Opini  

Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Belajar Al-Qur’an

Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Belajar Al-Qur'an - dawuh guru
Gambar: Kumparan

Oleh: Salma Rihadatul Aisy

Dalam kehidupan di masa sekarang banyak sarana sarana yang bisa digunakan untuk belajar, misalnya menggunakan kecanggihan teknologi sebagai sarana belajar.  Beberapa teknologi yang bisa digunakan untuk belajar Al-Qur’an dalam segi membaca, mendengar ataupun mempelajari Al-Qur’an. Diantaranya adalah:

  1. Teknologi Visual, dengan menggunakan teknologi visual ini dapat mempermudah untuk membaca atau melihat bacaan bacaan Al-Qur’an karena dalam teknologi visual ini termasuk peran penting dalam mempelajari Al-Qur’an yakni indera penglihatan. Teknologi Visual bisa menyajikan Al-Qur’an dalam bentuk digital sehingga bisa mempermudah para pembaca untuk membaca dimana saja dan kapan saja tanpa ribet untuk membawa Al-Qur’an cetak. Namun jika terus terusan memakai Al-Qur’an digital bisa mengurangi adab terhadap kitab suci.
  2. Teknologi Auditif , dengan menggunakan teknologi Auditif ini seseorang bisa mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Teknologi ini sebelumnya hanya bisa menggunakan rekaman suara, namun dengan berkembangnya teknologi mendengar bacaan Al-Qur’an bisa lebih mudah dan bisa langsung banyak, jika dahulu hanya beberapa lembar atau jus, sekarang bisa langsung 30jus.
  3. Teknologi Audio-Visual, teknologi Audio-Visual ini sangat mempermudah untuk kita membaca atau mendengar bahkan mempelajari Al-Qur’an, karena di dalam teknologi Audio-Visual ini bisa dengan indera penglihatan dan indera pendengaran. Seperti dalam aplikasi yang ada di komputer atau di HP itu sudah ada lembar Al-Qur’an yang bisa dibaca dan dalam aplikasi juga sudah bisa secara langsung menggunakan suara bacaannya.

Saat ini teknologi semakin berkembang bahkan dalam suatu aplikasi dalam komputer ataupun alat komunikasi genggam sudah bisa mempermudah seseorang untuk mempelajari Al-Qur’an, dalam aplikasi sudah terdapat bacaan Al-Qur’an berupa tulisan, suara bahkan disitu juga terdapat terjemahan Al-Qur’an, tafsir Al-Qur’an, dan masih banyak lagi.

Baca Juga  Al-Qur’an Itu Mudah Dihafalkan, Namun Mengapa Tidak Semua  Umat Islam Hafal Al-Qur’an?

Perlu diketahui bahwa teknologi hanya sebagai media belajar. Perubahan dan perkembangan teknologi sangat cepat. Orang yang buta, tuli, bisu atau cacat apapun tidak menjadi halangan  untuk seseorang yang memiliki kekurangan tersebut belajar Al-Qur’an. Teknologi juga mempermudah seorang pemula untuk menjadi mahir dalam segi membaca atau memahami Al-Qur’an. Dengan teknologi belajar Al-Qur’an tidak lagi membosankan karena dengan tampilan yang unik dan semakin canggih membuat ketertarikan untuk belajar itu bertambah.

Teknologi ini bersifat netral, ia bisa membangun maupun mengacak-acak Al-Qur’an. Maka dari itu sisi positif teknologi untuk belajar Al-Qur’an harus diperhatikan dengan etika etika belajar Al-Qur’an.

Teknologi hanya sebagai sarana, semua tergantung dengan niat karena dalam hadis sudah dijelaskan bahwa sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niat. Hadis itu juga mengingatkan bahwa setiap mukmin yang ingin melakukan kebaikan maka berniatlah dulu, karena niat saja jika tidak jadi dilakukan sudah menjadi pahala.

Dalam buku sukses ala Nabi karya Muhammad Hamid dijelaskan beberapa penghalang niat, diantaranya adalah:

  1. Tidak Khusyuk, maksud tidak khusyuk disini adalah seringkali orang berniat hanya dilisan saja, sedangkan sesungguhnya tempatnya niat itu di hati dan dipikiran kita yang paling dalam.
  2. Melupakan Niat, maksudnya adalah jika kita tidak bersungguh-sungguh dalam niat maka kita tidak akan merasakan hasil tersebut. Bagaimana bisa niat itu menimbulkan hasil kalau kita niatnya saja tidak serius.
  3. Keraguan, jika kita memiliki keraguan dalam berniat bagaimana kita mendapatkan hasilnya, sedangkan kita tidak yakin dengan niat itu.

Lalu bagaimana sih supaya niat ini bisa membuahkan hasil yang sesuai?

Yang pertama, yakni kejelasan niatnya jika niatnya jelas maka hasilnya juga jelas begitupula sebaliknya jika niatnya tidak jelas maka jangan harap hasilnya jelas.

Baca Juga  Filosofi Laqob (Julukan) Bagi Santri

Kedua yaitu memvisualisasikan niat dengan semesta, fikiran dan tubuh.

Ketiga yakni berdoa, karena siapa yang berdoa dengan yakin maka Allah akan mengabulkan doa tersebut.

Keempat yaitu bertawakkal kepada Allah, jika kita sudah berniat sudah berusaha maka kita harus menyerahkan diri kepada Allah agar Allah memberi kita petunjuk.

Niat adalah visi, atau biasa disebut dengan keinginan. Perlu diingat jika keinginan berawal dari fikiran, jadi semua orang pasti memiliki keinginan tapi tidak semua keinginan itu terkabul atau membuahkan hasil. Jadi mari gunakan kekuatan niat untuk meraih kebaikan didunia dan akhirat. Misalnya berniat untuk mempelajari Al-Qur’an. Karena mempelajari Al-Qur’an pada saat ini sangatlah mudah, banyak teknologi yang sudah memadahi.

Tinggalkan Balasan