KH. Abdullah Kafabihi Mahrus : Menurut para Sufi ridho Allah juga bergantung pada ridho guru.

Kata-kata Bijak KH. Kafabih Mahrus Lirboyo
Gambar : Lirboyo Net

Ridho Allah dan Pentingnya Ridho Guru dalam Perspektif Sufi

Para Sufi, atau praktisi tasawuf, mengajarkan bahwa salah satu kunci untuk mencapai ridho Allah adalah melalui ridho guru. Guru dalam tradisi Sufi bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga pembimbing spiritual yang membantu murid dalam perjalanan menuju Allah. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya hubungan antara murid dan guru dalam tasawuf serta menekankan bahwa kedekatan dengan Allah seringkali diperoleh melalui perantara seorang guru yang telah mencapai tingkat spiritual yang tinggi.

Ridho Allah dalam Al-Quran dan Hadits

Ridho Allah adalah tujuan utama dari kehidupan seorang Muslim. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:

“Ridha Allah itu adalah yang terbesar.” (QS. At-Taubah: 72)

Ayat ini menunjukkan bahwa pencapaian ridho Allah adalah pencapaian tertinggi bagi seorang hamba. Lebih lanjut, hadits juga memperkuat konsep ini, seperti dalam sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang memuji-Nya saat memakan makanan dan memuji-Nya saat meminum minuman.” (HR. Muslim)

Ridho Allah adalah cerminan dari kehidupan yang dipenuhi dengan ketaatan dan ketulusan. Namun, para Sufi menambahkan dimensi penting lainnya yaitu ridho guru sebagai jalan menuju ridho Allah.

Peran Guru dalam Tasawuf

Dalam tradisi Sufi, guru (mursyid) memainkan peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual yang membimbing murid dalam perjalanan mereka menuju Allah. Peran guru dalam tasawuf dapat dibandingkan dengan peran seorang dokter yang memberikan resep dan nasihat yang tepat untuk penyembuhan spiritual.

Para Sufi percaya bahwa seorang guru yang memiliki hubungan erat dengan Allah dapat menuntun muridnya untuk mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi. Hal ini ditegaskan oleh beberapa tokoh Sufi terkemuka:

  1. Jalaluddin Rumi: “Sungguh, guru adalah cahaya dari Allah di atas dunia. Melalui cahayanya, hati kita menjadi terang.”
  2. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: “Barangsiapa tidak memiliki guru, maka syetanlah yang akan menjadi gurunya.”
Baca Juga  9 Kata Kata Bijak Ning di Pesantren yang Viral di Medsos

Dari kutipan-kutipan ini, jelas terlihat bahwa peran guru dalam tasawuf adalah sangat fundamental. Guru dianggap sebagai perantara antara murid dan Allah, yang membantu murid untuk memahami dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Dalil Al-Quran tentang Pentingnya Bimbingan

Al-Quran sendiri menekankan pentingnya mencari bimbingan dari mereka yang lebih berpengetahuan. Allah berfirman:

“Dan bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)

Ayat ini menegaskan bahwa mencari bimbingan dari orang yang lebih berpengetahuan adalah suatu keharusan. Dalam konteks tasawuf, orang yang lebih berpengetahuan ini adalah guru yang telah mencapai tingkat spiritual yang tinggi.

Hadits tentang Pentingnya Guru

Selain Al-Quran, hadits juga memberikan penekanan pada pentingnya memiliki guru. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

Mencari ilmu dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada ilmu duniawi, tetapi juga mencakup ilmu spiritual yang sangat penting dalam tasawuf. Guru adalah kunci untuk membuka jalan ini, karena mereka adalah orang yang sudah menempuh jalan tersebut dan memahami rintangan serta solusi untuk mengatasinya.

Pandangan Tokoh Dunia tentang Pentingnya Bimbingan

Pentingnya bimbingan, baik dalam konteks spiritual maupun non-spiritual, juga diakui oleh banyak tokoh dunia. Beberapa kutipan dari tokoh-tokoh terkenal berikut ini menggambarkan bagaimana bimbingan dari seorang mentor atau guru dapat mengubah hidup seseorang:

  1. Aristoteles: “Guru yang bijak tidak menawarkan kebenaran, tetapi memberi Anda alat untuk menemukan kebenaran sendiri.”
  2. Albert Einstein: “It is the supreme art of the teacher to awaken joy in creative expression and knowledge.”
  3. Mahatma Gandhi: “Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”
Baca Juga  KH. Abdullah Kafabihi Mahrus : Ilmu itu tidak mungkin didapatkan dengan santai-santai ataupun senang-senang.

Dari kutipan-kutipan ini, kita dapat melihat bahwa bimbingan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang guru memiliki dampak yang sangat besar pada perkembangan seseorang. Dalam konteks tasawuf, dampak ini bukan hanya terbatas pada kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan akhirat.

Hubungan antara Murid dan Guru

Hubungan antara murid dan guru dalam tasawuf bukanlah hubungan yang sederhana. Ini adalah hubungan yang dibangun di atas kepercayaan, penghormatan, dan cinta. Murid harus memiliki ketulusan dan kesediaan untuk mengikuti nasihat dan petunjuk dari guru mereka. Sebaliknya, guru harus memiliki kebijaksanaan dan ketulusan untuk membimbing murid mereka dengan cara yang benar.

Salah satu contoh hubungan yang erat antara murid dan guru dalam sejarah tasawuf adalah hubungan antara Imam Al-Ghazali dan gurunya, Imam Juwayni. Imam Al-Ghazali menjadi salah satu pemikir terbesar dalam Islam, sebagian besar karena bimbingan yang ia terima dari gurunya.

Ridho Guru sebagai Jalan Menuju Ridho Allah

Para Sufi percaya bahwa dengan mendapatkan ridho dari guru, seorang murid berada di jalan yang benar menuju mendapatkan ridho Allah. Ridho guru dianggap sebagai cerminan dari ridho Allah karena guru adalah perantara yang membantu murid dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Sebagaimana dinyatakan oleh Syekh Ibn Arabi: “Tidak ada jalan menuju Allah kecuali melalui pintu guru.” Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya ridho guru tidak bisa diabaikan dalam perjalanan spiritual seorang murid.

Kesimpulan

Dalam tradisi Sufi, ridho Allah sangat terkait dengan ridho guru. Guru berperan sebagai pembimbing spiritual yang membantu murid dalam perjalanan menuju Allah. Al-Quran dan hadits menekankan pentingnya mencari bimbingan dari mereka yang berpengetahuan, dan dalam tasawuf, guru adalah sumber utama bimbingan tersebut. Pandangan ini juga didukung oleh tokoh-tokoh dunia yang mengakui pentingnya bimbingan dalam mencapai keberhasilan.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Keharuman Sholawat

Ridho guru dianggap sebagai jalan menuju ridho Allah karena guru adalah perantara yang membantu murid untuk memahami dan merasakan kehadiran Allah. Oleh karena itu, untuk mencapai ridho Allah, mendapatkan ridho dari guru adalah langkah yang sangat penting dalam perjalanan spiritual seorang Sufi.

Tinggalkan Balasan