Silsilah Keluarga KH Muhammad Anwar Iskandar

Silsilah Keluarga KH Muhammad Anwar Iskandar
sumber : google

Silsilah Keluarga KH Muhammad Anwar Iskandar: Jejak Ulama dari Banyuwangi ke Kediri

Latar Belakang Keluarga

KH. Muhammad Anwar Iskandar lahir pada 24 April 1950 di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. Beliau adalah putra dari KH. Iskandar (Askandar) bin Kiai Abda’ dan Nyai Siti Robi’ah al-Adawiyah binti Kiai Abdul Manan. Ayahnya, KH. Iskandar, merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Berasan, Muncar, Banyuwangi.

Menurut silsilah, ayah KH. Muh. Anwar Iskandar bernama KH. Iskandar (Askandar), pendiri dan pengasuh pondok pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi. Kyai Iskandar adalah putra dari kyai Abda’. Kyai Abda’ adalah putra dari Kyai Abdullah Said bin Wardoyo. Kyai Wardoyo adalah menantu dari KH. Zainal Abidin kakek dari Kyai Shaleh yang mempunyai keturunan para kyai pendiri pondok pesantren di Kediri seperti Lirboyo.

Adapun dari garis keturunan ibu, ibu KH. Muh. Anwar Iskandar bernama Nyai Siti Robi’ah Al-Adawiyah binti Kyai Abdul Manan. Kyai Abdul Manan adalah putranya Nyai Hasanah. Nyai Hasanah adalah putri dari Kyai Abbas, Cempoko Talun Blitar. Kyai Abbas adalah putra dari Kyai Nur Syiam, Celonan Keras Kediri. Kyai Nur Syiam putra dari Kyai Syahiddin. Kyai Syahiddin adalah putra dari Sahcahnyoto. Setengah cerita Sahcahnyoto adalah raja Panjalu Tasikmalaya.

Garis keturunan KH. Anwar Iskandar menunjukkan bahwa beliau berasal dari keluarga ulama yang memiliki peran penting dalam perkembangan pesantren di Jawa Timur. Kiai Abda’, kakeknya, adalah putra dari Kiai Abdullah Said bin Wardoyo. Kiai Wardoyo sendiri merupakan menantu dari KH. Zainal Abidin, kakek dari Kiai Shaleh yang memiliki keturunan para kiai pendiri pondok pesantren di Kediri, termasuk Lirboyo.

Baca Juga  Biografi Lengkap Sunan Maulana Malik Ibrahim Beserta Ajarannya

Pendidikan dan Perjalanan Keilmuan

Sejak kecil, KH. Anwar Iskandar mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya di Pondok Pesantren Mambaul Ulum. Beliau memulai pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 1955, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1961, dan Madrasah Aliyah pada tahun 1964, semuanya di lingkungan pesantren yang sama.

Pada tahun 1967, beliau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri selama empat tahun di bawah asuhan KH. Mahrus Ali. Selain itu, beliau juga menimba ilmu di beberapa pesantren lainnya seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak, dan mempelajari ilmu Falak di Jember.

Dalam pendidikan formal, KH. Anwar Iskandar menempuh studi di Perguruan Tinggi Tribakti Kediri dan memperoleh gelar Sarjana Muda pada tahun 1969. Kemudian, pada tahun 1970, beliau melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab, dan menyelesaikan program sarjana lengkap.

Keluarga dan Kehidupan Pribadi

Pada tahun 1975, KH. Anwar Iskandar menikah dengan Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari Kiai Sa’id, pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyah Jamsaren, Kediri. Pernikahan ini dikaruniai satu putra dan lima putri.

Kemudian, pada tahun 1990, beliau menikah untuk kedua kalinya dengan Nyai Hj. Yayan Handayani dari Bogor. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai tiga putra dan satu putri.

Kiprah dalam Pendidikan dan Dakwah

Setelah menyelesaikan pendidikan, KH. Anwar Iskandar memutuskan untuk berdakwah di Kediri, mengingat di kampung halamannya sudah banyak tokoh agama. Beliau mendirikan Yayasan Pendidikan Assa’idiyah di Jamsaren dan Al-Amien di Ngasinan Rejomulyo untuk menampung para santri yang ingin belajar ilmu agama.

Yayasan Assa’idiyah didirikan pada tahun 1982, dan KH. Anwar Iskandar dipercaya sebagai ketua yayasan tersebut. Beliau berhasil mengembangkan pendidikan di dalamnya dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti TK Kusuma Mulia, SDI YP Assa’idiyah, MTs Nurul Ula, MA Nurul Ula, dan SMU Islam YP Assa’idiyah.

Baca Juga  Silsilah Keluraga KH Ahmad Zamachsyarin

Pada tahun 1995, beliau mendirikan Yayasan Al-Amien di Ngasinan dan membuka SMK di pondok pesantren tersebut.

Peran dalam Organisasi dan Politik

KH. Anwar Iskandar juga aktif dalam berbagai organisasi. Pada tahun 1975, beliau dipercaya memimpin Gerakan Pemuda Ansor cabang Kotamadya Kediri selama dua periode. Kemudian, pada tahun 1982, beliau memimpin organisasi Nahdlatul Ulama (NU) wilayah Kotamadya Kediri selama dua periode.

Pada tahun 1992, beliau menjabat sebagai Ketua Rais Syuriyah NU cabang Kota Kediri selama lima tahun. Tahun 1997, beliau diangkat menjadi Wakil Ketua Rais Syuriyah NU wilayah Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1998, beliau diangkat menjadi Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) wilayah Jawa Timur dan juga menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur.

Warisan dan Kontribusi

KH. Muhammad Anwar Iskandar dikenal sebagai ulama yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia. Beliau mendirikan pesantren, aktif dalam organisasi keagamaan, dan mendidik generasi muda agar memiliki ilmu dan akhlak yang baik.

***

Sumber : diolah ulang dari berbagai situs media dan karya tulis ilmiah

media keislaman by : dawuhguru.co.id

baca juga : Silsilah Keluarga Syaikh Mahfudz Termas