Berita  

Gus Baha Puji Gaya Ganjar Artikan Lafaz Bismillah Ala Pesantren

Gus Baha Puji Gaya Ganjar Artikan Lafaz Bismillah Ala Pesantren
Gambar: (Disway Jateng)

Oleh: Siska Nanda Safitri

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tim Penulis Jamaah Ning NU (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)

Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo sowan (berkunjung) ke kediaman Ulama Muda, Pakar Turost, KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau lebih dikenal dengan sapaan Gus Baha.

Gus Baha menyambut baik kedatangan Ganjar dan rombongan. Bahkan, dia sempat memuji Ganjar yang mengartikan lafadz bismillahirrahmanirrahim di kitab kuning ala pesantren di kanal Youtubenya.

Ganjar ditemani KH Nawawi dan beberapa yang lain saat berkunjung di Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) di Desa Narukan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Pertemuan tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Hampir satu jam lebih, Ganjar berbincang dengan Gus Baha di kediamannya.

“Wah,, aku ketekan mantu kiai iki (saya kedatangan mantu kiai ini). Mbah Wi (Kiai Nawawi), Pak Ganjar iki putune (cucunya) Mbah Hisyam lho,” kata Gus Baha, dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Selasa, (16/10/2023).

Gus Baha memberikan sanjungannya kepada Ganjar yang mampu membaca dengan lafadz bismillahirrahmanirrahim ala santri di pesantren dengan fasih.

“Saya itu lihat videonya Pak, enak lho. Arrohmani, arrohimi. Enak tenan pak, sampeyan durung ndelok ya Pak Wi (bapak belum lihat ya KH Nawawi). Fasih tenan lho, lha iki putune kiai (fasih benar lho, lha ini cucunya kiai),” ucap Gus Baha.

Ganjar hanya tersenyum mendengar pujian dari Gus Baha, bahkan dia merasa bahwa pujian yang diberikan terlalu berlebihan.

“Mboten Gus, kula malah isin niki (Tidak Gus, saya justru jadi malu ini),” ucap Ganjar.

Ganjar dan Gus Baha cukup banyak membicarakan terkait kehebatan KH Hisyam Abdul Karim, yang tak lain adalah kakek dari istrinya, Siti Atikoh Supriyanti. Menurut Gus Baha, Kiai Hisyam adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati.

Baca Juga  Meneruskan Ajaran Aswaja di Bidang Ketatanegaraan, Mahfud MD Sowan KH. Ma’ruf Amin Wapres RI

Cerita itu membuat Ganjar teringat pada kisah saat ia keliling di daerah Banjarnegara. Di sana, ada salah satu warga yang dapat bantuan rehab rumah tidak layak huni. Dan saat itu, Ganjar melihat ada foto Kiai Hisyam di rumah itu. Saat tahu kalau Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, orang itu langsung memeluk dan menciumi dirinya.

Ganjar dan Gus Baha banyak berbincang-bincang soal KH Hisyam Abdul Karim, kakek dari Ning Siti Atikoh Supriyanti, istri Ganjar. Gus Baha menyebut Kiai Hisyam sebagai ulama yang sangat dihormati dan disegani.

Ketika Ganjar menceritakan pengalamannya saat keliling di daerah Banjarnegara, dia menemui warga yang membutuhkan bantuan rehab rumah. Saat melihat foto Kiai Hisyam di rumah tersebut, Ganjar teringat pada kisah keluarganya. Warga tersebut, begitu tahu bahwa Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, langsung memeluk dan menciuminya sebagai tanda penghormatan.

“Ternyata niki riyin santrine Kiai Hisyam (ternyata dulu itu beliau santrinya Kiai Hisyam). Lha saya itu kok langsung dirangkul, diambungi (diciumi) Gus,” jelasnya.

Gus Baha tertawa ringan mendengar cerita tersebut. Menurutnya, momen ketika seseorang mengalap berkah dari seorang kiai merupakan hal yang lumrah di kalangan santri. Ia menjelaskan bahwa istilah “ngalap berkah sang kiai” telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di lingkungan santri, mencerminkan rasa hormat dan keberkahan yang dihubungkan dengan figur seorang kiai, terutama yang begitu dihormati seperti KH Hisyam Abdul Karim.

“Mesti langsung dicucup mbun-mbunane (pasti langsung dicium ubun-ubunnya), ngalap berkah,” kata Gus Baha.

Setelah pertemuan di penghujung waktu, Ganjar meminta doa dari Gus Baha dan para ulama yang hadir. Ganjar menjelaskan bahwa dia sengaja datang ke rumah Gus Baha untuk menjalin silaturahmi. Baginya, Gus Baha adalah salah satu ulama yang mampu menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan gaya dan cara yang mudah diterima oleh publik.

Baca Juga  Rangkuman Terlengkap Materi Fiqih Siyasah Turos, Bekal Ideologi Politik Santri di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah

“Saya itu punya banyak teman yang nakal, sekarang banyak yang ikut pengajian Gus Baha. Sebab pengajiannya itu indah sekali, tidak suka marah-marah, tidak menyalah-nyalahkan, dan adem,” katanya.

Menurut Ganjar, isi dakwah yang disampaikan oleh Gus Baha memiliki estetika tersendiri, sehingga dakwah-dakwahnya dapat diterima oleh khalayak umum.

“Jadi kalau ikut pengajian Gus Baha ini menarik. Selain lucu, juga mereka yang mungkin dulu berbuat salah, tidak disalah-salahkan atau dikafir-kafirkan. Beliau mengajinya itu tidak pernah menjatuhkan. Jadi yang ikut pengajiannya jadi happy,” pungkas Ganjar. ***

Tinggalkan Balasan