Silsilah Keluarga Mbah Sambu Lasem

Silsilah Keluarga Mbah Sambu Lasem
gambar : Makam Mbah Sambu

Mengenal Sosok Mbah Sambu Lasem, Ulama Legendaris Kota Lasem

Mbah Sambu, atau Sayyid Abdurrahman Basyaiban, adalah salah satu ulama besar yang legendaris di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Makamnya menjadi tujuan utama para peziarah, khususnya menjelang bulan Ramadan. Siapakah sebenarnya Mbah Sambu, dan seperti apa kontribusinya dalam sejarah Islam di Jawa?

Silsilah dan Asal Usul Mbah Sambu

Mbah Sambu merupakan putra Pangeran Benowo, yang juga cucu Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, Raja Kerajaan Pajang. Beliau wafat pada tahun 1671 M.

Mbah Sambu awalnya melarikan diri dari Kerajaan Pajang akibat konflik terkait jabatan di istana. Setelah meninggalkan Pajang, ia melanjutkan pendidikan agamanya di kawasan Ampel, Surabaya. Pada saat yang sama, Adipati Tejokusuma atau Mbah Srimpet, Bupati Lasem kala itu, memerlukan seorang ulama untuk mengajarkan agama Islam. Mbah Sambu pun dipanggil ke Lasem.

Menurut Kyai Hasan Abdillah (Glenmore Banyuwangi) yang mengutipdari keterangan ayahnya, almarhum Kyai Qusyairi tentang SayyidAbdurrachman al-Basyaiban alias Mbah Sambu alias Raden MuhammadSyihabuddin Sambu Digdodiningrat. Sayyid Abdurrachman al-Basyaibanadalah 27 keturunan langsung (nasab) dari Rasulullah SAW. yang silsilahnya sebagai berikut :

  1. Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban alias Mbah Sambu (makam diLasem, Rembang)
  2. bin Sayyid Muhammad Hasyim
  3. bin Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban
  4. bin Sayyid Abdullah
  5. bin Sayyid Umar bin Sayyid Muhammad
  6. bin Sayyid Achmad
  7. bin Sayyid Abubakar Basyaiban
  8. bin Sayyid Muhammad Asy’adullah
  9. bin Sayyid Hasan At-Taromi
  10. bin Sayyid Ali
  11. bin Sayyid Muhammad Al Fagih Muqoddam (makam di Hadramaut Yaman)
  12. bin Sayyid Ali
  13. bin Sayyid Muhammad Shohibi Mirbat (makam di Zafar,Hadramaut Yaman)
  14. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (makam di Tarim, Hadramaut Yaman)
  15. bin Sayyid Alwi (makam di Bait Jubair, Hadramaut)
  16. bin Sayyid Muhammad (makam di Bait Jubair, Hadramaut)
  17. bin Sayyid Alwi (makam di Samal, Hadramaut)
  18. bin Sayyid Abdullah Ubaidillah (makam di Al-Ardli Burt Hadrai)
  19. bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir (makam di Basra Tarim, Hadramaut Yaman)
  20. bin Sayyid `Isa An-Naqib (makam di Basrah, Iraq)
  21. bin Sayyid Muhammad An Nagib (makam di Basrah, Iraq)
  22. bin Sayyid Ali Al -‘Uraidi (makam di Madinah)
  23. bin Sayyid Ja’far Ash-Shodiq (makam di Madinah)
  24. bin Sayyid Muhammad Al-Bagier (makam di Madinah)
  25. bin Sayyid Ali Zainal Abidin (makam di Madinah)
  26. bin Sayyidina Husein binti Fatimah Az-Zahroh RA, Isteri Sahabat Sayyidina Ali Al –Murtadlo RA (makam di Baqi’ Madinah, saudi Arabia)
  27. bin Rosulullah Muhammad SAW (makam di Masjid NabawiMadinah, Saudi Arabia)
Baca Juga  Biografi Lengkap Syekh Ahmad Marzuki Beserta Pengaruhnya

Peran dan Kontribusi Mbah Sambu di Lasem

Setibanya di Lasem, Mbah Sambu diangkat sebagai Wali Negara atau guru agama Islam. Bahkan, Adipati Tejokusuma menjadikannya menantu. Hal ini menjadikan Mbah Sambu ulama besar pertama di Lasem, dimulai sejak tahun 1558 M.

Sebagai penghargaan atas jasanya, Mbah Sambu diberi tanah perdikan yang kini menjadi lokasi Masjid Jami’ Lasem. Hingga saat ini, Masjid Jami’ Lasem tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan, termasuk haul tahunan untuk memperingati jasa Mbah Sambu yang digelar setiap tanggal 14, 15, dan 16 Dzulhijjah.

Makam Mbah Sambu: Tempat Ziarah Favorit

Makam Mbah Sambu selalu ramai didatangi peziarah, terutama menjelang Ramadan. Para peziarah datang dari berbagai daerah untuk memanjatkan doa dan mencari berkah. Salah satu peziarah, Sumiyati (38), asal Tuban, mengatakan bahwa dirinya bersama rombongan rutin mengunjungi makam Mbah Sambu menjelang bulan suci.

“Momen menjelang Ramadan sering kami manfaatkan untuk berziarah ke makam para wali, termasuk Mbah Sambu,” ujar Sumiyati.

Hal serupa juga diungkapkan Ratman (32), peziarah asal Blora, yang menjadikan ziarah ke makam Mbah Sambu sebagai tradisi tahunan.

Lonjakan Peziarah Menjelang Ramadan

Menurut Abdullah Hamid, salah satu pengurus Masjid Jami’ Lasem, jumlah peziarah meningkat drastis menjelang Ramadan. Setiap harinya tercatat sekitar 600 orang datang ke makam Mbah Sambu, baik dari wilayah lokal maupun luar kota.

“Menjelang puasa, banyak rombongan peziarah dari berbagai daerah yang datang menggunakan bus atau kendaraan pribadi. Puncaknya biasanya satu hari sebelum Ramadan,” jelas Abdullah.

Warisan dan Pengaruh Mbah Sambu

Mbah Sambu tidak hanya dikenal sebagai ulama besar, tetapi juga sebagai sosok yang berjasa dalam menyebarkan dan mengajarkan ajaran Islam di Lasem. Hingga kini, namanya tetap harum dan dikenang melalui tradisi ziarah serta kegiatan keagamaan yang dilaksanakan secara rutin.

Baca Juga  Biografi Lengkap KH. Syukri Imam Ghazali Beserta Ajarannya

Dengan warisan berupa Masjid Jami’ Lasem dan pengaruhnya dalam perkembangan Islam di Jawa, Mbah Sambu menjadi tokoh yang tak tergantikan dalam sejarah keislaman di Indonesia.