Manfaat yang dapat kita peroleh dari prilaku hemat dan sederhana adalah menjadi pribadi yang bisa memanagement diri dengan baik, sebab tanpa pola hidup hemat kita akan menjadi orang yang boros, sementara orang yang tidak bisa sederhana akan menjadikan sifat perfeksionis dan serba hedon. Perfeksionis dan serba hedon inilah dua karakter yang berbahaya.
Hemat dan sederhana ini ada dalilnya yaitu terdapat pada surat al-Furqan (25) ayat 63, Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sedangkan pada surat Q.S. al-Isra’ (17) ayat 27, Allah mengajarkan kita untuk hidup hemat dan sederhana.
Jadi apabila dibuat pointer, Manfaat yang dapat kita peroleh dari prilaku hemat dan sederhana adalah:
- Bisa Menabung
- Tidak Boros
- Bisa Memberi Ke Orang Lain
- Bisa Berbagai
- Tidak Sombong
- Tidak Kebanyakan Keinginan
- Tidak Overthinking
- Tidak Hedon
- Tidak Mewah-mewahan
- Tidak Dibenci Banyak orang
- dan lain lain
Hidup Sederhana Menurut Al Quran
Ada banyak hal yang bisa diteladani dari kehidupan Rasulullah SAW. Salah satunya hidup sederhana menurut Al Quran.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW senantiasa menerapkan pola hidup yang sederhana. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan harian, cara berpakaian, hingga tempat tidur nabi SAW.
Disebutkan dalam sebuah hadits at-Tirmidzi, Rasulullah SAW tidak pernah memiliki banyak makanan dalam kesehariannya kecuali saat menjamu tamu.
Dari Malik bin Dinar ra. dia berkata:
مَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ
Artinya: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai kenyang)” (HR. Tirmidzi)
Bahkan, Rasulullah SAW dalam doanya meminta rezeki kepada Allah SWT sesuai kebutuhan pokok secukupnya saja. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW berdoa yang bunyinya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا
Artinya: “Ya Allah, jadikan rezeki keluarga Muhammad berupa makanan yang secukupnya” (HR. Muslim)
Dua hadits tersebut memperkuat gambaran kesederhanaan kehidupan yang dijalani Rasulullah SAW. Allah SWT juga telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk hidup sederhana.
Perintah untuk hidup sederhana ini disebutkan dalam surat Al Isra ayat 29.
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al Isra: 29)
Sementara itu, orang yang menyalurkan hartanya kepada orang yang membutuhkan termasuk orang-orang yang baik. Adapun menurut Al Quran, tepatnya surat Al Furqan ayat 67, hidup sederhana adalah di antara tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit.
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Artinya: “Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik.” (QS. Al Furqan: 67)
Lawan dari sederhana adalah boros. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya supaya tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. Pemboros adalah saudara setan. Sebagaimana termaktub dalam QS. Al Isra ayat 26-27 sebagai berikut:
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا (27)
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra: 26-27)[1]
Anjuran Berhemat dalam Islam
Sikap berhemat bagi seorang manusia bukan berarti ia menjadi kikir. Hemat adalah sikap pertengahan antara kikir dengan boros. Dalam buku Sirah Nabawiyyah karya Muhammad Ridha disebutkan setiap keutamaan adalah pertengahan antara dua sifat buruk. Sedangkan hemat bukanlah tindakan yang berat sebelah.
Allah SWT mencela orang-orang yang kikir dan bakhil. Namun demikian, Allah juga mencela orang-orang yang boros. Manusia ada kalanya kikir dan ada kalanya boros. Sikap boros misalnya, disamakan dengan perumapamaan bahwa manusia yang boros adalah saudara-saudaranya syetan.
Jasa Syekh Nurul Ikhwan dari Tanah ArabAllah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Israa penggalan ayat 27 berbunyi: “Innal-mubadzirina kaanu ikhwana as-syayathin,” yang artinya: “Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudaranya syetan”.
Mengenai sikap hemat, Allah memerintahkan kita untuk memerhatikannya. Seperti dalam hal memberi nafkah yang merupakan jalan dari sebuah kebahagiaan.
Dalam Alquran Surah Al Israa ayat 29 berbunyi: “Wa la taj’al yadaka maglulatan ila unuqika wa la tabsuth-ha kulal-basithi fataq’adu maluuman mahsura,” yang artinya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan jangan pula kamu terlalu menguurkannya yang akibatnya kamu menjadi tercela dan menyesal”.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa Allah SWT menyuruh Rasulullah beserta kaum Muslimin untuk tidak menahan diri dalam mencari nafkah. Dengan demikian manusia tidak mempersempit dirinya sendiri dan keluarganya dalam menempuh jalan-jalan kebaikan.
Manusia juga tidak boleh tangannya tergenggam (pelit) dan juga tidak boleh terlalu mengulurkannya (boros). Sebab jika kedua hal itu dilakukan, maka manusia akan mencela dirinya sendiri.[2]
Demikian tulisan tentang Manfaat Yang Dapat Kita Peroleh Dari Perilaku Hidup Hemat Dan Sederhana Adalah menjadi pribadi yang bisa memanagement diri dengan baik semoga bermanfaat. amin
[1] https://news.detik.com/
[2] https://www.republika.co.id/