Opini  

Kekuatan Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Mengatasi Rasa Gelisah Dan Kekhawatiran

Kekuatan Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Mengatasi Rasa Gelisah Dan Kekhawatiran - dawuh guru
Gambar: Pikiran Rakyat

Oleh: Wachyu Ambarwati

(Mahasiswa universitas Islam negeri sunan Ampel Surabaya)

Al-Qur’an merupakan firman atau kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. melalui perantara malaikat Jibril secara berangsur-angsur dan turun dengan menggunakan bahasa Arab serta yang membacanya mendapatkan pahala dan bernilai ibadah.

Al-Qur’an turun kepada nabi Muhammad tidak secara langsung sekaligus, akan tetapi turun secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa atau kejadian-kejadian pada masa tersebut. Dan wahyu pertama Al-Qur’an yang turun kepada nabi Muhammad yaitu surah al-Alaq ayat 1-5.

Ketika nabi muhammad menerima wahyu tersebut dalam posisi berada di gua Hira’, setelah kejadian wahyu Al-Qur’an pertama kali turun tersebut kemudian wahyu Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dengan masa selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Al-Qur’an diturunkan kepada nabi yang terakhir yaitu nabi Muhammad saw. salah satunya yaitu sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Adapun kitab-kitab sebelumnya yaitu kitab zabur, kitab taurat, dan juga kitab injil yang diturunkan kepada nabi Daud, nabi Musa dan juga nabi Isa.

Al-Qur’an mempunyai banyak manfaat dan juga keistimewaan untuk manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu Al-Qur’an sebagai obat atau bisa juga disebut dengan as-Syifa’ yang artinya adalah penyembuh.

Al-Qur’an sebagai obat atau penyembuh tidak hanya ketika manusia sakit secara fisik atau jasmani saja, akan tetapi juga dapat sebagai obat atau penyembuh yang ada dalam qolbu seperti ketika seseorang di dalam hatinya merasakan kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran dan lain sebagainya.

Sesuai yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surah ar-Ra’ad ayat 28 yang artinya “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram” dalam tafsir jalalain penafsiran dari ayat tersebut ialah sebagai berikut (Yaitu orang-orang yang beriman dan yang merasa tenang) tenteram (hati mereka dengan mengingat Allah) mengingat janji-Nya. (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram yaitu hati orang-orang yang beriman.

Baca Juga  Peran Tasawuf di Era Millennial

Oleh karena itu, ketika seseorang atau manusia membaca Al-Qur’an, secara tidak langsung ayat-ayat kalam Allah yang dibaca tersebut dapat mengobati dan menjadikan  sebagai obat atau penyembuh. Ketika manusia membaca Al-Qur’an dengan khusyuk dan sesuai dengan adab-adab membaca Al-Qur’an, hal tersebut sudah bernilai ibadah serta juga dengan mengingat Allah hati bisa menjadi tentram, tenang, tidak gelisah, bahkan rasa kegelisahan maupun kekhawatiran akan sirna dengan membaca Al-Qur’an.

Seperti hal nya dalam kisah nabi terdahulu yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an yaitu surah Yunus. Dalam kisah tersebut yaitu singkat kisahnya yaitu bahwa ketika nabi Yunus berada di dalam perut ikan, nabi Yunus merenungi atau memohon ampun beristighfar kepada Allah. Di dalam perut ikan tersebut di dalamnya dengan keadaan yang gelap, nabi Yunus mengingat Allah dengat berdoa kepada-Nya.

Sehingga Allah kemudian menyelamatkan nabi Yunus dari perut ikan tersebut, dengan mengutus ikan tersebut untuk memuntahkan nabi Yunus ke daratan. Dengan demikian, dari kisah nabi Yunus tersebut terdapat sebuat ibrah yang dapat diambil, yaitu ketika dalam keadaan susah, sulit, kegelisahan, kekhawatiran maupun kecemasan, ingatlah kepada-Nya dan kembalilah kepada-Nya. Karena dengan mengingat kepada Allah akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman hati. Dan ketika seseorang dalam keadan kegelisahan maupun kekhawatiran kembalilah kepada Allah, karena Allah dari Allah lah manusia berasal dan kepada-Nya lah manusia akan kembali.

Di dalam Dunia ini semua hanya titipan dari Allah, yang pada waktunya semua akan kembali dan juga akan dimintai pertanggung jawaban, termasuk apa yang manusia rasakan baik rasa sedih, senang, bahagia, gelisah, kekhawatiran semua ra tersebut datangnya dari Allah, maka dengan ini kembalikan rasa tersebut kepada-Nya dengan cara mengingat Allah melalui dengan cara membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan lain sebagainya.

Baca Juga  Corona dan Jihad melawan Takdir

Dengan mengembalikan kepada Allah dengan cara menginggat maupun mentadaburi kalam-kalam Allah, tidak hanya apa yang dirasakan akan sirna akan tetapi hal tersebut bernilai ibadah dan mendapatkan pahala bagi yang membacanya. Hal tersebut salah satu keistimewaan dari Al-Qur’an bagi yang membacanya.

Tinggalkan Balasan