Mbah Husein Ilyas Ijazahkan Wirid Kewibawaan.

Oleh : Aqib Muhammad Kh

Semua orang menginginkan wibawa agar disegani dan dihormati orang. Namun, apakah dengan memperbanyak sedekah, orang bisa disegani dan dihormati? Jawabannya tidak pasti. Kadang orang mencari wibawa di hadapan manusia, tapi tidak berhasil. Kadang, satu kali orang melakukan kesalahan, citra baiknya langsung turun di hadapan manusia. Nah, di sini akan kami paparkan wirid kewibawaan yang diijazahkan oleh Mbah Husein Ilyas kepada salah satu tamu beliau.

“Abu Nawas itu memang tidak jadi apa-apa, tapi wibawanya tinggi, karena ayahnya telah berwasiat kepadanya agar hidup ini jangan ingin agar jadi apa-apa, dan jangan khawatir tidak jadi apa-apa,” dawuh Mbah Husein kepada salah satu tamunya.

Lantas beliau melanjutkan ceritanya: “Gus Dur itu, Gus, dulu ketika jadi presiden, dua minggu sekali ke sini. Pak Jokowi juga mengundang saya agar memberikan ceramah di istana. Dia bilang saya mau disewakan pesawat agar mau ke istana. Saya bilang, saya tidak mau, Gus. Dia bertanya: “Kenapa gak mau, Mbah? Saya jawab: “Di Mojokerto dan Jawa Timur ini, banyak kyai-kyai permanen, Pak, lha saya ini Cuma kyai tambah-tambahan.

Pak Luhut Panjaitan kemarin juga ke sini, saya bilang: “Ini kok kaya orang-orang yang ada di televisi. Hahaha.” Beliau tertawa. “Itu kan ketua KABIN tho, Gus?” tanya beliau.

“Nggeh, Mbah,” jawab tamunya. “Mugi-mugi barokah, Mbah. Amin,” timpalnya lagi.

“Lha, itu lo, Gus, yang namanya ilmu kewibawaan itu. Ilmu kewibawaan itu Cuma sedikit, Gus.”

Mbah Husein kemudian memberikan ijazah ilmu kewibawaan pada tamunya. Wirid ini dibaca setiap selesai sholat fardhu sebanyak 12 kali. Bacaan wiridnya adalah sebagai berikut: لايتكلمون الا من أذن له الرحمن وقال صوابا ١٢× Lantas beliau membacakan surat an-Naba’ dari awal, kemudian ketika sampai pada ayat tersebut, beliau mengulangi bacaannya hingga 12 kali.

Baca Juga  Ya Hayyu Ya Qoyyum Birohmatika Astaghits Artinya

“Jangan diteruskan, Gus, nanti seperti tadarus. Hahaha.” Beliau tertawa.

Ijazah dari Mbah Husein Ilyas tersebut adalah potongan dari surat an-Naba’ ayat ke-38. Ujar Mbah Husein, “Kalau mau ceramah, baca 12 kali. Insya Allah, atasan nurut, bawahan manut.”

Mbah Husein Ilyas adalah sosok ulama’ yang sering disebut-sebut sebagai teman akrab Gus Dur, dan juga gurunya KH. Hamim Djazuli, atau yang akrab disapa Gus Miek.

Mbah Husein adalah sosok ulama’ karismatik asal Mojokerto, Jawa Timur, yang sangat disegani dan dihormati oleh banyak orang. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Misbar, Karanggongso, Mojokerto.

Menurut riwayat yang tersebar, beliau merupakan keturunan dari Raden Kyai Ngabehi Ronggowarsito. Berikut adalah silsilah beliau: Ronggowarsito—Nur Fattah—Nur Ibrahim—Syekh Yasin Surakarta—Nur Ngaliman/Senopati Suroyudo—Musyi’ah—KH. Ilyas—KH. Husein Ilyas(Mojokerto).

Banyak karomah-karomah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada Mbah Husein Ilyas. Beliau juga sering berpuasa dan menyendiri di tengah hutan saat usia muda, agar tidak ditanya macam-macam oleh manusia. Hal itu semata-mata dilakukan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat kotor, seperti yang dilakukan oleh ulama’-ulama’ dahulu.

Cukuplah kiranya ijazah itu untuk kita amalkan. Semoga dengan mengamalkan ijazah tersebut, kita menjadi pribadi yang wibawa dan bersahaja. Hidup di zaman akhir ini perlu wibawa untuk berdakwah ke jalan Allah Swt. Oleh karena itu, semoga Taufiq dan rahmat Allah Swt. senantiasa menaungi kita semua. Amin.

Minta maaf atas segala khilaf. Semoga bermanfaat. Amin..

Al-Faqir

*Aqib Muhammad Kh, menulis cerpen, puisi, dan opini. Lulusan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Suci, Manyar, Gresik. Sekarang berdomisili di Yogyakarta, menimba ilmu di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, di bawah asuhan Dr. KH. Aguk Irawan Mn.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan