Membiasakan Diri dengan Keteraturan Untuk Menghindari Kerusakan

Oleh: M. Ibram Syah

Dalam sebuah kisah dijelaskan bahwa Allah Ta’ala memuliakan lebah dan semut. Apabila seseorang membunuh keduanya di saat keduanya tidak mengganggu, maka perbuatan tersebut tidak disukai oleh Allah Ta’ala. Alasannya karena keduanya memiliki kebermanfaatan dalam kehidupan umat manusia, lebah sudah jelas menjadi salah satu hewan yang produktif dengan menghasilkan madu. Meskipun lebah menyengat, namun hal tersebut tidak menjadikan Mudlorotnya lebah lebih besar dan banyak dari pada kebermanfatannya. Semutpun demikian, semut merupakan gambaran hewan yang kompak dan mau saling bekerja sama mengupayakan tercapainya tujuan bersama. Selain itu, semut merupakan salah satu komponen yang menjadikan suburnya tanah, karena aktifitas yang mereka lakukan di sekitar tanah menjadikan area di sekitar tanah tersebut kaya akan kandungan fosfor dan nitrogen. Meskipun terkadang semut menggigit, namun hal tersebut tidaklah juga menjadikan Mudlorot dari semut itu sendiri lebih besar dari pada kemanfatannya.

Orang-orang yang membunuh keduanya di saat kedua hewan tersebut tidak mengganggu maka termasuk ke dalam perbuatan merusak, dan ketika salah satu elemen kehidupan yang ada di muka bumi ini rusak maka akan berdampak pada kerusakan-kerusakan yang lainnya. Sunnguh Allah Ta’ala tidak menyukai kerusakan, maka janganlah sekali-kali membuat kerusakan tetapi senantiasalah untuk merawat setiap keberlangsungan hidup                                                                                                                           di muka bumi.  Hal tersebut memanglah terkesan remeh temeh, namun hal-hal remeh temeh tersebut terkadang juga mampu mengantarkan manusia pada jalan kebaikan. Tidak sedikit orang yang melakukan berbagai macam amal atau perbuatan yang luar biasa, namun mereka melupakan perbuatan kecil yang juga dapat menjadi Amal Sholeh bagi mereka. Misalkan saja Ketika kita sebagai manusia menolong anjing yang sedang kehausan. Memang kita tahu bahwa anjing merupakan hewan yang air liurnya najis, bahkan saat anjing menjilat tubuh serta pakaian kita, maka harus bersuci membasuh dengan air sebanyak tujuh kali yang pada salah satu basuhannya dicampur dengan debu. Akan tetapi menolong anjing yang sedang kehausan dapat menjadi amal kebaikan yang mampu mengantarakan mereka yang menolongnya mendapatkan Ridlo dan musuk ke dalam surganya Allah Ta’ala.

Baca Juga  Ramadhan, Al-Quran, dan Lailatul Qadar

Agar senantiasa mampu merawat dan tidak menjadi perusak di muka bumi ini, maka manusia perlu diatur dengan adanya sebuah peraturan yang ditetapkan dan dijalankan Bersama secara sadar. Tabia’at dari manusia itu sendiri yang merupakan makhluk yang perlu diatur maka apabila masih banyak penyelewengan dan terjadinya sebuah kerusakan baik secara personal maupun yang berdampak besar pada kehidupan dan ekosistem kehidupan maka ada beberapa peraturan yang tidak dijalankan secara optimal atau bahkan sama sekali tidak adanya peraturan. Adanya aturan yang kemudian diterapkan dan dijalankan secara sadar akan senantiasa membuat manusia dengan segala laku kehidupannya lebih teratur dan mampu membuat kehidupan yang lebih baik lagi.

Semoga kita semua senantiasa diberikan kemampuan untuk tetap menjalankan kehidupan sebaik mungkin, lebih baik dari hari kemarin, senantiasa diberikan kemampuan untuk merawat dan menjaga bumi beserta isinya, dan dijauhi dari kebiasaan-kebiasaan yang menuju kea rah merusak. Amiin…

Ngaji Kitab Syajarotul Ma’arif

Fashlun Fiil Ichsaani Fiil ‘Am

Oleh Bapak Kyai M. Hamzah, S.Pd.I

Kamis, 10 Februari 2022

Rumah Baca Kolong Langit

 

Tinggalkan Balasan