Dawuh Gus Iqdam tentang Harmoni Hak dan Kewajiban

Gus Iqdam Pusat
Sumber : Google
“Jangan hanya menuntut hak kita, tapi juga memenuhi kewajiban kita. Karena hak dan kewajiban adalah dua sisi dari satu koin. Kita tidak bisa mendapatkan hak tanpa menjalankan kewajiban.”
Gus Iqdam Muhammad
Jangan hanya menuntut hak kita, tapi juga memenuhi kewajiban kita. Karena hak dan kewajiban adalah dua sisi dari satu koin. Kita tidak bisa mendapatkan hak tanpa menjalankan kewajiban. Pernyataan ini menekankan pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam menjalani kehidupan. Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling melengkapi, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Menuntut hak tanpa menjalankan kewajiban akan menciptakan ketidakseimbangan dan ketidakadilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Dalam Al-Quran, Allah SWT menjelaskan pentingnya menegakkan keadilan dan menunaikan kewajiban. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 177, Allah berfirman: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” Ayat ini mengajarkan bahwa keimanan dan kebaikan harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, termasuk menunaikan kewajiban kepada sesama.

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya menunaikan kewajiban sebelum menuntut hak. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” Hadist ini mengajarkan bahwa kita harus selalu menunaikan kewajiban dan menjaga amanah, meskipun orang lain mungkin tidak melakukan hal yang sama kepada kita.

Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.” Kutipan ini menunjukkan bahwa menghargai jasa orang lain adalah salah satu bentuk menunaikan kewajiban kita sebagai anggota masyarakat. Dengan menghargai jasa pahlawan, kita menunaikan kewajiban moral untuk menghormati perjuangan dan pengorbanan mereka, yang pada gilirannya memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

Baca Juga  Dawuh Gus Kautsar tentang Kekuatan Husnudzon kepada Allah

Dalam skala global, Nelson Mandela, pemimpin besar dalam perjuangan melawan apartheid di Afrika Selatan, pernah berkata, “To deny people their human rights is to challenge their very humanity.” Kutipan ini menekankan bahwa menuntut hak adalah bagian dari kemanusiaan kita, tetapi hak tersebut tidak akan terwujud jika kita tidak menjalankan kewajiban untuk menghormati hak orang lain. Hak dan kewajiban saling terkait; kita tidak bisa menuntut hak kita tanpa menjalankan kewajiban kita terhadap orang lain.

Menjalankan kewajiban dan menuntut hak secara seimbang adalah prinsip yang harus diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam dunia kerja. Dalam keluarga, misalnya, setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik dan merawat anak-anak mereka, sementara anak-anak memiliki kewajiban untuk menghormati dan mentaati orang tua mereka. Dengan menunaikan kewajiban masing-masing, hak-hak setiap anggota keluarga akan terpenuhi dan tercipta keharmonisan dalam keluarga.

Dalam masyarakat, setiap individu memiliki hak untuk hidup aman dan sejahtera, tetapi mereka juga memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Ketika kita menunaikan kewajiban kita sebagai warga negara, seperti membayar pajak, mematuhi hukum, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kita turut serta dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua orang untuk menikmati hak-haknya. Dengan demikian, keseimbangan antara hak dan kewajiban akan menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis.

Dalam dunia kerja, hak dan kewajiban juga harus berjalan seimbang. Pekerja memiliki hak untuk mendapatkan gaji yang layak dan perlakuan yang adil, tetapi mereka juga memiliki kewajiban untuk bekerja dengan jujur dan profesional. Pengusaha memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan dari usahanya, tetapi mereka juga memiliki kewajiban untuk memberikan lingkungan kerja yang baik dan memperlakukan pekerjanya dengan adil. Dengan menunaikan kewajiban masing-masing, hak-hak semua pihak akan terpenuhi dan tercipta lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.

Baca Juga  Dawuh Gus Baha' tentang Menemukan Kebebasan

Dalam Surah Al-Ma’idah ayat 8, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ayat ini mengajarkan bahwa keadilan adalah salah satu bentuk takwa kepada Allah dan harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menunaikan hak dan kewajiban.

Mahatma Gandhi juga menekankan pentingnya menjalankan kewajiban dengan berkata, “The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others.” Kutipan ini menunjukkan bahwa dengan menunaikan kewajiban kita terhadap orang lain, kita menemukan makna sejati dalam hidup kita. Melayani orang lain bukan hanya memenuhi kewajiban moral kita, tetapi juga memperkaya jiwa kita dan membawa kita lebih dekat kepada tujuan hidup yang sebenarnya.

Menunaikan kewajiban juga mencerminkan tanggung jawab kita sebagai manusia. Tanggung jawab ini tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Allah SWT. Dalam Surah Al-Isra ayat 34, Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga ia dewasa. Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan dan kewajiban yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, sehingga kita harus menjalankannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Selain itu, penting untuk menyadari bahwa menunaikan kewajiban bukan hanya tentang tindakan yang besar dan mencolok, tetapi juga tentang tindakan kecil dan sehari-hari yang sering kali diabaikan. Menghargai waktu orang lain, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan bersikap jujur dalam segala hal adalah contoh-contoh kecil dari menunaikan kewajiban kita sebagai individu. Tindakan-tindakan kecil ini, ketika dilakukan dengan konsisten, dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan kita dan kehidupan orang-orang di sekitar kita.

Baca Juga  Dawuh Kiai Said Aqil tentang Pilar Kebangsaan

Dalam konteks yang lebih luas, menunaikan kewajiban kita juga berarti menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menjaga bumi ini, karena kita adalah khalifah yang diamanahkan oleh Allah untuk menjaga dan memelihara alam. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 30, Allah berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” Ayat ini menegaskan bahwa sebagai khalifah di bumi, kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan demi kebaikan bersama.

Dalam kesimpulan, jangan hanya menuntut hak kita, tapi juga memenuhi kewajiban kita. Karena hak dan kewajiban adalah dua sisi dari satu koin. Kita tidak bisa mendapatkan hak tanpa menjalankan kewajiban. Dalil-dalil Al-Quran, hadist Rasulullah SAW, serta pandangan tokoh nasional dan dunia mendukung pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam menjalani kehidupan. Dengan menunaikan kewajiban kita dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran, kita akan menciptakan lingkungan yang adil, harmonis, dan sejahtera bagi semua. Keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan penuh berkah