presiden cuma modal dengkul, itupun dengkulnya Amien Rais.”

KH. Abdurrahman Wahid

Kepemimpinan Sederhana Gus Dur: Refleksi dari Perjuangan Tanpa Modal Besar

Di tengah hiruk-pikuk dunia politik modern, ada satu ungkapan dari Gus Dur yang menggugah kesadaran banyak orang: “Saya heran, sekarang orang-orang nyalon presiden kok jadi repot begitu, harus pakai duit ratusan miliar. Saya dulu jadi presiden cuma modal dengkul, itupun dengkulnya Amien Rais.” Kata-kata ini bukan hanya menyindir fenomena politik masa kini, tetapi juga menggambarkan bagaimana kepemimpinan sejati seharusnya dibangun. Gus Dur, dengan gayanya yang khas dan penuh humor, menyampaikan pesan mendalam tentang esensi kepemimpinan dan bagaimana perjuangan politik yang tulus tidak selalu membutuhkan modal materi yang besar.

Dalam konteks politik modern, uang sering kali menjadi faktor penentu dalam berbagai aspek, terutama dalam kampanye politik. Untuk mencalonkan diri sebagai presiden, kandidat biasanya harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Biaya kampanye, iklan, konsultan politik, dan berbagai strategi lainnya memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Realitas ini sering kali membuat orang-orang bertanya-tanya, apakah politik hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki kekayaan? Gus Dur, dengan pernyataannya, seakan mengingatkan kita bahwa kepemimpinan sejati tidaklah selalu terkait dengan uang.

Gus Dur, atau Abdurrahman Wahid, menjadi presiden Indonesia pada tahun 1999, di tengah situasi politik yang sangat dinamis pasca-reformasi. Perjuangannya untuk menjadi presiden bukanlah melalui jalan yang mudah atau ditopang oleh kekayaan melimpah. Sebagai seorang tokoh dari Nahdlatul Ulama, Gus Dur dikenal dengan kesederhanaannya dan komitmennya pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Dalam proses politik yang penuh dengan intrik dan permainan uang, Gus Dur berhasil menunjukkan bahwa integritas, kejujuran, dan dukungan dari orang-orang yang sepaham adalah modal utama dalam perjuangan politik.

Ungkapan “modal dengkul, itupun dengkulnya Amien Rais” yang disampaikan oleh Gus Dur mengandung makna yang sangat dalam. Amien Rais, seorang tokoh reformasi yang juga memiliki peran besar dalam perubahan politik Indonesia, menjadi salah satu pendukung utama Gus Dur. Kata-kata ini mencerminkan bahwa dalam politik, dukungan dari orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama sangatlah penting. Gus Dur tidak sendiri dalam perjuangannya; ia didukung oleh jaringan solidaritas dan persahabatan yang kuat. Modal utama dalam perjuangan politik bukanlah uang, melainkan kepercayaan dan dukungan dari sesama pejuang yang memiliki komitmen yang sama.

Keberhasilan Gus Dur menjadi presiden dengan “modal dengkul” juga menunjukkan betapa pentingnya keberanian dan ketulusan dalam berpolitik. Ia tidak mengandalkan uang atau kekayaan untuk meraih kekuasaan, tetapi keberanian untuk berdiri dan menyuarakan kebenaran, meskipun itu berarti menentang arus utama. Keberanian seperti inilah yang sering kali hilang dalam politik modern, di mana banyak politisi lebih memilih jalan aman dengan mengandalkan kekayaan dan kekuasaan daripada menyuarakan nilai-nilai yang benar dan adil.

Namun, kenyataan yang dihadapi oleh banyak calon pemimpin saat ini sangat berbeda. Politik telah berubah menjadi arena yang mahal, di mana uang menjadi syarat utama untuk memenangkan dukungan dan suara. Dalam konteks ini, pernyataan Gus Dur menjadi pengingat yang sangat relevan. Ia mengajak kita untuk melihat kembali nilai-nilai dasar dari kepemimpinan dan politik. Bahwa sejatinya, pemimpin yang baik adalah mereka yang berani berdiri untuk kebenaran, memiliki integritas, dan mendapat dukungan dari rakyat bukan karena uang, tetapi karena visi dan misi yang mereka bawa.

Selain itu, pernyataan Gus Dur juga mengandung kritik terhadap sistem politik yang semakin materialistis. Ketika uang menjadi faktor utama dalam politik, maka yang terjadi adalah politik yang penuh dengan transaksi dan kompromi yang tidak sehat. Kepentingan rakyat sering kali terabaikan karena politisi lebih fokus pada bagaimana mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan selama kampanye. Ini adalah realitas pahit yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Dalam situasi seperti ini, semangat kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Gus Dur menjadi sangat penting untuk dicontoh. Kesederhanaan, integritas, dan keberanian untuk berdiri di atas prinsip adalah kualitas-kualitas yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin. Gus Dur menunjukkan bahwa kepemimpinan yang sejati tidaklah harus mahal, dan bahwa modal terbesar dalam politik adalah kepercayaan dan dukungan dari rakyat.

Kisah Gus Dur juga mengajarkan kita tentang pentingnya dukungan dan solidaritas dalam politik. Tidak ada pemimpin yang bisa berjuang sendiri. Dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama. Dukungan dari Amien Rais kepada Gus Dur adalah contoh nyata bagaimana solidaritas dapat menguatkan perjuangan politik. Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua, bahwa dalam politik, kerjasama dan solidaritas adalah kunci keberhasilan.

Pada akhirnya, ungkapan Gus Dur tentang modal dengkul ini adalah pengingat bagi kita semua untuk kembali ke nilai-nilai dasar dalam berpolitik. Bahwa yang terpenting bukanlah seberapa besar modal yang kita miliki, tetapi seberapa besar keberanian dan komitmen kita untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Gus Dur telah menunjukkan kepada kita bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang integritas, keberanian, dan dukungan dari rakyat. Ini adalah warisan yang harus kita jaga dan teruskan, agar politik kita bisa kembali ke jalur yang benar dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

Gus Dur, dengan kebijaksanaannya, telah memberikan kita pelajaran berharga tentang arti sebenarnya dari kepemimpinan. Dalam dunia politik yang sering kali dipenuhi dengan transaksi dan kompromi, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati tidaklah harus mahal dan bahwa integritas serta keberanian adalah modal terbesar yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Mari kita jadikan pelajaran ini sebagai pedoman dalam memilih dan mendukung pemimpin, agar kita bisa menciptakan politik yang lebih bersih, jujur, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

Baca Juga  Quote Fahruddin Faiz tentang Mengungkapkan Perasaan