KH Mu’tashim Billah : Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang Inspiratif
KH Mu’tashim Billah, seorang ulama terkemuka, dikenal luas sebagai pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran di Yogyakarta. Beliau tidak hanya menjadi penerus perjuangan ayahnya, KH Muhammad Mufid Mas’ud, tetapi juga berhasil membawa pesantren ini tumbuh pesat dan melahirkan banyak generasi berprestasi. Artikel ini akan membahas secara mendalam biografi dan silsilah KH Mu’tashim Billah, memberikan gambaran inspiratif tentang perjalanan hidup dan kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam.
Biografi Singkat KH Mu’tashim Billah
Dr. KH. Mu’tashim Billah, SQ, MPd.I, lahir di Yogyakarta dan tumbuh di lingkungan keluarga agamis. Beliau adalah putra keenam dari KH Muhammad Mufid Mas’ud dan Nyai Hj Jauharah Munawwir. Dengan latar belakang pendidikan agama yang kuat, KH Mu’tashim Billah menempuh studi di Institut PTIQ Jakarta dan meraih gelar akademis dalam bidang pendidikan Islam.
Sejak tahun 2007, setelah wafatnya sang ayah, KH Mu’tashim Billah mengambil alih kepemimpinan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran. Selama masa kepemimpinannya, beliau membawa pesantren ini berkembang pesat dengan mendirikan berbagai cabang di daerah seperti Sleman, Gunungkidul, Wonogiri, Bantul, dan Klaten (Bayat). Selain itu, beliau juga mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) pada tahun 2012 sebagai bagian dari upaya mencetak generasi yang unggul dalam ilmu agama dan akademik.
Silsilah Keluarga
1. Garis Keturunan Ayah
KH Mu’tashim Billah berasal dari garis keturunan ulama besar melalui ayahnya, KH Muhammad Mufid Mas’ud, yang merupakan putra KH Ali Mas’ud. Dari silsilahnya, KH Mu’tashim Billah adalah keturunan langsung dari Sunan Tembayat atau Pandanaran II, yang juga dikenal sebagai salah satu wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Berikut adalah urutan garis keturunannya:
- KH Muhammad Mufid Mas’ud
- KH Ali Mas’ud
- BRM Abdul Mutholib Muhammad Izhar
- Pangeran Mindel II
- Pangeran Banggolo
- Pangeran Kuba
- Pangeran Mindel I
- Pangeran Masjid Wetan II
- Pangeran Masjid Wetan I
- Pangeran Minang Kabo
- Panembahan Jiwa I
- Sunan Tembayat (Pandanaran II)
- Raden Hamzah
- Sunan Ampel
2. Garis Keturunan Ibu
Dari pihak ibu, Nyai Hj Jauharah Munawwir, KH Mu’tashim Billah memiliki hubungan dengan KH Munawwir dari Krapyak, Bantul, seorang ulama besar yang dikenal sebagai pelopor pembelajaran Al-Qur’an di pesantren. Garis keturunan dari pihak ibu juga mencakup nama-nama besar dalam dunia pesantren, seperti KH Abdullah Rasjad (Khatib Anom) dan KH Hasan Bashori.
Keluarga dan Hubungan Kekeluargaan
KH Mu’tashim Billah menikah dengan Nyai Hj Siti Faiqah Mahfudzah Hasyim dari Banjarnegara. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai tiga anak, yaitu Ning Jannati, Gus Jauhari, dan Gus Jauda.
Beliau juga memiliki hubungan erat dengan keluarga ulama lainnya melalui saudara kandung dan kerabatnya, di antaranya:
- KH Ahmad Ibnu Jauzi, pengasuh Pondok Pesantren Al Asy’ariyyah Wonosobo.
- KH Abdul Qodir Munawwir, KH Warson Munawwir (penulis Kamus Al-Munawwir), dan KH Ali Maksum dari Krapyak.
- KH Nawawi Abdul Aziz dari Ngrukem.
Kontribusi dalam Dunia Pendidikan dan Pesantren
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, KH Mu’tashim Billah telah membawa banyak perubahan signifikan. Pesantren ini menjadi salah satu pesantren terkemuka di Indonesia, yang tidak hanya dikenal karena fokusnya pada pendidikan Al-Qur’an tetapi juga pada pendidikan umum dan keterampilan modern.
1. Pengembangan Pesantren
Di bawah kepemimpinan beliau, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memperluas jangkauannya dengan membuka cabang di berbagai wilayah, menjadikan pesantren ini lebih inklusif dan mampu menjangkau lebih banyak santri dari berbagai latar belakang.
2. Pendirian STAISPA
Pada tahun 2012, KH Mu’tashim Billah mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA). Lembaga ini dirancang untuk memberikan pendidikan tinggi berbasis Islam, meliputi berbagai disiplin ilmu keislaman dan pendidikan formal lainnya.
3. Fokus pada Pendidikan Al-Qur’an
Sebagai seorang hafiz Al-Qur’an, KH Mu’tashim Billah sangat menekankan pentingnya pendidikan Al-Qur’an. Beliau memastikan bahwa setiap santri memiliki pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur’an, baik dalam hafalan maupun pemaknaannya.
Kepribadian dan Nilai-Nilai yang Dijunjung
KH Mu’tashim Billah dikenal sebagai sosok yang rendah hati, bijaksana, dan berkomitmen dalam membimbing santri dan masyarakat. Beliau selalu mengutamakan akhlak mulia dalam setiap aktivitasnya dan mendorong para santri untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Sebagai pemimpin, beliau juga dikenal visioner, mampu memadukan tradisi pesantren dengan kebutuhan zaman modern. Hal ini menjadikan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran tetap relevan dan diminati hingga saat ini.
Kesimpulan
KH Mu’tashim Billah adalah sosok ulama yang tidak hanya mewarisi kebesaran nama dari keluarganya tetapi juga berhasil menciptakan jejaknya sendiri dalam dunia pendidikan Islam. Dengan semangat dakwah dan dedikasi yang tinggi, beliau telah membangun Pondok Pesantren Sunan Pandanaran menjadi salah satu pesantren yang berpengaruh di Indonesia.
Melalui pendidikan, KH Mu’tashim Billah tidak hanya mencetak generasi yang unggul dalam ilmu agama tetapi juga berkontribusi besar dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan berdaya saing.
Daftar Pustaka
- Wikipedia. “Mu’tashim Billah (Pandanaran).” Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Mu%27tashim_Billah_(Pandanaran).
- Redaksi Pondok Pesantren Pandanaran. Sejarah dan Kiprah Pondok Pesantren Pandanaran. Yogyakarta: Pandanaran Press, 2015.
- Tim Penulis. Biografi Ulama Nusantara. Jakarta: Pustaka Islam, 2020.
- Dokumentasi STAISPA. Profil Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran. Yogyakarta: STAISPA, 2018.