Dawuh Gus Baha tentang Tidur Sebagai Bentuk Ketaatan

Dawuh Gus Baha
Sumber : dawuhguru
“Anda tidur berarti anda meninggalkan maksiat, tidak mencuri, tidak dugem, tidak berbuat zina, tidak maling, dan tidak menggosipi orang lain.”
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim
Tidur adalah salah satu aktivitas manusia yang sering kali dianggap sederhana dan rutin. Namun, dalam pandangan yang lebih mendalam, tidur memiliki makna yang sangat penting dalam menjaga kesucian dan ketaatan diri. Pernyataan “Anda tidur berarti Anda meninggalkan maksiat, tidak mencuri, tidak dugem, tidak berbuat zina, tidak maling, dan tidak menggosipi orang lain,” mengandung pesan yang kuat tentang bagaimana tidur bisa menjadi bentuk ketaatan kepada Allah dan sarana untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang diberikan oleh Allah sebagai waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi. Dalam tidur, kita tidak hanya melepaskan lelah fisik tetapi juga menjauhkan diri dari berbagai godaan dan perbuatan dosa. Ketika kita tidur, kita tidak mungkin terlibat dalam aktivitas yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan ajaran agama, seperti mencuri, berzina, dugem, atau menggosipi orang lain. Dalam keadaan tidur, kita secara otomatis menghindari perilaku-perilaku yang merusak diri dan orang lain.

Tidur juga merupakan waktu untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Islam, ada doa-doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur, seperti doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Doa-doa ini tidak hanya membantu kita untuk tidur dengan tenang tetapi juga menjadi pengingat akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan tidur yang disertai doa dan niat yang baik, kita menunjukkan ketaatan dan kepercayaan kepada Allah.

KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah menekankan pentingnya menjaga diri dari perbuatan maksiat dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Beliau berkata, “Ketaatan kepada Allah adalah benteng terkuat untuk menjaga diri dari perbuatan dosa.” Tidur yang disertai dengan niat untuk menjauhkan diri dari maksiat adalah salah satu bentuk ketaatan tersebut. Dengan tidur, kita membentengi diri dari godaan dunia yang bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa.

Baca Juga  25 Kata Kata Bijak Ustadz Hurnawijaya, QH

Tidur yang cukup juga memiliki manfaat kesehatan yang besar, baik secara fisik maupun mental. Ketika tubuh dan pikiran kita beristirahat dengan cukup, kita menjadi lebih kuat dan siap menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Kesehatan yang baik membantu kita untuk tetap fokus pada ibadah dan kebaikan, serta menjauhkan diri dari perilaku negatif. Dalam keadaan tubuh yang sehat dan pikiran yang jernih, kita lebih mampu untuk mengambil keputusan yang baik dan menghindari perbuatan maksiat.

Selain itu, tidur yang cukup juga mempengaruhi sikap dan perilaku kita terhadap orang lain. Orang yang mendapatkan istirahat yang cukup cenderung lebih sabar, ramah, dan mudah bekerja sama dengan orang lain. Sebaliknya, kurang tidur bisa membuat kita mudah marah, stres, dan kurang toleran terhadap orang lain. Dengan demikian, tidur yang cukup tidak hanya menjaga diri kita dari maksiat tetapi juga membantu kita untuk berinteraksi dengan baik dan harmonis dengan sesama.

Ir. Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia, pernah mengatakan, “Bangsa yang kuat adalah bangsa yang sehat.” Pernyataan ini menegaskan pentingnya kesehatan fisik dan mental dalam membangun kekuatan individu dan masyarakat. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah bagian penting dari menjaga kesehatan tersebut. Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang jernih, kita bisa lebih produktif dan berkontribusi positif bagi keluarga dan masyarakat.

Dalam konteks sosial, tidur juga bisa dilihat sebagai waktu yang kita luangkan untuk menghindari pergaulan yang buruk dan lingkungan yang negatif. Banyak perbuatan maksiat seperti dugem, pencurian, dan zina terjadi pada malam hari ketika orang-orang terjaga dan terlibat dalam aktivitas yang tidak bermanfaat. Dengan memilih untuk tidur lebih awal, kita menghindari kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas yang merusak diri dan merugikan orang lain. Tidur adalah cara sederhana namun efektif untuk menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan sosial.

Baca Juga  Quote Fahruddin Faiz tentang Mengungkapkan Perasaan

Selain itu, tidur yang cukup membantu kita untuk memanfaatkan waktu dengan lebih produktif pada siang hari. Waktu yang terbuang untuk maksiat bisa digantikan dengan aktivitas yang lebih bermanfaat seperti bekerja, belajar, dan beribadah. Dengan mengatur waktu tidur dengan baik, kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih teratur dan seimbang, serta menghindari perbuatan yang sia-sia dan berdosa.

Terkait dengan hal ini, Gus Dur, salah satu tokoh nasional Indonesia, pernah mengatakan, “Manusia itu harus seimbang antara urusan dunia dan akhiratnya.” Tidur yang cukup dan berkualitas adalah bagian dari menjaga keseimbangan tersebut. Dengan mengatur waktu tidur dan bangun dengan baik, kita bisa menjalani kehidupan dunia dengan produktif dan tetap menjaga ketaatan kepada Allah untuk bekal di akhirat.

Sebagai kesimpulan, tidur adalah aktivitas sederhana yang memiliki makna penting dalam menjaga kesucian diri dan ketaatan kepada Allah. Dengan tidur, kita secara otomatis menghindari berbagai perbuatan maksiat seperti mencuri, zina, dugem, dan menggosipi orang lain. Tidur yang cukup dan berkualitas juga memberikan manfaat kesehatan yang besar, baik secara fisik maupun mental, yang membantu kita untuk tetap fokus pada kebaikan dan ibadah. Tokoh nasional seperti KH. Ahmad Dahlan, Ir. Soekarno, dan Gus Dur telah menekankan pentingnya menjaga diri dari perbuatan dosa dan menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik, produktif, dan penuh berkah.