Biografi Bu Nyai Azzah Noor Laila

Biografi Bu Nyai Azzah Noor Laila

Bu Nyai Hj. Azzah Noor Laila adalah istri KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, beliau mengasuh Pesantren putri yang berdiri tahun 1986 M yang bernama Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat Al-Qur’aniyyah (HMQ).[1] Dawuh-dawuh beliau terkumpul dalam buku yang berjudul “Berbuat Baik Tak Perlu Menunggu Waktu” terbit di Dawuh Guru.

Pesantren yang beliau asuh berada di sebelah timur HMC. Pesantren ini bergerak khusus dalam bidang Alquran. Pada awalnya, pesantren yang diasuh oleh KH. Abdullah Kafabihi Mahrus beserta istri, Nyai Hj. Azzah Noor Laila, hanyalah tempat mengaji anak-anak kampung Lirboyo. Seiring berjalannya waktu, datanglah santri dari luar daerah. Santri generasi pertama adalah Masyi’ah (asal Ciledug), Lailatul Badriyah (asal Karawang), Nur Khofifah (asal Cirebon) dan Rodliyah (asal Ngawi). Tahun 1989 M. gudang padi peninggalan Ibu Hj. Zainab dibongkar dan pada tahun 1990 M. bekas garasi mobil peninggalan KH. Mahrus Ali direnovasi, semuanya itu dilakukan untuk menunjang belajar mengajar Alquran para santri.

Di tahun 1994 M. HMQ melakukan perombakan sistem pendidikannya. Sistem yang semula segala jenis kegiatan pendidikan dikelola oleh Seksi Pendidikan dan hanya terbagi menjadi beberapa tingkatan, dilimpahkan ke Madrasah Al-Hidayah P3HMQ. Seteleh MA P3HMQ berdiri, lembaga ini mempunyai lima jenjang pendidikan: Tingkat I’dadiyah, Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Ma’had Aly. Disamping itu, dibentuk juga Organisasi K-Fein (Kajian Fikih Interaktif) sebagai wadah pengembangan musyawaroh & bahtsul masa’il santriwati. Tak cukup sampai disitu, P3HMQ juga mengembangkan kreativitas santrinya dalam berbagai bidang, yang bisa disalurkan melalui Jam’iyyah Khithobiyah, Diba’iyyah, Praktek Ubudiyah, Mouzic Holic (Pecandu Musyawaroh Asyik) dan Majalah Dinding ar-Rabiet.

Dalam hal pendidikan Alquran, P3HMQ menggunakan metode sorogan langsung kepada Ibu Nyai Hj. Azzah Noor Laila, baik bil ghoib maupun bin nadzor. Sedangkan untuk menambah pengetahuan dan keilmuan untuk santri bil ghoib non siswi dalam fan fikih dan tafsir, Seksi Pendidikan mengadakan pengajian kitab kuning yang dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler. P3HMQ juga menyediakan pendidikan bagi santri yang betul-betul belum mengerti tentang cara membaca Alquran dengan baik dan benar, dengan nama TPA/ TPQ Al-Karim yang diasuh langsung oleh ibu nyai. Selain para santri, banyak juga ibu-ibu kampung sekitar Desa Lirboyo yang mendaftarkan putra-putri mereka untuk mengaji di TPA/TPQ Al-Karim ini. Bukan hanya itu, tak jarang juga ibu-ibu dan anak-anak kampung mengikuti salat berjamaah di musholla P3HMQ, terlebih pada waktu bulan Ramadhan.

Baca Juga  Jejak Mbah Hisyam Kalijaran: Mendidik Santri, Mengarang Kitab, dan Kiprah Beliau

Silsilah Keluarga Bu Nyai Azzah Noor Laila

Ayah: Kiai Muhammad

(putra H.Asyrofuddin dan Zainab, menurut keterangan bahwa Asyrofuddin adalah seorang keturunan Gujarat India yang hijrah ke Semarang)

Ibu: Nyai Ummu Salmah

(putri KH. Syathori pengasuh pondok pesantren Arjawinanngun Cirebon Jawa Barat).

  1. KH. Hasan Thuba Muhammad, pengasuh PP. Raudlah at Thalibin Tanggir Jawa Timur.
  2. KH. Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Dar el Salma Arjawinangun Cirebon.
  3. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, pengasuh Pesantren Dar al Qur`an Kebonbaru Arjawinangun Cirebon.
  4. Hj. Ubaidah Muhammad, pengasuh Pesantren Lasem Jawa Tengah.
  5. KH. Mahsun Muhammad MA. pengasuh Pesantren Dar al Tauhid Cirebon.
  6. Nyai Hj. Azzah Nur Laila, pengasuh pesantren HMQ Lirboyo Kediri.
  7. KH. Salman Muhammad, pengasuh Pesantren Tambak Beras Jombang Jawa Timur.
  8. Nyai Hj. Faiqoh, pengasuh pesantren Langitan Tuban Jawa Timur.[2]

[1] https://lirboyo.net/pondok-pesantren-putri-hidayatul-mubtadi-aat-al-quraniyyah-hmq/

[2] https://umma.id/article/share/id/1002/696377

Tinggalkan Balasan