Oleh: Nur Fadhilah Laylatul Qodri
Merebaknya berita palsu, kabar bohong, konten-konten tidak bermanfaat, bahkan hinaan dan cacian sudah menjadi fenomena sehari-hari pada zaman ini. Hal tersebut dikarenakan semakin canggihnya teknologi sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan berbagai informasi. Disamping itu dengan berlimpahnya informasi yang tersebar juga akan berdampak negative apabila kita menerimanya mentah-mentah, oleh karena itu harusnya kita mengolah informasi yang masuk dengan baik agar tidak mudah termakan berita palsu atau yang biasa kita sebut dengan hoax.
Ilmu Mantiq (logika)
Salah satu ilmu yang bisa membantu kita terhindar dari kesalahan berpikir ialah ilmu mantiq, bahkan ada yang menyebut mantiq merupakan jurus santri tangkal hoax karena memang ilmu ini biasanya dipelajari oleh orang-orang pesantren. Mantiq merupakan aturan berpikir benar yang dengannya kita akan mengukur argumentasi mengenai suatu topik, baik itu ilmiah maupun filososfis, sehingga kesimpulan yang didapat tidak sampai salah. Dengan begitu mantiq dapat didefinisikan sebagai alat berupa undang-undang atau aturan yang dengan mematuhinya akan terjaga dari kesalahan dalam pemikiran.
Mungkin tidak banyak orang yang mempelajari ilmu mantiq (logika) secara khusus, karena ilmu ini merupakan ilmu yang sakral dan memiliki nilai tersendiri untuk mempelajari dan memahaminya. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu mantiq itu tidak diperbolehkan jika bertujuan untuk hal yang tidak dibenarkan atau menghindar dari takdir Allah. Oleh karena itu logika dalam berpikr harus dibangun dengan cara yang benar dan pemikiran yang lurus.
Jadi mantiq atau logika seperti yang dipelajari dalam ilmu-ilmu Islam secara umum berfungsi tentang tiga hal yaitu:
- Cara membuat definisi yang tepat dari sebuah konsep
- Cara untuk mmbangun sebuah bukti hujjah atau argumentasi
- Untuk mendeteksi kelemahan dalam argumen yang rusak
Mengapa perlu belajar ilmu logika jika manusia memiliki kemampuan berpikir?
Terdapat tiga corak berpikir manusia pada umumnya yaitu:
- Berpikir tahayul, misalnya memepercayai sesuatu yang terjadi tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis
- Berpikir sederhana, misalnya kita akan mengatakan bahwa bumi itu datar karena melihat dengan kacamata kita sendiri secara langsung
- Berpikir ilmiah, misalnya dengan meneliti serta mengkaji bagaimana terjadinya fenomena gerhana matahari sesuai dengan keilmuan yang telah ditetapkan
Pemikiran manusia bisa bercorak salah satu dari tiga kemungkinan tersebut. Lalu kembali lagi pada pertanyaan di atas mengapa perlu belajar ilmu logika jika manusia mempunyai kemampuan unuk berpikir? Pertanyaan ini sama seperti hal berikut:
- Mengapa belajar berlari sedangkan alamiahnya kita bisa saja berlari?
- Kenapa belajar akuntansi sedangkan alamiahnya kita bisa untuk menghitung uang?
- Kenapa belajar berkomunikasi sedangkan kita alamiahnya bisa berbicara?
Sehubungan dengan pertanyaan tersebut harusnya dapat dipahami bahwa jika tidak belajar berkomunikasi secara benar dan baik, niscaya kita akan berbicara asal-asalan seperti berbicara kotor, sumpah serapah dan lain-lain. Begitu juga dengan belajar berlari, jika tidak belajar berlari maka akan sulit berlari secara efektif sehingga mudah ngos-ngosan dan kehabisan nafas. Dengan begitu, jelas terdapat perbedaan antara orang yang belajar logika dengan tidak belajar logika.
Manfaat mempelajari logika dalam kehidupan sehari-hari:
- Melatih berfikir secara rasional, kritis, lurus, metodis dan koheren
- Mampu berfikir abstrak, cermat dan objektif
- Menambah kecerdasan dan meningatkan kemampuan berfikir tajam.
- Meningkatkan kemampuan analisis terhadap suatu kejadian
- Tidak akan menerima berbagai informasi secara mentah-mentah, artinya kita akan selalu mengolahnya terlebih dahulu
- Menghindarkan diri dari kekeliruan karena informasi yang tidak benar (hoax)
Jadi kesimpulannya ilmu logika perlu digunakan dalam kehidupan sehari-hari agar kita tidak mudah dibohongi oleh berbagai pernyataan atau berita yang datang. Selain itu agar kita juga memanfaatkan kelebihan kita sebagai manusia yang diberi akal untuk berpikir kritis atas apa yang terjadi dalam kehidupan, sehingga kita menemukan kebenaran dari cara berikir tersebut.
Singkatnya jika kita menghendaki pemikiran irrasional maka tidak perlu belajar logika, tetapi jika menghendaki pemikiran rasional sehingga menghasilkan pengetahuan, keputusan dan tindakan yang teruji, maka belajarlah tentang cara berpikir yakni logika.