Oleh: Admin
“Ketika melihat orang belum lanyah tapi rekoso, itu lebih tinggi derajatnya daripada yang lanyah tapi kurang ngrekso Qur’ane, ibarat air putih yang sering dibersihkan dan yang satunya tidak pernah disentuh tetapi tetap bersih, maka rasa kerso ikhtiar, dan istiqomah akan lebih terasa nikmat.” – Tsuwaibah Aslamiyah
Kutipan ini mengandung makna mendalam tentang perjuangan, kebersihan hati, dan komitmen terhadap agama. Tsuwaibah Aslamiyah, melalui ungkapan bijaknya, memberikan perspektif berharga tentang bagaimana kita seharusnya memandang usaha dan kebersihan dalam menjalani kehidupan beragama.
Mengamati orang yang belum mahir tetapi terus berusaha keras (rekoso), kita diajarkan bahwa derajat mereka lebih tinggi daripada mereka yang sudah mahir namun kurang menjaga Al-Qur’an dalam kehidupan mereka. Ini menunjukkan bahwa usaha yang tulus dan kontinuitas dalam menjaga hubungan dengan Al-Qur’an lebih berharga daripada keahlian yang tidak disertai komitmen spiritual.
Tsuwaibah Aslamiyah menggunakan analogi air putih untuk menjelaskan hal ini. Air yang sering dibersihkan melambangkan usaha dan komitmen yang konstan dalam menjaga kebersihan diri dan hati. Meskipun air ini mungkin terkontaminasi dari waktu ke waktu, usaha untuk membersihkannya secara terus-menerus memastikan bahwa air tersebut tetap jernih dan layak dikonsumsi. Sebaliknya, air yang tidak pernah disentuh tetapi tetap bersih menunjukkan situasi di mana seseorang mungkin tampak bersih dan baik dari luar, tetapi sebenarnya tidak mengalami proses pemurnian yang konstan.
Dari analogi ini, kita belajar bahwa nilai dari rasa kerso (kemauan), ikhtiar (usaha), dan istiqomah (ketekunan) lebih terasa nikmat ketika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Meskipun jalan yang dilalui mungkin sulit dan penuh tantangan, usaha yang terus-menerus untuk memperbaiki diri dan menjaga hubungan dengan Al-Qur’an akan memberikan kebahagiaan dan kepuasan yang mendalam.
Tsuwaibah Aslamiyah mengajak kita untuk tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi lebih menghargai proses dan usaha yang kita lakukan. Kebersihan hati dan komitmen spiritual bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dengan instan, melainkan melalui perjalanan panjang penuh dengan usaha, ketekunan, dan pengorbanan. Dengan demikian, kita akan merasakan kenikmatan sejati dari kebersihan hati dan kekuatan spiritual yang kokoh.
Dalam kehidupan sehari-hari, pesan ini relevan bagi siapa saja yang berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhan. Ini adalah panggilan untuk terus berjuang, meskipun tantangan dan rintangan selalu ada. Dengan usaha yang tulus dan kontinuitas dalam menjaga kebersihan hati dan keimanan, kita akan mencapai derajat yang lebih tinggi dan merasakan kenikmatan spiritual yang sejati.
Jadi, mari kita refleksikan pesan Tsuwaibah Aslamiyah dalam kehidupan kita. Teruslah berusaha, tetaplah teguh dalam komitmen kita, dan hargai setiap langkah kecil dalam perjalanan spiritual kita. Dengan begitu, kita tidak hanya akan mencapai kebersihan hati yang sejati tetapi juga akan merasakan nikmatnya kerso, ikhtiar, dan istiqomah dalam setiap aspek kehidupan kita.