Oleh: Husain Fadilah
Nikmat adalah sesuatu yang datang kepada kita dan kita terima dengan rasa syukur. Mengapa dengan rasa syukur? Karena kebanyakan orang tak pernah mensyukuri nikmat yang datang kepada dirinya, akhirnya pun nikmat itu berubah menjadi siksa.
Orang yang mendapat nikmat tetapi tidak dibarengi rasa syukur sama saja dengan orang yang mendapat siksa.
Jika kita mengambil contoh para pejabat yang sudah diberi nikmat jaminan akan kehidupannya, tetapi kebanyakan dari mereka masih banyak yang korupsi. Keadaan ini disebabkan mereka tidak pernah bersyukur dalam hidupannya. Padahal mereka sudah mendapat nikmat, tetapi mereka kufur dan akhirnya menderita akan hasrat dan ambisi kekayaan.
Begitu juga ada banyak orang yang miskin secara harta benda tetapi hatinya penuh kekayaan, dikarenakan rasa syukur yang telah menjadi harta yang paling berharga yang sudah memenuhi jiwanya. Mereka hidup dengan penuh kesederhanaan dan penuh rasa syukur.
Mental keterbelakangan manusia modern pun kebanyakan terlalu disetir oleh hasrat dan ambisi kekayaan, menjadikan harta sebagai modus hidupnya hingga mengesampingkan Tuhan dalam hidupnya. Bahkan Tuhan dijadikan sebagai pelayan untuk menuruti hasrat dan ambisinya untuk memenuhi keinginannya yang tak terbatas.
Karena hal inilah Tuhan murka dengan perlakuan manusia yang kufur akan pemberian-Nya. Dan oleh Tuhan sudah dijanjikan bahwa pemberian yang tak disyukuri dan dikufuri menjadi sebab datangnya azab yang sangat pedih.
Jelaslah jika mendapat nikmat haruslah dibarengi dengan rasa syukur, karena tak ada kemungkinan lain untuk tidak disyukuri. Jika kufur akan nikmat saja malah akan menyiksa diri kita sendiri, malahan dengan bersyukur kita akan mendapat tambahan nikmat dari Tuhan. Wallahu A’lam.
