KH. Marzuki Mustamar adalah seorang ulama terkemuka di Indonesia, lahir pada 22 September 1966 di Blitar, Jawa Timur. Beliau dikenal sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Sabilurrosyad di Kota Malang dan pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur untuk periode 2018-2023.
Silsilah Keluarga KH Marzuki Mustamar
Informasi mengenai silsilah keluarga KH. Marzuki Mustamar tidak banyak dipublikasikan. Abahnya adalah Kiai Mustamar, sementara ibunya Nyai Siti Jainab. Dari keluarga ini, dia mulai belajar Al Quran dan dasar-dasar ilmu agama.
Kiai Marzuki menikah dengan Nyai. Saidah Marzuqi yang berasal dari lamongan dan memiliki 7 anak yakni : Gus Habib Nur Ahmad, Ning Diana Nabela, Ning Millah Shofiah, Gus M. Izzal Maula, Ning Izza Nadila, Ning Rossa Rahmania dan Ning Dina Roisa Kamila.
Pendidikan KH Marzuki Mustamar
Perjalanan pendidikan KH. Marzuki dimulai dari TK Muslimat Karangsono Kanigoro di Blitar pada tahun 1972. Beliau melanjutkan ke MI Miftahul ‘Ulum dan lulus pada tahun 1979. Setelah itu, beliau menempuh pendidikan di SMP Hasanuddin, selesai pada tahun 1982, dan kemudian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tlogo, lulus tahun 1985.
Untuk pendidikan pesantren, KH. Marzuki belajar di Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono. Beliau juga menimba ilmu di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta pada tahun 1988. Gelar Sarjana (S1) diraihnya dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang pada tahun 1990. Beliau melanjutkan studi Magister (S2) di Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada tahun 2004 dan meraih gelar Doktor (S3) dari Universitas Islam Malang (UNISMA) pada tahun 2023.
Selain pendidikan formal, KH. Marzuki juga berguru kepada berbagai ulama, termasuk KH. A. Masduqi Machfudz, seorang ulama terkemuka di Kota Malang.
Karier dan Karya KH Marzuki Kustamar
Sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Sabilurrosyad, KH. Marzuki berperan aktif dalam mengembangkan pendidikan Islam di Malang. Beliau juga menjabat sebagai dosen di Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pada tahun 2010, KH. Marzuki menerbitkan kitab berbahasa Arab berjudul “Al-Muqtathafat li Ahl al-Bidayat”. Kitab ini berisi sanggahan terhadap kelompok-kelompok yang sering membid’ahkan amalan kaum Nahdliyyin, dengan merujuk pada dalil-dalil dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan kaidah Ushul Fiqh. Karya lainnya adalah buku “Solusi Hukum Islam Bersama Kiai Marzuqi Mustamar” yang diterbitkan pada tahun 2016.
Kepemimpinan di Nahdlatul Ulama
Pada Konferensi Wilayah yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, pada 29 Juli 2018, KH. Marzuki terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur untuk periode 2018-2023, berpasangan dengan KH. M. Anwar Manshur sebagai Rais Syuriah.
Kepemimpinan beliau dikenal tegas namun ramah, dengan dakwah yang mengedepankan Islam yang rahmatan lil alamin. Pada tahun 2020, KH. Marzuki dianugerahi gelar “Man of The Year Jatim” oleh Anugerah TIMES Indonesia atas kiprahnya dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi.
KH. Marzuki semakin dikenal publik setelah memimpin prosesi baiat Ustaz Hanan Attaki menjadi warga Nahdlatul Ulama. Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Hanan Attaki juga menjadikan KH. Marzuki sebagai gurunya, menunjukkan pengaruh dan wibawa beliau dalam komunitas ulama di Indonesia.
Penghargaan dan Pengakuan
Selain penghargaan “Man of The Year Jatim” pada tahun 2020, KH. Marzuki juga pernah menerima penghargaan bergengsi dari Vision of Peace Awards yang berpusat di Amerika Serikat, mengakui kontribusinya dalam menyebarkan pesan perdamaian melalui dakwahnya.
Akhir dari artikel ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa KH. Marzuki Mustamar adalah sosok ulama yang berpengaruh di Indonesia, dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan dedikasi tinggi dalam mengembangkan pendidikan Islam. Kepemimpinannya di PWNU Jawa Timur dan kontribusinya dalam dakwah Islam yang damai menjadikannya panutan bagi banyak orang.