Kelembutan Hati dan Senyuman: Refleksi Dari Kutipan Wulandari Sawitri Candra Wila

Kelembutan Hati dan Senyuman Refleksi Dari Kutipan Wulandari Sawitri Candra Wila
Gambar: @dawuhguruwoman

Oleh: Gadis Kenanga

Kutipan dari Wulandari Sawitri Candra Wila, “Jangan pernah menyombongkan diri, jadilah perempuan yang lembut hati dan parasnya, sebab semua itu akan tercermin pada senyuman yang diberikan,” memberikan panduan berharga dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam kata-katanya tidak hanya relevan bagi perempuan tetapi juga bagi setiap individu yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik, lebih bermakna, dan lebih damai. Sebagai asisten staf khusus presiden RI bidang sosial dan seorang pegiat sosial, Wulandari Sawitri Candra Wila memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan kelembutan dalam masyarakat.

Kelembutan hati adalah inti dari kutipan ini. Kelembutan hati mengajak kita untuk memiliki sikap yang penuh kasih sayang, pengertian, dan rendah hati. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al-Isra: 37). Ayat ini mengajarkan kita untuk menghindari sifat sombong dan angkuh, serta untuk selalu bersikap rendah hati.

Sikap rendah hati dan kelembutan hati sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita bersikap lembut, kita lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, lebih mudah memahami perasaan dan kebutuhan mereka, dan lebih mampu membangun hubungan yang harmonis. Kelembutan hati juga mencerminkan kedamaian batin dan ketenangan jiwa. Ketika hati kita lembut, kita mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih bijaksana dan penuh kesabaran.

Sebagai asisten staf khusus presiden RI bidang sosial, Wulandari Sawitri Candra Wila memegang tanggung jawab besar dalam mengembangkan dan menerapkan kebijakan sosial yang berdampak positif bagi masyarakat. Peran ini menuntut kelembutan hati dan empati yang tinggi, karena pekerjaan di bidang sosial sering kali melibatkan interaksi dengan individu-individu dari berbagai latar belakang yang mungkin sedang menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Kelembutan hati dalam menjalankan tugas ini membantu menciptakan kebijakan yang lebih manusiawi dan adil.

Baca Juga  Peran Womenpreneur Dalam Pengembangan Ekonomi Digital Di Indonesia: Wawancara Eksklusif Dawuh Guru dengan Rektor Unsa Astrid Widayani

Wulandari Sawitri Candra Wila juga menekankan pentingnya kelembutan paras. Kelembutan paras tidak hanya berarti penampilan fisik yang menawan, tetapi juga mencakup sikap dan perilaku yang memancarkan keindahan batin. Senyum adalah salah satu cerminan nyata dari kelembutan hati dan paras. Senyum yang tulus dan ikhlas dapat membawa kebahagiaan bagi orang lain dan juga bagi diri kita sendiri. Senyum adalah bentuk sederhana dari kasih sayang yang dapat menyentuh hati orang lain.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. At-Taubah: 128). Ayat ini menggambarkan betapa besar kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal kelembutan hati dan paras. Beliau selalu menyapa dengan senyuman, berbicara dengan lemah lembut, dan memperlakukan setiap orang dengan penuh penghormatan.

Senyuman adalah cerminan dari hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Ketika kita tersenyum, kita tidak hanya menyebarkan kebahagiaan tetapi juga menunjukkan bahwa kita peduli dan menghargai orang lain. Senyum adalah bahasa universal yang dapat mengatasi perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang. Senyum adalah bentuk sederhana dari kebaikan hati yang dapat menciptakan dampak positif dalam kehidupan orang lain.

Selain itu, senyum juga memiliki manfaat bagi kesehatan kita. Penelitian menunjukkan bahwa tersenyum dapat mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan suasana hati. Tersenyum juga dapat mempererat hubungan sosial dan membantu kita membangun jaringan yang lebih kuat dengan orang lain. Dengan demikian, senyum adalah investasi kecil yang membawa manfaat besar bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain.

Baca Juga  KH. Ahmad Jailani: Warisan Mbah KH. Hisyam Abdul Karim Kalijaran adalah Kesederhanaan dan Akhlak Tasawuf

Sebagai seorang pegiat sosial, Wulandari Sawitri Candra Wila telah banyak berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui perannya, ia telah menunjukkan bahwa kelembutan hati dan senyuman bukan hanya nilai-nilai moral yang indah, tetapi juga prinsip-prinsip praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam konteks profesional. Kelembutan hati memampukannya untuk bekerja dengan penuh empati dan pengertian, sementara senyuman yang ia berikan menciptakan suasana kerja yang lebih positif dan produktif.

Kutipan dari Wulandari Sawitri Candra Wila mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati kita tetap lembut dan bersikap rendah hati. Ini adalah kualitas yang harus kita kembangkan dan pelihara dalam diri kita. Menghindari sifat sombong dan angkuh adalah langkah pertama untuk mencapai kelembutan hati. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Sungguh, orang-orang yang sombong tidak menyukai untuk menaati perintah-Ku” (QS. Al-A’raf: 146). Ayat ini mengingatkan kita bahwa kesombongan adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah SWT. Sebaliknya, kita harus selalu berusaha untuk bersikap rendah hati dan penuh kasih sayang.

Kelembutan hati juga berarti kita harus memiliki empati terhadap orang lain. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan empati, kita dapat lebih mudah membantu dan mendukung orang lain dalam menghadapi kesulitan mereka. Empati juga memungkinkan kita untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan lebih mendalam dengan orang lain. Ketika kita memiliki empati, kita akan lebih mudah memberikan senyuman yang tulus dan ikhlas, karena kita benar-benar peduli dengan kesejahteraan orang lain.

Sebagai penutup, kutipan dari Wulandari Sawitri Candra Wila adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya memiliki kelembutan hati dan paras. Kelembutan hati adalah sumber kekuatan yang memungkinkan kita untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih bijaksana dan penuh kasih sayang. Senyum adalah cerminan dari kelembutan hati yang dapat membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain. Dengan mengikuti nilai-nilai ini, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan lebih damai, serta membawa dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita. Peran Wulandari sebagai asisten staf khusus presiden RI bidang sosial dan pegiat sosial semakin menguatkan pesan ini, menunjukkan bahwa kelembutan hati dan senyuman dapat membawa perubahan nyata dalam masyarakat.