Reaktualisasi Pemikiran Islam Hasan Hanafi

Oleh: Bella Ana Sahida

Hasan Hanafi dikenal sebagai filsuf dan teolog Mesir kontemporer. Sebagai seorang pemikir, Hassan Hanafi aktif menulis buku dan aktif di dunia akademis dan organisasi masyarakat. Pembentukan Pemikiran Hassan Hanafi Sosiologi (konstruksi sosial) melalui proses yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi politik dan Gerakan intelektual di Mesir dan Prancis.

Hasan Hanafi menggagaskan reaktualisasi tradisi keilmuan Islam untuk mengonfrontasikan ancaman-ancaman baru yang datang ke dunia dengan menggunakan konsep yang terpelihara itu menentukan lebih banyak lagi pengaktifan untuk dituangkan dalam realitas duniawi yang sekarang. Tujuan rekonstruksi adalah untuk mencapai kesuksesan duniawi Untuk memenuhi harapan dunia Muslim akan kemerdekaan dan kebebasan, kesetaraan sosial, kesatuan identitas, Kemajuan dan mobilisasi massa. Teologi baru itu harus menargetkan orang sebagai tujuan pembicaraan (kalam) dan sebagai analisis sesi. Karena itu juga harus dibangun secara manusiawi.

Reaktualisasi tradisi keilmuan Islam dilakukan lebih awal sebagai landasan yang jauh lebih penting sebelum melakukan reformasi terhadap yang lain, yaitu respon terhadap Barat dan realitas. Secara historis, gagasan reaktualisasi keilmuan Islam tidak terlepas dari gagasan kiri Islam, yang sejak kelahirannya merupakan gerakan intelektual bagi pemnaharuan pemikiran Islam daripada sebuah praksis pembebasan, sebagaimana sejarah teologi pembebasan sebelum terumuskan secara konseptual. Hasan Hanafi memilih dimensi revolusioner dan khazanah keilmuan Islam. Pilihan itu dilakukan melalui reaktualisasi tradisi keilmuan Islam, yang mencakup: teologi revolusioner, fiqh sosial, pemikiran filosufis- rasionalistik, kritik internal hadis, dan tafsif revolusioner-ideologis, dan rekontruksi sufisme, keterkaitan antara gagasan reaktualisasi keilmuan Islam da metodologi yang dibangunnya tampak jelas pada rekontruksi teologi dan hermeneutik Al-Qur’an.

Hasan Hanafi menerapkan metodologinya dalam rangka membangun kembali tradisi keilmuan Islam, dan rekontruksi berlaku sepanjang sejarah serta merupakan bagian dari realitas dan suatu yang mungkin bagi perubahan sosial. Penerapan metodologinya terlihat dari karyanya : Min al-aqidah ila as-saurah, sebagian bagian dari proyek besarnya. Karya lainnya yang banyak mengunkap aplikasi metodologinya adalah relegius dialogue and revolotioun, Ad-Dien wa As-Saurah, dan Qadaya Mu’asiroh.

Baca Juga  Tafsir As Siroj: Al-Qur'an adalah Kitab Suci yang Mengajarkan Kedamaian, Bukan Kekerasan

Sintesis Inovasi Metodologi Hassan Hanafi membangun pikirannya secara metodologis berakar pada pola Filsafat Barat yaitu Filsafat Materialisme dialektika historis, fenomenologis Husserl, Hermeneutika Bultmann dan eklektik. Pengaruh filsafat barat sudah cukup meski kuat di hatinya Hasan Hanafi cukup pemilih untuk filosofi ini jadi petunjuknya menunjukkan Persimpangan metodologis dan breakpoints.

Mewujudkan ide-ide tradisi ilmiah Islam oleh Hassan Hanafi sangat terobsesi dan intelektual gaya presentasi yang mengesankan retorik tidak setuju dengannya karena pandangannya tentang teologi. Dia cenderung menggunakan penjelasan teks untuk tujuan agenda masyarakat, yaitu memperlakukan agama kepraktisan dan fungsionalitas. Kemudian, pandangan negatif Sufisme sebenarnya menjebaknya dalam kelemahan Hassan Hanafi karena perbedaan pendapat tentang Tasawuf Antara Penolakan dan Penolakan kekaguman. Di sisi lain, refactoring tradisi ilmiah islam memikul misi pembebasan respon terhadap modernism destruktif. Oleh karena itu, ide bersiap-siap untuk puncak isu kontemporer dan singkirkan dunia Islam dari Imperialisme, Zionisme, dan Kapitalisme ini adalah ancaman eksternal, dan kemiskinan, penindasan, Histeresis adalah Ancaman orang dalam.

Sumber:

Ahmad Hasan Ridwan & Irfan Safruddin, 2011,“Dasar-dasar Epistemologi Islam”, Bandung, Pustaka Setia.

Hanafi, Hassan, 1989, Al-Salafiyat wa al-‘Ilmaniyat fi Fikrina al-Mu’ashir, dalam al-Azminat, III, 15.

Boulatta, Issa J., 1993, Hasan Hanafi Terlalu Teoritis Untuk Dipraktekkan, terjemah: Saiful Mujani, dalam Islamika, Edisi, I, Juni-Sept.

Budhy Munawar Rachman,1993, Forum Dialog Al-Yasar Al-Islami, Manifesto Hasan Hanafi, Islamika, No. 1, Bandung, MISSI & Mizan.

Penulis: Bella Ana SahidaEditor: Tim Dawuh Guru

Tinggalkan Balasan