Opini  

Menimbang Kembali Eksistensi Kampus dalam Mencetak Sarjana

Menimbang Kembali Eksistensi Kampus dalam Mencetak Sarjana

Oleh : M. Muhlis

Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Lamongan

Di era digital saat ini arus informasi semakin cepat dan mudah diakses hanya dengan menggunakan Smartphone segala informasi dalam bentuk apapun dapat masuk dengan mudah, apalagi banyak sekali paltform media online yang menyediakan berbagai informasi yang menarik seperti Instagram, Twitter, Facebook, Youtube dan yang viral saat ini TikTok.

Minggu ini ramai di media sosial Tiktok yang mana ada statement yang menyebutkan bahwa Kuliah Disebut Menganggur dengan Gaya, Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan kuliah sama saja dengan menganggur dengan gaya. Narasi itu tertulis dalam tangkapan layar video TikTok yang kemudian dibagikan di Twitter. “Lulus sekolah lanjut kuliah? Maksudmu menganggur dengan gaya? Cuaksss,” demikian keterangan yang tertulis dalam tangkapan layar video TikTok. Hingga Rabu (10/5/2023) siang, twit itu telah dijangkau lebih dari 900.000 kali, disukai lebih dari 17.000 kali, dan dibagikan lebih dari 500 kali oleh warganet di Twitter.

Dari pandangan penulis tentang video yang viral di atas perlu dipahami terlebih dahulu maksud tentang apa yang disampaikan oleh pemuda tersebut mungkin hanya sebatas candaan atau pola pikir yang salah dan keliru dalam memahami tentang hakikat dari sebuah pendidikan, yang mana disini pendidikan hanya sebatas pemahaman tentang lulus dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, sehingga dari situ muncul pola pikir yang menyebutkan bahwa kuliah hanya pelarian dari menganggur tersebut.

Seperti diketahui bahwa proses pendidikan adalah usaha membimbing mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar. Dari sini dapat dipahami bahwa pendidikan tidak melulu tentang tujuan mencari pekerjaan atau menjadi pengangguran tetapi bagaimana kita menjalani proses pendidikan tersebut sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik sebagai manusia yang berakhlak dan beradab serta berilmu dan bermanfaat untuk umat.

Baca Juga  Bekal Santri dari Mbah Yai

Disini penulis memberikan pemahaman supaya tidak salah faham dan pemahaman yang salah terkait hakikat dari pendidikan yang sebernarnya sangat luas sekali tidak hanya melulu tentang lulus dan bekerja sesuai apa yang diinginkan supaya nantinya ketika tidak sesuai apa yang diharapkan di awal tidak akan terjadi pola pikir seperti yang diatas menganggap bahwa kuliah sama saja pengangguran dengan gaya.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT telah diberikan bekal potensi yang luar biasa berupa jasmani dan rohani yang sempurna. Kesempurnaan manusia itu semakin lengkap dan paripurna dengan tambahan berupa akal fikiran. Dengan potensi tersebut manusia mengembangkan diri untuk mendayagunakan seluruh potensi tersebut hingga mencapai derajat kesempurnaan kemanusiaannya. Secara tegas dan jelas Allah SWT menyatakan kesempurnaan penciptaan manusia itu sebagaimana difirmankannya dalam Al-qur’an Surat At-Tin ayat 4 : “ Sungguh Kami telah menciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebakbaiknya”. Namun kesempurnaan manusia itu bisa saja turun derajatnya, bahkan turunnya melebihi derajat hewan jika manusia tidak mampu menjaga kesempurnaannya tersebut. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendahnya-rendahnya” (QS.At-Tin : 5). Untuk menjaga agar derajat manusia tidak lebih rendah dari derajat hewan, maka manusia harus memahami, menjaga dan mengembangkan fitrahnya melalui pendidikan.

Dengan bekal potensi itu manusia diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya, apakah memilih jalan kebaikan atau memilih jalan keburukan. Kelak dihadapan Allah, atas pilihannya tersebutmanusia dimintai pertanggungjawabannya. Namun demikian atas segala kemurahan dan kasih sayang Allah kepada manusia, ia tidak dibiarkan begitu saja memilih jalan hidupnya, akan tetapi Allah menurunkan Al-qur’an sebagai petunjuk dan sumber pengetahuan sebagai bekal menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca Juga  Revolusi Mencetak Kader Unggul Dari Sistem Pendidikan Pesantren

Karenanya tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam ; yaitu menciptakan pribadi hamba Allah yang bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat. Tujuan akhir manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga tujuan akhir pendidikan Islam. Lalu kemudian, bagaimana cara menggapai tujuan hidup manusia itu? Maka Allah SWT menurunkan Al-qur’an sebagai petunjuk dan sumber untuk dipelajari melalui pendidikan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa penjelasan di atas penulis memberikan pemahaman terkait pendidikan dalam makna luas baik secara teoritis mapun secara pandangan pendidikan agama islam yang mana pada dasarnya tujuan dari pendidikan itu sendiri yakni bagaimana kita mengembangkan potensi dalam diri kita dimanapun kita berada supaya nantinya bisa bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat serta kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

Tinggalkan Balasan