Oleh : Ahmad Nizar Zuhdi Al-Hakimi
Akhir-Akhir ini kita dihebohkan dengan Fenomena Vidio Yang Beredar di jejaring sosial media tempatnya di daerah cilacap terkait Perundingan yang dilakukan anak se-usia SMP dengan membuli teman nya kemudian berujung di pengadilan lantas membuatnya viral dan ditonton beribu-ribu pasang mata? Lantas faktor apa yang membuat demikian?
Bener sekali Faktor sosial media,selain sosmed anak anak tersebut dipengaruhi lingkungannya yang sangat labil serta belum mengerti apa fungi sosial media sebenarnya.
Terlepas dari Hal itu Saya Justru Menganalogikan Fungsi Sosial Media (Sosmed ) menjadi Pisau Ia Akan Memudahkan dan Membantu Pekerjaan Manusia Dalam Kehidupan Sehari -Hari dan Ia akan melukai bagi mereka yang tak berhati hati.
Menyikapi Hal Demikian Arus informasi melalui Jajaring digital turut memengaruhi perilaku masyarakat. Hal itu sangat di sayangkan jauh ketika sosial media di penuhi konten konten Semacam itu mulai dari aksi Vidio Pembulian, Kekerasan, isu Hoax dan Vidio yang tak bernilai positif
Lantas menyikapi persoalan seperti itu perlu ada nya upaya atau gerakan yang dilakukan oleh generasi muda untuk membrantas persoalan itu dengan mengambil alih kemudian memanfatkan sosial media dengan kreatif dan positif.
Banyak sekali cara yang bisa kita kemas dalam mengunakan sosial media untuk mengajak dan menginflunce para penguna sosmed untuk merubah pada hal yang positif nah dari situlah mucul istilah “Dakwah Bill Sosmed.”
Dakwah yang secara bahasa adalah Mengajak, Menyeru dan Mempengarui. Bill Sosmed adalah dengan Sosial Media lantaran ini menjadi media atau perantara pada zaman yang pesatnya nya media informasi dan komunikasi.
Sepanjang Sejarah, kita tahu metode dakwah yang paling ampuh adalah metode yang dilakuan walisongo.para tokoh walisongo mampu berhasil mengislamkan sepanjang pesisir tanah jawa dengan agama yang dianut berpuluh puluh tahun bukan menjadi rahasia lagi dakwah yang diajarkan oleh walisongo bukan berisi kekerasan melainkan ajakan ajakan yang kreatif yakni akulturasi budaya tanpa menghilangkan budaya aslinya Seperti Wayang, Syair dan Tembang Jawa.
Hal ini perlu kita contoh dengan sistem ATM (Amati-Tiru-Modifikasi ) dirilis dari Wearesocial Singapore, Masyarakat Indonesia Mencapai 251 juta; 38 juta nya adalah pengguna internet, 62 juta nya adalah pengguna Facebook aktif, dan 281 juta yang mengikuti (subscription) akun-akun kurang lebih 93% Facebook, 80% Twitter, 74% Google+, 39% Linkedin, dan 32% Instagram.
Dari presentase yang tergolong besar harusnya kita bisa dengan memanfaatkan arus Teknologi Menjadi sarana dakwah seperti Ngaji Virtual, Membuat konten yang menarik kreatif dan positif yang kemudian FYP (For Your Page ) Kemudian Viral dan bisa diterima kalangan luas dan Tersebar di Seluruh Penjuru.
Sebagai mana kata Habib Husain Jafar Hadar Tokoh Influncer Muda Dengan Berjuta juta Followers
“Dakwah tuh gak harus lewat Majlis Majlis atau lewat pengajian zaman gini tuh dakwahnya asyik dan lebih mudah ya lewat sosmed..dakwah bill sosmed “ ucapnya
Hal ini bisa kita lakukan dengan cara mudah dengan like and share konten yang bermanfaaat guna menjadi sarana dakwah washilah menebar informasi yang bermanfaat. Bukankah seperti ini Justru Lebih Asyik dan Menyenangkan?