Oleh: Hilda Awwaliyatul Maulidiyah
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Prodi Aqidah dan Filsafat Islam
Hari raya idul fitri adalah sebuah momen yang ditunggu tunggu oleh umat islam dari berbagai negara setelah melaksanakan ibadah puasa ramadhan selama 30 hari penuh. Pada malam sebelum hari raya idul fitri dilakukan takbiran dan pada pagi harinya dilakukan sholat idul fitri berjumlah 2 rakaat.
Usai dilaksanakan sholat idul fitri terdapat tradisi saling berkunjung ke rumah tetangga atau para saudara untuk bersilaturrahmi serta saling meminta maaf dan mengutarakan kebahagian setelah menjalankan ibadah puasa.
Seperti yang kita ketahui, di hari raya idul fitri kita dianjurkan untuk melakukan kebaikan yaitu menunaikan zakat fitrah untuk dibagiakn kepada para mustahiq (orang-orang yang berhak menerima zakat).
Prof. HM Baharun berpendapat bahwa perayaan idul fitri adalah perayaan kemenangan atas iman dan ilmu kita yang telah jihad pada bulan Ramadhan, umat islam berhasil menahan nafsunya pada bulan ramadhan dan layak merayakan hari raya idul fitri dengan bahagia.
Pada perayaan idul fitri sendiri ternyata memiliki sejarah yang panjang dari zaman Nabi. Asal mula terjadi hari raya idul fitri yaitu pada tahun 624 Masehi atau tahun ke- 2 Hijriyah. Perayaan tersebut bertepatan dengan selesainya perang badar dan kemenangan umat islam atas perang tersebut. Perang tersebut terjadi pada bulan Ramadhan dengan pasukan umat islam yang lebih sedikit dibanding dengan kaum kafir, yangvternyata di ganjar oleh Allah sebuah kemenangan.
Perayaan idul fitri tersebut juga dilakukan oleh dinasti abbasiyah dengan merayakan selama tiga hari dan menyantap bermacam-macam makanan atau hidangan yang halal. Dalam buku karya Robin Santos Doak dikatakan bahwa umat islam yang berada di pingir jalan kota baghdad, mereka merayakan dengan menunjukkan kebolehan mereka dengan penampilan para musisi dan penyair.
Sedangkan di Indonesia, terdapat sebuah tradisi pada hari raya idul fitri yaitu halal bihalal. Tradisi yang dilakukan umat islam di Indonesia terkadang juga dilakukan oleh umat non-islam. Mereka ikut “nimbrung” untuk bersilaturrahmi pada hari raya tiba.disamping itu, masyarakat jawa juga mempunyai tradisi lain yang biasa dikenal dengan sebutan lebaran ketupat yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.