Peran Womenpreneur Dalam Pengembangan Ekonomi Digital Di Indonesia: Wawancara Eksklusif Dawuh Guru dengan Rektor Unsa Astrid Widayani

Peran Womenpreneur Dalam Pengembangan Ekonomi Digital Di Indonesia - Wawancara Eksklusif Dawuh Guru dengan Rektor Unsa Astrid Widayani

Pada tanggal 29 Desember 2023, Dawuh Guru berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Rektor Universitas Surakarta, Ibu Astrid Widayani, mengenai peran womenpreneur dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia, khususnya bagi komunitas santri.

Menurut Ibu Astrid Widayani, womenpreneur memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 80% pelaku UMKM adalah perempuan yang menjalankan berbagai kategori usaha. Perempuan seringkali dituntut untuk seimbang dalam menjalankan kewajiban di rumah. Namun, dengan potensi, bakat, dan kesempatan yang ada, mereka mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ekonomi, baik dari tingkat keluarga hingga masyarakat umum.

Dalam memasuki dan berkembang di dunia bisnis digital, womenpreneur santri menghadapi tantangan utama yaitu pemahaman literasi digital yang memadai. Selain itu, mereka juga harus bisa mengutamakan nilai-nilai Islami seperti kejujuran, transparansi, amanah, dan tanggung jawab terhadap produk yang dijual. Nilai-nilai ini sangat penting dalam konteks transaksi jual-beli yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Mahasiswa Universitas Surakarta, baik yang baru maupun yang sudah menempuh pendidikan, dapat mendukung santri perempuan untuk menjadi womenpreneur yang sukses di era digital. Mereka dapat mengembangkan kompetensi individu secara optimal melalui kegiatan MBKM dan kegiatan independen dari kampus. Universitas Surakarta menyediakan berbagai macam biro, termasuk Biro Inkubator Bisnis Kampus, di mana mahasiswa yang sudah memiliki usaha dapat mengembangkan usahanya melalui biro ini.

Bagi santri perempuan yang ingin memulai usaha di bidang digital, Ibu Astrid menyarankan untuk memulai dengan platform digital guna penjualan mandiri atau pengembangan produk dan brand sendiri. Fokus awal dapat diarahkan pada onlineshop. Jika produk dirasa belum kuat, penjualan dapat dimulai secara online melalui marketplace.

Baca Juga  Didikan Mahfud MD Terhadap Vina Amalia: Kesederhanaan Hidup

Universitas Surakarta mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran kewirausahaan digital. Prinsip-prinsip keislaman seperti sidiq (jujur) dan amanah (dapat dipercaya) menjadi dasar dalam menjalankan bisnis baru. Dua karakteristik ini, yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W, menjadi bekal penting bagi para pengusaha. Dalam proses transaksi, pengusaha diharapkan menghindari riba, yaitu hukum dalam agama Islam yang mengatur untuk tidak mengurangi hak pembeli atau calon pelanggan.

Pada Dies Natalis UNSA yang ke-25, terdapat agenda dalam bidang kewirausahaan yang menampilkan salah satu mahasiswi UNSA dengan kisah suksesnya. Mahasiswi tersebut memiliki toko online yang menjual produk fashion muslim dan berhasil mencapai kesuksesan, menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Menjalankan bisnis dengan menjaga nilai-nilai keislaman dianggap penting oleh Ibu Astrid. Bisnis syariah semakin berkembang, sehingga jual-beli menurut syariat Islam tidak lagi menjadi kekhawatiran. Penerapan nilai-nilai keislaman melalui prinsip Rasulullah seperti tabligh, amanah, fatonah, dan sidiq sangat penting dalam menjalankan bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara materi, tetapi juga memberikan keberkahan.

Peran teknologi dalam mendukung womenpreneur santri untuk bersaing di pasar global juga ditekankan oleh Ibu Astrid. Penguasaan teknologi menjadi keharusan dalam era digital. Para pelaku usaha harus mampu memahami perkembangan teknologi dan membandingkan standar-standar internasional agar dapat diterima di pasar global dengan kebutuhan yang berbeda-beda.

Universitas Surakarta merasa bangga jika mahasiswinya dapat memaksimalkan potensi dalam pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi digital. UNSA mendukung akselerasi teknologi dan ilmu pengetahuan dengan memfasilitasi kegiatan belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta memberikan keringanan biaya dan fasilitas pendukung lainnya.

Untuk masa depan womenpreneur santri di Indonesia, Ibu Astrid memiliki harapan dan visi agar mereka tidak ragu memulai usaha baru dengan niat yang lurus sesuai dengan kaidah agama Islam, yang tidak merugikan orang lain. Selain itu, ia mendorong seluruh perempuan untuk berlomba-lomba mengejar kebajikan, bukan untuk melawan kodratnya, tetapi untuk ikut mensejahterakan keluarga dan lingkungan sekitar.

Baca Juga  Parenting Ala Ning Atikoh

Wawancara Ekslusif Dawuh Guru ini menyoroti peran, tantangan, dan peluang bagi womenpreneur santri dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia, serta dukungan dari Universitas Surakarta. Dengan penerapan nilai-nilai Islami dan penguasaan teknologi, womenpreneur santri diharapkan dapat mencapai kesuksesan dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.