“Jadilah wanita seperti tanah, yang halus, yang gampang. Jangan berlagak ribet. Jika kamu menjadi wanita yang siap menjadi bumi, suami kamu akan menjadi langit yang siap memberi keteduhan untukmu, insyaallah”Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri
Kehidupan rumah tangga adalah sebuah anugerah yang penuh dengan dinamika dan warna. Menjadi seorang wanita dalam pernikahan adalah sebuah tanggung jawab yang besar, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menjadi sosok yang memberikan keteduhan dan kedamaian. Pernyataan diatas mengandung nasihat bijak tentang bagaimana seorang wanita dapat memainkan perannya dengan cara yang terbaik.
Tanah adalah simbol kehalusan dan kesederhanaan. Ia menerima apapun yang diberikan padanya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tanah tidak pernah menolak air hujan, biji tanaman, atau sinar matahari. Begitu juga seharusnya seorang wanita dalam rumah tangga, menjadi sosok yang halus dan sederhana, yang mampu menerima segala keadaan dengan lapang dada dan mengubahnya menjadi sesuatu yang positif.
Kehalusan dan kesederhanaan bukan berarti kelemahan atau ketidakberdayaan. Justru, dalam kehalusan ada kekuatan yang luar biasa. Seperti tanah yang menjadi pondasi bagi semua kehidupan di bumi, seorang wanita yang halus dan sederhana menjadi pondasi bagi kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga. Dalam menjalani peran ini, wanita tidak perlu berlagak ribet atau mempersulit keadaan. Kesederhanaan dalam berperilaku dan berpikir akan membawa kedamaian dan ketentraman bagi diri sendiri dan keluarga.
Dalam konteks pernikahan, tanah dan langit adalah metafora yang sangat indah. Ketika seorang wanita bersikap seperti tanah, yang halus dan gampang, ia memberikan ruang bagi suaminya untuk menjadi langit yang memberi keteduhan. Langit melambangkan kekuatan, perlindungan, dan kasih sayang. Seorang suami yang merasa didukung dan dihargai oleh istrinya akan lebih mudah untuk memberikan perlindungan dan kasih sayang yang diperlukan oleh keluarganya.
Sikap ini mengingatkan kita pada ajaran Islam tentang peran suami dan istri dalam rumah tangga. Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
Ayat ini menekankan pentingnya kasih sayang dan rahmat dalam hubungan suami istri. Wanita yang mampu menjadi tanah yang halus dan gampang akan menciptakan suasana tenteram dalam rumah tangga, di mana kasih sayang dan rahmat dapat tumbuh subur.
Sikap sederhana dan halus juga mencerminkan sifat tawakal kepada Allah. Bung Karno, salah satu tokoh nasional Indonesia, pernah berkata, “Percayalah kepada kekuatan sendiri, tetapi jangan lupa kepada Allah.” Dalam konteks rumah tangga, kepercayaan kepada diri sendiri dan tawakal kepada Allah adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan bahagia. Seorang wanita yang sederhana dan halus menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi dan keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya.
Menjadi wanita seperti tanah juga berarti siap menerima dan mendukung suami dalam berbagai keadaan. Dalam hubungan suami istri, dukungan moral dan emosional sangat penting. Seorang istri yang siap menjadi bumi akan selalu memberikan dukungan dan semangat kepada suaminya, sehingga suami merasa kuat dan mampu menghadapi segala tantangan.
Dalam budaya Jawa, ada konsep “sumarah,” yang berarti menerima dengan ikhlas. Wanita yang sumarah adalah wanita yang siap menerima segala keadaan dengan ikhlas, tanpa mengeluh atau meributkan hal-hal kecil. Sikap ini mencerminkan kesederhanaan dan kebijaksanaan, yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Presiden pertama Indonesia, Bung Karno, juga pernah menekankan pentingnya sikap ini, dengan mengatakan, “Kita harus bersikap luwes seperti air. Mengalir tanpa menghancurkan, menyesuaikan tanpa kehilangan jati diri.”
Dalam menjalani peran sebagai istri, penting bagi wanita untuk menjaga komunikasi yang baik dengan suami. Keterbukaan dalam komunikasi akan membantu menghindari kesalahpahaman dan memperkuat ikatan kasih sayang. Wanita yang halus dan gampang akan selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan cara yang lembut dan penuh pengertian, sehingga suami merasa dihargai dan didukung.
Selain itu, sikap kesederhanaan juga tercermin dalam cara wanita mengelola rumah tangga. Mengelola keuangan dengan bijak, menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah, serta menciptakan suasana yang menyenangkan bagi keluarga adalah bentuk nyata dari kesederhanaan dan kehalusan seorang wanita. Dalam hal ini, wanita tidak perlu berlagak ribet atau mempersulit diri sendiri dengan tuntutan yang berlebihan. Kesederhanaan dalam segala aspek kehidupan akan membawa ketenangan dan kebahagiaan.
Sikap seperti tanah juga mengajarkan wanita untuk selalu bersyukur. Rasa syukur akan membuat hati lebih tenang dan bahagia. Allah SWT berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.”
Rasa syukur adalah kunci untuk mendapatkan lebih banyak nikmat dalam hidup. Wanita yang selalu bersyukur akan selalu merasa cukup dan bahagia, sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Menjadi wanita seperti tanah, yang halus dan gampang, juga berarti siap untuk terus belajar dan berkembang. Kesederhanaan bukan berarti berhenti untuk memperbaiki diri. Justru, wanita yang sederhana akan selalu berusaha untuk meningkatkan diri dan memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dalam hal ini, pendidikan dan pengembangan diri adalah hal yang sangat penting.
Akhirnya, wanita yang siap menjadi bumi akan selalu menjadi sumber keteduhan bagi keluarganya. Suami yang merasa didukung dan dihargai oleh istrinya akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ketika suami dan istri saling mendukung dan memahami, mereka akan mampu menciptakan rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Dalam kehidupan berumah tangga, sikap saling mendukung dan memahami adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan. Wanita yang seperti tanah, yang halus dan gampang, akan selalu menjadi sumber kekuatan dan keteduhan bagi suaminya. Dengan sikap ini, suami dan istri akan mampu menjalani kehidupan dengan penuh cinta dan kebahagiaan, insya Allah.