Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Berkawanlah dengan Hati Yang Tulus

Gus Iqdam Blitar
Sumber : Google

Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Berkawanlah dengan hati yang tulus, karena persahabatan sejati adalah anugerah terindah.

Persahabatan sejati adalah salah satu anugerah terindah yang bisa dimiliki seseorang dalam hidupnya. Ketika kita berbicara tentang persahabatan yang sejati, kita berbicara tentang hubungan yang dibangun di atas dasar ketulusan hati, kejujuran, dan saling menghargai. Sebuah persahabatan yang tulus mampu memberikan kebahagiaan, dukungan, dan rasa aman, bahkan di saat-saat paling sulit sekalipun.

Dalam pandangan Islam, persahabatan yang baik sangat dihargai. Al-Qur’an menyebutkan pentingnya memilih teman yang baik dalam banyak ayat. Salah satunya adalah Surah Al-Furqan ayat 27-28 yang berbunyi: “Dan (ingatlah) pada hari ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya (menyesali perbuatannya) seraya berkata, ‘Wahai, sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; sekiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku.’” Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya memilih teman yang baik karena teman yang buruk dapat membawa kita kepada penyesalan.

Nabi Muhammad SAW juga memberikan banyak nasihat mengenai pentingnya persahabatan yang baik. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang itu tergantung pada agama sahabatnya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi sahabatnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa teman kita memiliki pengaruh besar terhadap perilaku dan keyakinan kita, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih teman.

Ketulusan hati adalah kunci utama dalam membangun persahabatan yang sejati. Ketika kita berteman dengan ketulusan, kita tidak mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. Kita bersama teman kita dalam suka dan duka, saling mendukung dan membantu satu sama lain tanpa pamrih. Ketulusan ini menciptakan ikatan yang kuat dan langgeng, yang tidak mudah tergoyahkan oleh masalah atau kesulitan yang mungkin timbul.

Baca Juga  Nasihat Mbah Nun tentang Seni Kebahagiaan dalam Pernikahan

Helen Keller, seorang penulis dan aktivis terkenal, pernah berkata, “Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light.” (Berjalan bersama seorang teman dalam kegelapan lebih baik daripada berjalan sendirian dalam terang). Kutipan ini menggambarkan betapa pentingnya persahabatan sejati dalam memberikan dukungan dan kebersamaan, terutama dalam masa-masa sulit.

Persahabatan sejati juga didasarkan pada saling percaya. Kepercayaan adalah fondasi yang memungkinkan kita untuk membuka diri dan berbagi perasaan, pikiran, dan impian kita dengan teman. Kepercayaan ini dibangun melalui komunikasi yang jujur dan keterbukaan. Ketika kita dapat mempercayai teman kita sepenuhnya, kita merasa lebih aman dan nyaman dalam hubungan tersebut.

Selain itu, persahabatan yang tulus membawa dampak positif bagi kesehatan mental dan emosional kita. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki teman-teman yang mendukung dan dapat diandalkan dapat mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan bahkan memperpanjang umur. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki hubungan yang baik dan tulus dalam kehidupan kita.

Ralph Waldo Emerson, seorang filsuf dan penyair Amerika, pernah berkata, “The only way to have a friend is to be one.” (Satu-satunya cara untuk memiliki teman adalah menjadi teman). Ucapan ini menekankan bahwa kita harus memberikan apa yang kita harapkan dari orang lain. Jika kita menginginkan persahabatan yang tulus dan sejati, kita harus terlebih dahulu menjadi teman yang baik bagi orang lain.

Persahabatan juga mengajarkan kita tentang empati dan rasa peduli. Ketika kita benar-benar peduli pada teman kita, kita berusaha memahami perasaan dan perspektif mereka. Kita belajar untuk memberikan dukungan dan penghiburan ketika mereka membutuhkannya, dan kita juga belajar untuk merayakan kebahagiaan dan pencapaian mereka. Empati ini memperkuat ikatan persahabatan dan membuat hubungan tersebut menjadi lebih dalam dan berarti.

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil Muslim tentang Doa dan Kesiapan

Dalam dunia yang semakin sibuk dan terhubung secara digital ini, menjaga persahabatan sejati menjadi semakin penting. Teknologi memudahkan kita untuk tetap berkomunikasi dengan teman-teman kita, tetapi juga dapat membuat kita merasa terisolasi jika kita tidak menjalin hubungan yang mendalam dan bermakna. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meluangkan waktu dan usaha untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan persahabatan kita.

Sebuah persahabatan sejati juga melibatkan kemampuan untuk memaafkan. Tidak ada manusia yang sempurna, dan dalam setiap hubungan pasti ada kesalahan dan konflik. Kemampuan untuk memaafkan dan melupakan kesalahan adalah tanda persahabatan yang dewasa dan tulus. Ketika kita mampu memaafkan, kita menunjukkan bahwa kita menghargai hubungan tersebut lebih dari kesalahan yang telah dibuat.

Sebagai contoh, Mark Twain, seorang penulis terkenal, pernah berkata, “Good friends, good books, and a sleepy conscience: this is the ideal life.” (Teman-teman yang baik, buku-buku yang baik, dan hati nurani yang tenang: inilah kehidupan yang ideal). Ucapan ini menyoroti betapa pentingnya teman-teman yang baik dalam menciptakan kehidupan yang bahagia dan memuaskan.

Selain itu, persahabatan yang tulus juga melibatkan dukungan tanpa syarat. Kita harus siap untuk mendukung teman kita tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. Dukungan ini bisa berupa bantuan praktis, nasihat, atau sekadar mendengarkan ketika mereka membutuhkan seseorang untuk berbicara. Ketika kita memberikan dukungan tanpa syarat, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli dan menghargai teman kita.

Seperti yang dikatakan oleh C.S. Lewis, seorang penulis dan teolog terkenal, “Friendship is born at that moment when one person says to another: ‘What! You too? I thought I was the only one.’” (Persahabatan lahir pada saat ketika seseorang berkata kepada yang lain: ‘Apa! Kamu juga? Aku pikir aku satu-satunya’). Kutipan ini menyoroti bagaimana persahabatan sejati sering kali ditemukan melalui kesamaan pengalaman dan perasaan, yang menciptakan ikatan yang kuat antara dua orang.

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil Muslim tentang Menciptakan Rasa Hormat

Persahabatan yang sejati juga berarti menerima teman kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada yang sempurna, dan setiap orang memiliki kelemahan dan kesalahan. Menerima teman kita apa adanya berarti kita mencintai dan menghargai mereka dengan sepenuh hati, tanpa berusaha mengubah mereka menjadi seseorang yang bukan diri mereka. Penerimaan ini menciptakan rasa aman dan nyaman dalam hubungan persahabatan, yang memungkinkan kita untuk menjadi diri kita sendiri tanpa takut dihakimi.

Sebagai penutup, persahabatan sejati adalah anugerah terindah yang bisa kita miliki dalam hidup. Dengan berteman dengan hati yang tulus, kita membangun hubungan yang didasarkan pada kejujuran, saling percaya, dan dukungan tanpa syarat. Dalam pandangan Islam, persahabatan yang baik sangat dihargai dan dianjurkan, dan banyak tokoh dunia telah mengakui pentingnya persahabatan dalam kehidupan mereka. Mari kita terus berusaha untuk menjadi teman yang baik dan tulus bagi orang lain, sehingga kita bisa merasakan keindahan dan kebahagiaan dari persahabatan sejati.

Tinggalkan Balasan