“Hilang berulang kali, macet berkali-kali, ambyar sering kali. Tapi tidak apa-apa, ini duniaku dan aku mencintainya. (Menjaga Al Qur’an sampai mati). Begitu kira-kira. Bismillah istiqomah murojaah.” Ning Sheila Hasina

Kata Kata Bijak Ning Sheila Hasina
Gambar : Suara Merdeka

Menjaga Al-Qur’an: Perjalanan Penuh Tantangan, Kesetiaan, dan Cinta

Dalam kehidupan seorang Muslim, menjaga Al-Qur’an adalah salah satu bentuk ibadah yang paling mulia. Menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, atau murojaah, adalah proses yang penuh dengan tantangan. Seperti yang tergambar dalam quote ini: “Hilang berulang kali, macet berkali-kali, ambyar sering kali. Tapi tidak apa-apa, ini duniaku dan aku mencintainya. (Menjaga Al Qur’an sampai mati). Begitu kira-kira. Bismillah istiqomah murojaah.”

Tantangan dalam Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an bukanlah tugas yang mudah. Proses ini sering kali disertai dengan berbagai kesulitan. Ada saat-saat di mana hafalan terasa hilang, macet, atau bahkan “ambyar.” Ini adalah hal yang wajar dan menjadi bagian dari perjalanan seorang hafiz (penghafal Al-Qur’an). Tantangan ini menguji kesabaran, ketekunan, dan komitmen seseorang.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)

Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun menghafal Al-Qur’an mungkin terasa sulit, Allah telah menjadikannya mudah bagi siapa saja yang berusaha dan ingin mempelajarinya.

Kesetiaan terhadap Al-Qur’an

Kesetiaan dalam menjaga Al-Qur’an adalah hal yang sangat penting. Seorang hafiz harus terus-menerus mengulang hafalannya agar tidak hilang. Kesetiaan ini tercermin dalam niat untuk menjaga Al-Qur’an sampai mati, meskipun dihadapkan dengan berbagai kesulitan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Dikatakan kepada (penghafal) Al-Qur’an: Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau mentartilkannya di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bahwa ganjaran bagi penghafal Al-Qur’an sangat besar. Mereka akan diberikan kedudukan yang tinggi di akhirat berdasarkan sejauh mana mereka mampu menghafal dan membaca Al-Qur’an dengan tartil (pelan-pelan dan jelas).

Baca Juga  Nasihat Ning Jazil tentang Kekuatan Ketekunan

Cinta terhadap Al-Qur’an

Cinta adalah motivasi utama yang mendorong seorang Muslim untuk terus menghafal dan mengulang Al-Qur’an. Meskipun menghadapi banyak tantangan, cinta kepada Al-Qur’an membuat seseorang terus bertahan dan berusaha menjaga hafalannya. Cinta ini adalah bentuk cinta kepada Allah SWT dan kitab-Nya yang suci.

Cinta terhadap Al-Qur’an juga tercermin dalam kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka sangat mencintai Al-Qur’an dan menghabiskan banyak waktu untuk membacanya, menghafalnya, dan mengamalkannya. Kisah-kisah mereka menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk mencintai Al-Qur’an dengan sepenuh hati.

Dalil Al-Qur’an tentang Istiqamah

Istiqamah, atau konsistensi dalam beribadah, termasuk dalam menghafal dan mengulang Al-Qur’an, adalah salah satu sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS. Fussilat: 30)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang istiqamah dalam beribadah, termasuk dalam menjaga hafalan Al-Qur’an, akan mendapatkan kabar gembira dari malaikat dan jaminan surga dari Allah SWT.

Inspirasi dari Tokoh Dunia tentang Konsistensi dan Kecintaan

Banyak tokoh dunia, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim, yang menunjukkan pentingnya konsistensi dan kecintaan dalam mencapai tujuan besar. Berikut beberapa quote yang menginspirasi tentang hal ini:

Nelson Mandela pernah berkata, “It always seems impossible until it’s done.” Konsistensi dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai hal-hal besar, termasuk dalam menghafal Al-Qur’an.

Steve Jobs juga pernah mengatakan, “The only way to do great work is to love what you do.” Cinta terhadap Al-Qur’an adalah motivasi utama yang mendorong seseorang untuk terus berusaha menghafal dan menjaga hafalannya.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Merendahkan Diri

Cara Mengatasi Tantangan dalam Menghafal Al-Qur’an

Untuk mengatasi tantangan dalam menghafal Al-Qur’an, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Tetapkan Niat yang Kuat: Niat yang ikhlas karena Allah SWT adalah kunci utama. Dengan niat yang kuat, seseorang akan mampu menghadapi segala tantangan dengan lebih mudah.
  2. Jadwal Rutin: Menetapkan jadwal rutin untuk menghafal dan mengulang Al-Qur’an sangat penting. Konsistensi adalah kunci untuk menjaga hafalan tetap kuat.
  3. Lingkungan yang Mendukung: Bergabung dengan kelompok atau komunitas penghafal Al-Qur’an dapat memberikan motivasi dan dukungan yang dibutuhkan.
  4. Doa dan Tawakkal: Selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menghafal dan menjaga Al-Qur’an. Tawakkal, atau berserah diri kepada Allah, juga penting dalam setiap usaha yang dilakukan.
  5. Evaluasi dan Koreksi: Secara berkala, evaluasi hafalan dan lakukan koreksi jika ada kesalahan. Ini akan membantu memperkuat hafalan dan mengurangi kesalahan.

Kesimpulan

Menghafal dan menjaga Al-Qur’an adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, tetapi juga penuh dengan cinta dan kesetiaan. Meskipun sering kali menghadapi kesulitan seperti hilang hafalan, macet, atau merasa putus asa, cinta terhadap Al-Qur’an dan komitmen untuk menjaga hafalan sampai mati adalah motivasi yang kuat untuk terus bertahan.

Dalil dari Al-Qur’an dan hadits menunjukkan betapa mulianya usaha ini di mata Allah SWT. Inspirasi dari tokoh-tokoh dunia tentang konsistensi dan kecintaan juga mengingatkan kita bahwa dengan tekad yang kuat, semua tantangan bisa diatasi.

Semoga kita semua, terutama para penghafal Al-Qur’an, selalu diberikan kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan untuk terus menghafal dan menjaga Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Bismillah, istiqomah murojaah, semoga Allah SWT meridhai setiap usaha kita. Aamiin.

Tinggalkan Balasan