Adab dan Tata Cara Berziarah ke Raudhah Asyarief Masjid Nabawi

Adab dan Tata Cara Berziarah ke Raudhah Asyarief Masjid Nabawi
Gambar: Tempo

Oleh : Mujahidin Nur, Ketua Departemen Luar Negeri dan Hubungan Antar Lembaga BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) dan Direktur Peace Literacy Institute Indonesia.

” Jangan pernah engkau membuat sedih atau melukai hati para peziarah Rasulullah. Hendaklah kita takut akan murka Allah apabila ada yang meninggalkan Madinah dengan kesedihan dan air mata.”

Madinah al-Munawarrah dikenal sebagai Kota Nabi, yaitu tempat hijrahnya baginda Nabi Muhammad SAW serta tempat jasad mulia beliau dimakamkan. Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, kota ini bernama Yatsrib, sebagaimana dalam sebuah riwayat hadis Abu Musa RA dari Rasulullah SAW bersabda:

رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّيْ أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْلٌ فَذَهَبَ وَهَلِيْ إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرَ فَإِذَا هِيَ الْمَدِيْنَةُ يَثْرِبُ
Artinya: “Aku bermimpi bahwasanya aku berhijrah dari Makkah ke suatu negeri yang banyak ditumbuhi kurma, maka dugaanku tertuju kepada Yammah atau Hajar, ternyata kota itu adalah Yatsrib.”

Nabi Muhammad SAW beserta Abu Bakar ash-Shiddiq pertama kali sampai di Madinah bersinggah di perkampungan Bani ‘Amru bin ‘Auf. Beliau menetap di sana selama 14 hari lalu memerintahkan para sahabatnya untuk membangun masjid. Menurut riwayat ‘Aisyah RA yang berkata bahwa: “Rasulullah SAW menaiki untanya yang berjalan diiringi oleh kaum muslimin hingga untanya menderum di salah satu tempat di Madinah. Kemudian beliau dan kaum muslimin yang bersamanya melaksanakan shalat di sana pada hari itu juga. Tempat itu miliknya Suhail dan Sahal (dua orang anak yatim dalam asuhan As’ad bin Zurarah RA) untuk mengirik kurmanya. Rasulullah SAW bersabda sewaktu untanya menderum di tempat tersebut: “Ini Insya Allah tempat berdiamnya kita.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil dua anak tersebut dan menawar harga tanah miliknya untuk dibangun masjid di atasnya. Mereka menjawab: “Tidak, kami memberikannya untukmu, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW enggan menerima pemberian mereka, hingga akhirnya beliau membeli tanah tersebut. Ketika proses pembangunan masjid, Rasulullah SAW turut ikut mengangkat batu bersama para sahabat. Masjid yang dibangun Rasulullah SAW inilah yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Nabawi.

Baca Juga  Milad Mui Ke 46: Ulama Dan Umara’ Bersatu Melawan Pandemi

Masjid Nabawi menjadi salah satu tempat yang diistimewakan di Kota Madinah. Selain itu di dalamnya juga terdapat titik (spot) tertentu yang disinyalir memiliki keutamaan, serta sebagai tempat mustajab bagi siapa pun yang beribadah atau berdoa di area tersebut, yaitu Raudhah Nabi Muhammad SAW.

Secara segi bahasa arti Raudhah adalah kebun atau taman, sedangkan yang dimaksud Raudhah di dalam Masjid Nabawi adalah suatu tempat yang berada di antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW. Dahulunya tempat ini selalu digunakan baginda Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat sampai akhir hayat beliau.

Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Zaid Al-Mazini diriwayatkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْمَازِنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
Artinya: “Dari Abdullah bin Zaid Al-Mazini, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Tempat di antara rumahku (makam) dan mimbarku ini adalah Raudhah (kebun) di antara beberapa kebun surga.” (HR. Bukhari)

Imam Nawawi menjelaskan hadis di atas di dalam Kitab Syarah Shahih Muslimnya yang berkata sebagai berikut:
ذَكَرُوا فِي مَعْنَاهُ قَوْلَيْنِ أَحَدهمَا : أَنَّ ذَلِكَ الْمَوْضِع بِعَيْنِهِ يُنْقَل إِلَى الْجَنَّة ، وَالثَّانِي : أَنَّ الْعِبَادَة فِيهِ تُؤَدِّي إِلَى الْجَنَّة
Artinya: “Para ulama menjelaskan ada dua makna tentang Raudhah; pertama, Raudhah adalah tempat yang akan dipindah ke surga; kedua, beribadah di tempat itu (Raudhah) akan mengantarkan masuk surga.”

Tidak mengherankan jika ada ribuan orang berebut dan berdesakan untuk melakukan ibadah di tempat mulia itu. Harus diakui untuk bisa melakukan ibadah di Raudhah tidak semudah dibayangkan, karena umat Islam sedunia antri untuk merasakan ibadah di Raudhah pula. Terlebih oleh pengawas Masjid Nabawi dibatasi waktunya supaya bergantian dengan jamaah yang lain.

Baca Juga  Mendung Air Mata di Kaki Langit Madinah

Hal lain yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan oleh umat muslim ketika berada Raudhah adalah adab dan tata cara memasukinya. Memasuki Raudhah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Adapun mengenai adab berziarah ke Raudhah As-Syarief yaitu sebagai berikut :

1. Memakai pakaian yang sopan untuk kemudian berwudhu
2. Membaca doa memasuki masjid بسم الله و على ملة رسول الله. رب ادخلني مدخل صدق واخرجني مخرج صدق واجعل من لدنك سلطانا نصيرا
3. Memperbanyak salat dan zikir sesudah memasuki masjid selama menunggu memasuki Raudhah
4. Hendaklah memasuki pintu Bab al-Nisa dengan kaki kanan
5. Mengucapkan salam kepada Rasulullah السلام عليك يا أيها الرسول \ يا أيها النبي
6. Kemudian mengucapkan salam kepada sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, السلام عليك يا أبا بكر السلام عليك يا خليفة الرسول,
7. Kemudian mengucapkan salam kepada Umar bin Khatab, السلام عليك يا عمر السلام عليك يا أمير المؤمنين.
8. Melaksanakan sholat sunnah baik itu sholat sunah tahiyatul masjid, solat sunah hajat dan lain-lain.
9. Memperbanyak membaca sholawat kepada nabi Muhamad Saw
10. Tidak mengeraskan suara ketika berbicara di dalam Raudhah
11. Tidak menyibukkan diri dengan berfoto atau membuat video عدم انشغال بالتصوير
12. Tidak melampaui batas waktu yang telah ditentukan
13. Menjaga kekhusyukan dalam berdoa kepada Allah SWT dan disunahkan sholat Sunnah dua rokaat di Raudhah sebelum meninggalkan Madinah

Beberapa adab dan tata cara memasuki Raudhah di atas harus kita terapkan. Kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk selalu menjaga adab sopan santun di manapun berada, terlebih lagi di tempat yang sangat dimuliakan ini yaitu Masjid Nabawi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menghormati tempat-tempat suci dengan berperilaku baik, menjaga kebersihan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.

Baca Juga  PERAN MUI DAN LEMBAGA FATWA DUNIA DALAM PENANGGULANGAN COVID- 19

Selain itu, kita juga harus memperhatikan aturan dan arahan dari petugas masjid untuk memastikan kenyamanan dan keamanan bersama. Dengan menanamkan sikap hormat dan disiplin dalam diri, kita dapat menjalani ibadah dengan lebih khusyuk dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan untuk berkunjung ke tempat-tempat suci dan selalu diberi petunjuk untuk menjaga adab di mana pun kita berada terlebih ketika kita berada di Raudhahnya yang mulia. Amin.