Oleh: KH. Abdul Ghoni Faiq M.A, PP Darru Nidzom, Jamaah Ning NU (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)
Salah satu hal yang lumrah dilakukan oleh calon pemimpin adalah mendatangi para ulama atau para kyai yang dikenal memiliki pengaruh besar di masyarakat. Dukungan ulama merupakan salah satu faktor penting untuk memenangkan hati masyarakat. Mendapatkan dukungan ulama juga dapat memberikan legitimasi. Ulama dianggap sebagai sosok yang memiliki moral dan integritas yang tinggi. Sebagaimana yang dikutip dari Buku Politik dan Kekuasaan: Dari Orde Baru ke Orde Reformasi yang ditulis oleh guru besar ilmu politik UGM, Ramlan Surbakti.
Ramlan mengungkapkan dengan mendapatkan dukungan ulama, para pejabat berharap dapat meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah sosok yang layak untuk menjadi pemimpin. Beberapa pekan terakhir, Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mengunjungi beberapa para ulama dua diantaranya KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Abuya Muhtadi Dimyathi. Selama kunjungannya di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin di Leteh, Rembang, Senin (14/10) Gus Mus memberikan beberapa nasehat. Gus Mus mengatakan, masyarakat Indonesia sudah mengenal Ganjar sebagai sosok yang sederhana, peduli, dan ramah. “Saya berharap Pak Ganjar tetap menjadi diri sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Masyarakat Indonesia sudah mengenal Pak Ganjar sebagai sosok seperti itu,’ kata Gus Mus,” ujar juru bicara Ganjar, Riyanta, dikutip Jateng.co.id, Rabu (22/11).
Selain itu, Gus Mus juga berpesan kepada Ganjar agar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia mengatakan, Indonesia adalah negara yang majemuk, sehingga penting untuk menjaga kebersamaan dan toleransi antarumat beragama. Sementara itu, pekan lalu, Ganjar juga sowan ke kediaman Abuya Muhtadi. Selama kunjungan di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Cidahu, Pandeglang, Banten, Senin (13/11), Ganjar juga mendapat wejangan dari ulama sepuh tersebut.
Dalam pertemuan dengan Abuya Muhtadi, Ganjar mendapatkan banyak pelajaran dari ulama sepuh tersebut. Abuya Muhtadi berpesan agar mementingkan persatuan agar tidak terjadi perpecahan di tengah di tengah situasi sosial dan politik saat ini terutama dalam kontestasi Pilpres 2024. “Ya, semuanya merasakan bahwa kondisi kondisi ini perlu disikapi dengan ketenangan jangan sampai menimbulkan perpecahan,” tutur Ganjar.
Ganjar juga menyoroti pesan dari Abuya Muhtadi tentang urgensi persatuan dalam situasi sosial dan politik terkini, terutama menjelang pemilihan presiden 2024. Upayanya adalah mencegah perpecahan yang dapat merusak kesatuan umat. Dalam kesempatan itu, Ganjar mengajak semua pihak untuk bersatu demi menjaga stabilitas dan keharmonisan bangsa, memegang teguh nilai-nilai persatuan dan kerukunan. Dalam hal ini, sudah lumrah para pemimpin bahkan mereka yang masih dalam pencalonan untuk meminta masukan dan dukungan dalam mewujudkan visi dan misi mereka jika terpilih. Ulama dapat memberikan masukan yang berharga tentang bagaimana para pejabat dapat memimpin negara sesuai dengan nilai-nilai Islam. *