Nasihat Ning Jazil tentang Harmoni yang Abadi

Nasihat Ning Jazil
sumber : google
“Dibalik keharmonisan yang bertahun-tahun masih bertahan. Ada dua pribadi yang saling menerima kekurangan, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan saling memaafkan.”
Ning Jazilah An Nahdliyah

Harmoni yang Abadi: Rahasia Hubungan yang Bertahan Lama untuk Milenial dan Gen-Z

Di dunia yang serba cepat dan berubah, menemukan dan menjaga hubungan yang harmonis dan bertahan lama adalah sebuah tantangan tersendiri. Kita sering terjebak dalam euforia awal sebuah hubungan, namun seiring waktu, menghadapi realitas dan tantangan hidup, banyak hubungan yang tidak bisa bertahan. Kutipan dari Ning Jazilah An Nahdliyah, “Dibalik keharmonisan yang bertahun-tahun masih bertahan. Ada dua pribadi yang saling menerima kekurangan, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan saling memaafkan,” memberikan pandangan mendalam tentang rahasia dibalik hubungan yang langgeng.

Bagi milenial dan gen-Z yang hidup di era digital, di mana segalanya tampak instan dan mudah, konsep menjaga hubungan jangka panjang bisa terasa asing. Di media sosial, kita sering melihat hubungan yang sempurna dan penuh kebahagiaan, namun kenyataannya, setiap hubungan pasti memiliki tantangan dan ujian. Untuk mencapai keharmonisan yang bertahan bertahun-tahun, diperlukan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak.

Pertama, mari kita bahas tentang menerima kekurangan. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hubungan, penting bagi kedua pihak untuk menerima pasangan apa adanya, termasuk kekurangannya. Ini bukan berarti kita harus menerima perlakuan buruk atau tidak sehat, tetapi lebih kepada memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ketika kita bisa menerima kekurangan pasangan, kita menciptakan ruang untuk cinta yang lebih tulus dan jujur.

Misalnya, dalam hubungan percintaan, kita mungkin menemukan bahwa pasangan kita memiliki kebiasaan yang tidak kita sukai, seperti kurang teratur atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Daripada fokus pada kekurangan tersebut, kita bisa memilih untuk melihat hal-hal positif dan berusaha memahami alasan di balik kebiasaan itu. Dengan demikian, kita tidak hanya menerima pasangan, tetapi juga mendukung mereka untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Menyelaraskan Generasi

Selanjutnya, saling mengingatkan dalam kebaikan adalah aspek penting dalam menjaga keharmonisan. Dalam hubungan yang sehat, kedua pihak harus berperan sebagai penyemangat dan pengingat bagi satu sama lain. Ini berarti kita tidak hanya mendukung dalam hal-hal baik, tetapi juga berani mengingatkan ketika pasangan melakukan kesalahan atau berada di jalur yang tidak baik. Mengingatkan dalam kebaikan harus dilakukan dengan cara yang lembut dan penuh kasih, bukan dengan menghakimi atau merendahkan.

Sebagai contoh, dalam persahabatan, kita mungkin melihat teman kita terlibat dalam perilaku yang merugikan, seperti kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Sebagai teman yang peduli, kita bisa mengingatkan mereka tentang dampak buruk dari perilaku tersebut dan mendorong mereka untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, kita membantu satu sama lain untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Terakhir, saling memaafkan adalah kunci utama dalam menjaga hubungan yang harmonis. Tidak ada hubungan yang selalu mulus tanpa konflik. Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, dan bahkan kesalahan besar bisa terjadi. Namun, kemampuan untuk saling memaafkan adalah yang membuat hubungan tetap kuat dan bertahan lama. Memaafkan bukan berarti melupakan atau membiarkan kesalahan terulang kembali, tetapi lebih kepada memberikan kesempatan kedua dan tidak menyimpan dendam.

Dalam hubungan keluarga, misalnya, mungkin kita pernah mengalami pertengkaran dengan orang tua atau saudara. Ketika kita bisa saling memaafkan, kita memutus siklus negatif dan membuka jalan untuk hubungan yang lebih baik. Memaafkan juga berarti kita belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya, baik oleh diri kita sendiri maupun oleh orang yang kita maafkan.

Di era digital ini, di mana banyak dari kita mencari validasi dan pengakuan dari luar, penting untuk mengingat bahwa hubungan yang harmonis dan bertahan lama dibangun dari dalam. Ini berarti kita harus berusaha keras untuk menerima kekurangan pasangan, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan saling memaafkan. Dengan melakukan ini, kita menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan yang bisa bertahan melalui berbagai ujian dan tantangan.

Baca Juga  Dawuh Mbah Moen tentang Takdir yang Mempertemukan

Bagi milenial dan gen-Z yang sering merasa tertekan oleh gambaran hubungan yang sempurna di media sosial, penting untuk menyadari bahwa setiap hubungan memiliki perjuangannya sendiri. Hubungan yang terlihat sempurna dari luar mungkin juga menghadapi banyak tantangan di balik layar. Oleh karena itu, daripada membandingkan hubungan kita dengan orang lain, lebih baik fokus pada bagaimana kita bisa terus memperbaiki dan memperkuat hubungan kita sendiri.

Kesimpulannya, rahasia di balik keharmonisan yang bertahan bertahun-tahun adalah saling menerima kekurangan, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan saling memaafkan. Ini adalah pelajaran berharga yang relevan untuk semua generasi, termasuk milenial dan gen-Z. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita bisa membangun hubungan yang kuat, sehat, dan harmonis, yang tidak hanya membawa kebahagiaan di masa kini, tetapi juga di masa depan. Jadi, mari kita terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam setiap hubungan kita, dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.