Oleh: Aqib Muhammad Kh
Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih berkata: “Saya mendapatkan riwayat dari guru-guru saya: suatu hari Sayyidina Ali Karramallahu wajhahu, ketika selesai mengajar beliau ditemui salah satu raja jin. Kemudian beliau bertanya kepada Raja Jin tersebut:
“Wahai Raja Jin, bagaimana cara agar bisa selamat jika salah satu umat Islam ada yang kerasukan?”
Kemudian Raja Jin tersebut membaca: بسم الله الرحمن الرحيم
كر كرندي صر صرندي صبر صبرتن أقسمت اليكم يا خدام هذه الأسماء ان تحبس البعيد لا يأتينا والقريب لا يأذينا بحق النبي عليه الصلاة والسلام وبحق الف الف لاحول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
Karo karondi shoro shorondi shobaro shobartunna, aqsamtu ilaikum ya khoddama hadzihil asma’, an tahbasal ba’id la ya’tiina, wal qorib la ya’dzina, bihaqqi An-Nabiy ‘alahis sholawatu wa assalamu, wabihaqqi alfi alfi la hawla wala quwwata illa billahi al-Aliyyi
“Jika ada di antara kalian yang ahli dalam ilmu nahwu dan menemukan i’rab an yang kurang pas di lafadz tersebut, jangan ubah. Karena seperti itu riwayat yang saya dapatkan dari guru-guru saya.”
Amalan ini bisa kalian baca ketika ada orang kesurupan., entah teman, tetangga, atau siapapun itu. Habib Abdurrahman Bilfaqih menjelaskan: “Doa ini bisa dibaca 1 kali, 3 kali, 7 kali, atau 11 kali. Insya Allah, dengan izin Allah SWT, jin yang ada pada orang kesurupan akan takut berkat Raja Jin tersebut. Silakan bagi kalian yang ingin mengamalkan. Saya ijazahkan kepada kalian semua. اجزتكم كما اجازني مشيخي.”
Salah Satu Keistimewaan Sayyidina Ali
Taj As-Subki, di dalam kitab At-Tabaqat, menceritakan: Suatu malam, Sayyidina Ali beserta kedua putranya, Imam Hasan dan Imam Husein, mendengarkan seseorang bersyair: “Wahai dzat yang mengabulkan doa orang-orang yang terdesak oleh kedholiman, wahai Dzat yang menghilangkan penderitaan, sakit, dan bencana. Utusanmu tertidur di rumah Rasulullah SAW, sedang orang-orang kafir telah mengerubunginya. Engkau Maha Hidup lagi Maha Tegak tiada pernah tidur. Dengan kemurahanmu, ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, wahai Dzat tempat bagi para mahklukmu berharap di Masjidil Haram. Jika ampunanmu tidak bisa diharapkan oleh pelaku maksiat, siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang durhaka.”
Sayyidina Ali lalu menyuruh seseorang untuk mencari si penyair ersevut dan menyuruhnya untuk menghadap beliau. Setelah bertemu dengan penyair tersebut dan mengabarkan kalau ia dicari Sayyidina Ali, Penyair itu menghadap Sayyidina Ali sambil menyeret-nyeret sebelah kanan tubuhnya dan berkata: “Saya, ya Amirul Mukminin.”
Sayyidina Ali menimpali: “Aku telah mendengar lantunan syairmu. Gerangan apa yang menimpamu?”
Penyair itu menjawab; “Dulu hidupku disibukkan untuk bermain alat musik dan terus-menerus melakukan kemaksiatan, padahal ayahku telah menasihatiku berkali-kali dan mengatakan bahwa Allah SWT mempunyai kekuasaan dan siksaan yang akan ditimpakan pada orang-orang zalim. Dan aku geram karena ayahku terus-menerus menasihati, hingga aku memukulnya, ya Amirul Mukminin. Sebab itu, ayahku bersumpah akan mendoakan untukku agar Allah SWT menimpakan keburukan kepadaku. Lalu ia pergi ke Mekah untuk memohon pertolongan Allah SWT.
Di sana ia berdoa. Belum selesai berdoa, tiba-tiba tubuh sebelah kananku lumpuh dan jimpe. Aku menyesal karena telah melakukan perbuatan itu, ya Amirul Mukminin. Aku menyesal atas perbuatan yang telah kulakukan itu, dan kemudian aku meminta maaf dan ridho ayahku. Dia berjanji akan mendoakan kebaikan untukku apabila Engkau, ya Amirul Mukminin mau mendoakanku. Setelah itu aku menunggangi unta betinanya. Unta itu melaju kencang sampai terlempar di antara dua batu besar dan mati.”
Sayyidina Ali lalu berkata: “Allah SWT akan meridhoimu jika ayahmu meridhoimu.”
Penyair itu menjawab: “Demi Allah, memang seperti itulah yang terjadi.”
Sayyidina Ali kemudian berdiri dan sholat, lalu berdoa kepada Allah SWT dengan suara yang pelan. Sejurus kemudian, beliau bangkit dan berkata pada Penyair itu: “Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!” Penyair itu berdiri, dan bisa berjalan seperti semula.
Sebentar kemudian, Sayyidina Ali berkata: “Andaikan ayahmu tidak bersumpah akan meridhoimu, maka aku tidak akan mendoakanmu.”
اللهم اذقنا حقيقة اليقين، وارزقنا محبة الموقنين. امين، يا معين.