Dawuh Gus Kautsar tentang Mengukur Kesuksesan Hidup

Dawuh Gus Kaustar
Sumber : Google
“Ukuran kesuksesan hidup itu terletak seberapa bermanfaat diri kita untuk sesama. Maka yang terbaik adalah berlomba menjadi pribadi yang bermanfaat.”
Gus Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar – Ploso Kediri

Ukuran kesuksesan hidup sering kali menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat. Banyak yang mengaitkannya dengan pencapaian materi, jabatan, atau popularitas. Namun, ada perspektif yang lebih mendalam dan esensial tentang kesuksesan, yaitu seberapa bermanfaat diri kita untuk sesama.

Pandangan ini mengingatkan kita pada ajaran agama, terutama dalam Islam, yang menekankan pentingnya berbuat baik dan memberikan manfaat kepada orang lain. Nilai seseorang tidak hanya diukur dari ibadah pribadi tetapi juga dari kontribusinya kepada masyarakat.

Menjadi pribadi yang bermanfaat berarti memberikan dampak positif pada kehidupan orang lain. Ini bisa melalui berbagai cara, baik dalam bentuk bantuan fisik, dukungan moral, maupun kontribusi intelektual. Dalam lingkup keluarga, seorang ayah atau ibu yang menyediakan pendidikan dan kebutuhan anak-anaknya adalah contoh nyata dari menjadi pribadi yang bermanfaat. Di lingkungan pekerjaan, seorang pemimpin yang menginspirasi dan mendukung bawahannya untuk mencapai potensi terbaik mereka juga merupakan cerminan dari prinsip ini.

Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia, pernah berkata, “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Ungkapan ini mengajarkan kita untuk menjadi teladan di depan, memberikan dorongan di tengah, dan memberi semangat dari belakang. Dalam konteks menjadi pribadi yang bermanfaat, ini berarti kita harus selalu siap untuk memimpin dengan contoh yang baik, mendukung dan memotivasi orang lain, serta memberikan dorongan yang diperlukan agar mereka bisa tumbuh dan berkembang.

Kehidupan yang bermanfaat tidak selalu berkaitan dengan tindakan besar atau spektakuler. Sering kali, manfaat terbesar datang dari tindakan kecil yang dilakukan dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. Memberikan senyuman, mendengarkan masalah orang lain, atau sekadar memberikan waktu untuk orang yang membutuhkan adalah bentuk-bentuk sederhana dari menjadi pribadi yang bermanfaat. Tindakan-tindakan ini mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya bisa sangat besar bagi orang yang menerimanya.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Berjuang Untuk Kebenaran, Kita Menyirami Tumbuhnya Keadilan Di Dunia

Dalam masyarakat yang kompleks dan penuh tantangan seperti saat ini, kebutuhan akan individu yang bermanfaat semakin mendesak. Krisis kemanusiaan, ketidakadilan sosial, dan berbagai masalah lainnya memerlukan partisipasi aktif dari setiap individu. Dengan berlomba menjadi pribadi yang bermanfaat, kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik dan harmonis. Setiap kontribusi, sekecil apapun, adalah langkah menuju perubahan yang lebih baik.

Mewujudkan diri sebagai pribadi yang bermanfaat memerlukan kesadaran diri dan komitmen. Ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, tetapi memerlukan usaha dan dedikasi. Pertama, kita perlu memahami diri sendiri dan potensi yang kita miliki. Setiap orang memiliki keunikan dan bakat masing-masing yang bisa dimanfaatkan untuk membantu orang lain. Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan diri, kita bisa menentukan cara terbaik untuk memberikan manfaat.

Selanjutnya, kita perlu membangun empati dan kepedulian terhadap sesama. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dan memahami perspektif mereka. Dengan empati, kita bisa lebih peka terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kita. Kepedulian adalah langkah lanjutan dari empati, yaitu kesiapan untuk bertindak dan memberikan bantuan yang diperlukan.

Perjalanan menjadi pribadi yang bermanfaat juga memerlukan ketekunan dan keberanian. Terkadang, membantu orang lain bisa menuntut pengorbanan waktu, tenaga, atau bahkan materi. Namun, setiap pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa kebahagiaan dan kepuasan batin yang tidak ternilai harganya. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7). Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kebaikan, sekecil apapun, akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Selain itu, penting juga untuk memiliki visi jangka panjang dalam berbuat baik. Sering kali, manfaat dari tindakan kita tidak langsung terlihat, tetapi akan terasa di masa depan. Seorang guru yang mendidik murid-muridnya dengan penuh dedikasi mungkin tidak langsung melihat hasilnya, tetapi ilmu dan nilai-nilai yang dia tanamkan akan memberikan manfaat besar bagi masa depan murid-muridnya. Demikian pula, setiap usaha untuk memperbaiki lingkungan atau membantu masyarakat memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil yang nyata.

Baca Juga  Nasihat Kiai Abdul Ghofur tentang Syukur

Menjadi pribadi yang bermanfaat juga berarti kita harus siap untuk terus belajar dan berkembang. Dunia terus berubah, dan tantangan yang dihadapi masyarakat juga semakin kompleks. Untuk itu, kita harus selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan kita agar bisa memberikan kontribusi yang relevan dan efektif. Belajar tidak hanya berarti memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga mengasah kemampuan kita dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.

Pada akhirnya, kesuksesan hidup tidak hanya diukur dari apa yang kita capai untuk diri sendiri, tetapi dari seberapa besar kita bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang positif. Dengan berlomba-lomba menjadi pribadi yang bermanfaat, kita tidak hanya memperbaiki kehidupan orang lain, tetapi juga memperkaya kehidupan kita sendiri.

Seperti yang dikatakan oleh Bung Hatta, salah satu proklamator Indonesia, “Indonesia merdeka hanyalah jembatan untuk menuju kemakmuran rakyat. Jembatan untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.” Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa perjuangan dan keberhasilan individu harus selalu diarahkan untuk kebaikan bersama. Kesuksesan sejati adalah ketika kita bisa menjadi bagian dari solusi, memberikan kontribusi yang berarti, dan membantu menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.

Dalam perjalanan hidup ini, marilah kita selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk membantu orang lain adalah bagian dari kesuksesan kita yang sebenarnya. Dengan demikian, kita tidak hanya mencapai kepuasan pribadi tetapi juga meninggalkan jejak positif yang akan dikenang dan dihargai oleh generasi yang akan datang.