“Kamu adalah bukti sulitnya mencari ilmu, maka jangan mudah didapatkan, sampai seseorang yang mendapatkanmu berjuang mati-matian.”Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri
Ilmu adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan manusia. Namun, proses untuk mencapainya tidaklah mudah. Proses ini melibatkan pengorbanan waktu, tenaga, dan terkadang materi. Dalam mengejar ilmu, seseorang harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang tidak sedikit. Setiap langkah dalam perjalanan ini membentuk karakter dan memperkaya pengalaman hidup. Oleh karena itu, seseorang yang telah mencapai tingkat ilmu yang tinggi harus menghargai dirinya sendiri dan tidak mudah memberi dirinya kepada orang yang tidak menghargai perjuangan yang telah dilalui.
Bung Hatta, salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia dan Wakil Presiden pertama, adalah contoh nyata dari seseorang yang menganggap ilmu sebagai sesuatu yang sangat berharga. Bung Hatta menghabiskan banyak waktu di luar negeri untuk belajar dan menguasai berbagai bidang ilmu. Ketekunan dan kegigihan Bung Hatta dalam mencari ilmu menunjukkan betapa sulitnya proses tersebut. Setelah kembali ke Indonesia, beliau tidak hanya menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya tetapi juga menjadi tokoh yang dihormati karena integritas dan pengetahuannya yang luas. Bung Hatta mengajarkan kita bahwa ilmu harus dijaga dan dihargai, serta tidak boleh disia-siakan.
Menghargai diri sendiri berarti memahami nilai dari perjuangan yang telah dilalui. Seseorang yang telah berjuang mati-matian untuk mendapatkan ilmu harus menyadari bahwa dirinya memiliki nilai yang tinggi. Ini bukan berarti menjadi sombong, tetapi memahami bahwa apa yang telah diperoleh adalah hasil dari kerja keras dan pengorbanan yang besar. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh memberikan dirinya atau pengetahuannya kepada orang yang tidak menghargai atau tidak mau berjuang untuk mendapatkannya. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan usaha yang telah dilakukan.
Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan tokoh pendidikan nasional Indonesia, juga mengajarkan tentang pentingnya menghargai proses pendidikan. Dalam sistem pendidikan yang beliau kembangkan, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah proses panjang yang memerlukan ketekunan dan dedikasi. Beliau percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral. Oleh karena itu, murid-murid yang telah melalui proses pendidikan yang intensif diharapkan menjadi pribadi yang berharga dan tidak mudah diremehkan.
Pentingnya perjuangan dalam mencari ilmu juga tercermin dalam ajaran Islam. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim.” Ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan seorang Muslim. Proses menuntut ilmu ini tidak mudah dan memerlukan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, seseorang yang telah berhasil menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh harus menjaga dan menghargai ilmunya dengan baik.
Menghargai diri sendiri juga berarti memilih lingkungan dan orang-orang yang dapat mendukung dan menghargai perjuangan kita. Seseorang yang telah berjuang keras untuk mendapatkan ilmu harus berada di sekitar orang-orang yang memahami dan menghargai nilai dari ilmu tersebut. Lingkungan yang positif dan suportif akan membantu seseorang untuk terus berkembang dan mengaplikasikan ilmunya dengan baik. Sebaliknya, berada di sekitar orang-orang yang tidak menghargai ilmu hanya akan membuat seseorang merasa tidak dihargai dan mungkin kehilangan semangat untuk terus belajar.
Sukarno, proklamator dan presiden pertama Indonesia, juga menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan perjuangan dalam hidupnya. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, Sukarno tidak pernah berhenti untuk mencari ilmu dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan dan dedikasinya dalam mencari ilmu dan memimpin bangsa Indonesia adalah bukti bahwa ilmu yang diperoleh dengan susah payah harus dijaga dan dihargai. Sukarno tidak pernah mudah menyerah atau membiarkan dirinya diremehkan oleh orang lain. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang telah berjuang keras untuk mendapatkan ilmu harus memiliki harga diri yang tinggi dan tidak mudah menyerah pada tekanan atau tantangan.
Menghargai diri sendiri juga berarti memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menghargai dan mengenali nilai kita. Ini bukan berarti kita harus menyombongkan diri atau memaksa orang lain untuk menghargai kita, tetapi memberikan kesempatan bagi orang lain untuk melihat dan merasakan nilai yang kita miliki. Seseorang yang menghargai dirinya sendiri akan berusaha untuk menunjukkan kualitas dan nilai yang dimilikinya melalui tindakan dan sikap yang baik. Dengan cara ini, orang lain akan secara alami menghargai dan menghormati kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk selalu menghargai diri sendiri dan perjuangan yang telah kita lakukan. Menghargai diri sendiri adalah kunci untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Ketika kita menghargai diri sendiri, kita akan lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai tujuan kita. Selain itu, orang-orang di sekitar kita juga akan lebih menghargai dan menghormati kita. Menghargai diri sendiri bukan hanya tentang apa yang kita katakan, tetapi juga tentang bagaimana kita bertindak dan berperilaku.
Dalam kesimpulannya, menjadi bukti sulitnya mencari ilmu adalah suatu kehormatan dan tanggung jawab besar. Ilmu yang telah diperoleh dengan susah payah harus dijaga dan dihargai dengan baik. Menghargai diri sendiri dan perjuangan yang telah dilalui adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Seperti yang telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh besar seperti Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Sukarno, menghargai diri sendiri dan ilmu yang telah diperoleh adalah kunci untuk menjadi pribadi yang berharga dan dihormati. Dengan menghargai diri sendiri, kita menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah hasil dari perjuangan yang tidak mudah dan bahwa kita layak untuk dihargai dan dihormati.