Oleh: Dr. Chotijah Fanaqi, S.Sos.I., M.I.K, Akademisi, Pegiat Majelis Taklim, (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)
Biasanya, seorang politisi berpenampilan mewah dan wah, dengan mengenakan jas mahal bermerk Alexander Amosu Vanquish II, Dormeuil Vanquish II, dan lainnya. Namun, hal ini tidak nampak pada Mahfud MD, Calon Wakil Presiden pendamping Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 mendatang. Ya, Mahfud MD dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang sederhana. Rumahnya juga sederhana, dibangun sebagaimana lazimnya rumah-rumah kampung. Hal itu dilatarbelakangi oleh pendidikan pesantren yang ia tempuh selama belajar di Pondok Pesantren. Diketahui, Mahfud Md mengaji di Pondok Pesantren Somber Lagah adalah pondok pesantren salaf yang diasuh Kiai Mardhiyyan, seorang kiyai keluaran Pondok Pesantren Temporejo atau Temporan. Pondok pesantren itu sekarang diberi nama Pondok Pesantren al-Mardhiyyah, memakai nama pendirinya, Kiai Mardhiyyan, yang wafat pertengahan 1980-an.
Konsep hidup sederhana Mahfud MD itu tidak hanya ditemui pada diri saja, lebih dari itu ia mendidik keluarganya dengan konsep kesederhanaan. Hal itu dapat ditemui pada sosok Vina Amalia, putri kedua Mahfud MD. Saat masih kuliah di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Vina Amalia pernah dikira sebagai mahasiswa dari kalangan kurang mampu dan sering diberi susu. Semenjak kuliah di Universitas Airlangga, Vina Amalia tidak pernah membuka identitas sang ayah di kampus. Padahal saat itu, sang ayah adalah seorang pejabat tinggi yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Diketahui, Vina Amalia telah meraih banyak prestasi di beberapa event saat menjadi mahasiswi.
Pada 2012 lalu, Vina Amalia lulus dari Universitas Airlangga dan menyandang gelar dokter spesialis, lalu melanjutkan studi magisternya di bidang kedokteran klinik. Kendati seorang dokter dan anak pejabat terkenal, Vina Amalia dikenal sebagai sosok sederhana. Bahkan dirinya sempat dikira anak orang tidak mampu saat kuliah. Cerita itu disampaikan langsung oleh Mahfud MD dalam video di YouTube Alvin & Friends, pada 2019.
Pada masa itu, Vina Amalia masih menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Salah seorang profesor di fakultas tersebut kerap memberikannya susu, mengira bahwa Vina Amalia mengalami kesulitan finansial. “Misalnya waktu anak kedua saya kuliah di Fakultas Kedokteran Unair, dari awal kuliah sampai wisuda, hampir semua dosen tidak tahu kalau dia anak saya,” ujar Mahfud MD seperti yang dilansir oleh Tribunmedan.com. “Bahkan ada seorang dosen yang memberi susu kepada anak saya karena menganggapnya kekurangan asupan susu. Katanya, ‘Ini kamu kurang susu, ambil lah.’”
Ketika Mahfud MD mengetahui bahwa anaknya menerima susu dari seorang dosen, dia memutuskan untuk mengundang dosen tersebut untuk makan bersama. Tidak marah, Mahfud MD justru ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada dosen tersebut. “Saya undang makan. ‘Terima kasih ya, Pak, sudah perhatian kepada anak saya. Tapi tahu gak siapa anak saya?’ ‘Siapa?’ ‘Itu Vina,’ saya bilang,” kata Mahfud MD menirukan percakapan dengan dosen tersebut.
Dosen tersebut terkejut mendengar bahwa Vina Amalia adalah anak dari Mahfud MD. Sebelumnya, dosen itu mengira bahwa Vina berasal dari keluarga yang kurang mampu. “Saya kira dia anak orang tidak mampu,” tambah Mahfud MD menirukan kagum dosen tersebut. Dengan tawa, Mahfud MD melihat dosen itu meminta maaf karena baru menyadari bahwa Vina adalah anak dari Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia saat itu. “Dia minta maaf, minta maaf gitu,” ucap Mahfud MD sambil tertawa.