Oleh: Nirmala Firdaus, Penggiat Media Sosial, (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)
Anda mungkin setuju dengan ungkapan, jika orang tua sayang kepada anaknya, bukan berarti harus memanjakan atau memperlakukan si anak dengan permisif (serba boleh). Mengapa demikian? Bukankah hal itu wajar bagi orang tua yang berupaya membahagiakan anak?
Berkaca pada pendapat Eileen Hayes dalam bukunya Practical Parenting, bersikap permisif kepada anak terkadang seperti memberikan racun kepada anak. Hal tersebut bukan tanpa alasan; anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang bersikap permisif cenderung kurang mandiri, sulit memecahkan masalah, dan kurang bertanggung jawab terhadap perilaku mereka. Maka dari itu, penting bagi orang tua menyadari pentingnya menanamkan kemandirian bagi anak, karena pola asuh yang baik menjadi amat penting bagi masa depan buah hati.Hal itulah yang selalu diterapkan oleh Siti Atikoh Supriyanti (Ning Atikoh), istri Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa, kepada putra semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Hayes, menurut Ning Atikoh, salah satu prinsip yang harus diterapkan dalam pola asuh anak adalah membiasakan anak untuk mandiri dan orang tua seharusnya menanamkan prinsip kemandirian sejak dini. “Ketika di DPR tentu beda ketika di Jawa Tengah, begitu kita di Jawa Tengah, saya sudah bilang ke drivernya tolong ya, Pak jangan pernah bukain pintu alam. Perlakukan Alam seperti anaknya,” ungkap cucu dari ulama besar asal Purbalingga, KH Hisyam Abdul Karim itu, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rosi dalam wawancara eksklusif, Senin, (09/10/2023).
Bukan tanpa alasan, Ning Atikoh menerapkan prinsip kemandirian karena ada beberapa hal. Dia mengatakan bahwa Alam Ganjar merupakan anak tunggal dan ayahnya seorang Gubernur, yang terkadang membuat orang tua tidak menyadari bahwa mereka bisa memberikan dampak negatif dengan memanjakan. Dia percaya bahwa memberikan tantangan dan perhatian tanpa memanjakan adalah pendekatan terbaik. “Karena yang pertama, anaknya itu tunggal. Yang kedua dia ayahnya Gubernur. Kadang orang tua itu tidak sadar mereka memberikan racun dengan cara memanjakan. Padahal ketika kita memberikan challenge, ketika kita memberikan gaya perhatian-perhatian tetapi bukan dengan memanjakan itu kan yang terbaik,” ucap alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu
Sebagai pejabat publik, Ning Atikoh mengungkapkan bahwa memang seorang anak tunggal mungkin lebih rentan terhadap pola asuh ingin selalu memanjakan. Dalam konteks ini, Ning Atikoh menyadari bahwa faktor seperti status anak tunggal dan keberadaan orang tua yang berpengaruh, seperti seorang Gubernur, dapat membawa risiko tersendiri. Pemahaman bahwa tantangan dan perhatian tanpa pemahaman adalah kunci penting bagi perkembangan anak-anak. Ning Atikoh mengatakan, bahwa jika segalanya difasilitasi dan dipermudah, anak tidak akan berkembang dengan baik. Dia menganggap pentingnya proses daripada menganggap sesuatu sebagai instan. “Kalau semua difasilitasi, semua dipermudah anaknya nanti tidak berkembang nanti. Dia tidak menganggap sesuatu itu bisa instan padahal kan proses itu yang paling penting,” ungkap Ning Atikoh.
Alam Ganjar Miliki Segudang Prestasi
Hingga saat ini, Ning Atikoh dan Ganjar Pranowo selalu menerapkan nilai-nilai yang baik dalam mendidik Alam Ganjar hingga akhirnya membawa hasil yang baik. Hal ini terbukti dengan pencapaian-pencapaian prestasi yang diperoleh Alam di tingkat nasional maupun internasional. Meskipun meraih banyak penghargaan, Alam Ganjar tetap mempertahankan sifat rendah hati yang konsisten terhadap siapa pun. Selain prestasinya yang cukup baik, Alam juga dikenal sebagai individu yang aktif dalam berorganisasi.
Saat ini Alam memegang peranan penting sebagai pengurus Indonesia E-Sports Association (IESPA) dan Esport Indonesia (ESI) Jawa Tengah. Di lingkungan kampus, Alam aktif di organisasi kepemudaan internasional AIESEC dan juga terlibat dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri UGM.