Dawuh Gus Baha’ tentang Kekuatan Kasih Sayang

Dawuh Gus Baha'
sumber : Dawuh Guru
“Seumur hidup bapak saya tidak pernah memarahi saya. Kamu juga gitu jangan memarahi anak dan harus baik sama anak. Hikmahnya apa? Kalau kamu baik sama anak, nanti dia mengidolakan bapaknya. Kalau bapaknya sudah jadi idola mengajarkan kebaikan kepada anak akan sangat mudah.”
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim
Di dalam kehidupan kita, hubungan antara orang tua dan anak memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan masa depan anak. Salah satu nasihat yang sangat berharga mengenai hal ini berasal dari pengalaman hidup seorang ayah yang mengatakan, “Seumur hidup bapak saya tidak pernah memarahi saya. Kamu juga gitu jangan memarahi anak dan harus baik sama anak. Hikmahnya apa? Kalau kamu baik sama anak, nanti dia mengidolakan bapaknya. Kalau bapaknya sudah jadi idola mengajarkan kebaikan kepada anak akan sangat mudah.”

Nasihat ini mengandung banyak pelajaran berharga yang relevan dalam konteks pendidikan dan pengasuhan anak. Pertama-tama, pentingnya pendekatan tanpa kemarahan. Kemarahan sering kali dapat menimbulkan ketakutan dan ketidaknyamanan pada anak. Sebaliknya, pendekatan yang penuh kasih sayang dan pengertian dapat membuat anak merasa aman dan dihargai. Ketika anak merasa bahwa mereka tidak akan dimarahi, mereka cenderung lebih terbuka untuk berdialog dan mengungkapkan perasaan serta pikirannya. Hal ini memungkinkan hubungan yang lebih erat dan saling percaya antara orang tua dan anak.

Seorang tokoh nasional yang sangat mengedepankan pentingnya kasih sayang dalam mendidik anak adalah Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan nasional Indonesia. Ki Hajar Dewantara dikenal dengan prinsip pendidikannya yang sangat humanis dan penuh cinta. Salah satu kutipan terkenalnya adalah, “Dengan ilmu kita menuju kemuliaan, dengan seni kita menuju keindahan, dan dengan agama kita menuju kemurnian.” Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan moral anak melalui keteladanan dan kasih sayang.

Keteladanan adalah aspek kedua yang sangat penting dalam nasihat ini. Ketika orang tua memperlakukan anak dengan baik dan penuh kasih sayang, anak akan cenderung menjadikan orang tuanya sebagai idola. Proses menjadikan orang tua sebagai idola ini bukan hanya terjadi karena kasih sayang, tetapi juga karena rasa hormat yang tumbuh dari cara orang tua memperlakukan anak mereka. Ketika anak melihat orang tuanya sebagai sosok yang bisa diandalkan, penuh cinta, dan bijaksana, mereka akan meniru sikap dan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Menghormati Alam, Menjaga Keberlangsungan Hidup Bagi Generasi Mendatang

Mengidolakan orang tua memberikan dampak positif yang besar dalam pembentukan karakter anak. Anak-anak yang melihat orang tua mereka sebagai idola akan cenderung meniru sikap, nilai, dan tindakan positif yang diajarkan oleh orang tua mereka. Misalnya, jika seorang ayah selalu memperlakukan orang lain dengan hormat dan penuh kasih sayang, anaknya juga akan belajar untuk menghargai dan memperlakukan orang lain dengan baik. Proses belajar ini tidak hanya terjadi melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan dan keteladanan yang diberikan oleh orang tua.

Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pentingnya lingkungan yang mendukung dalam pendidikan anak. Ia mengatakan, “Setiap anak adalah bunga yang tumbuh dalam taman yang berbeda, dan setiap bunga memerlukan perhatian dan cinta yang berbeda pula.” Dalam konteks ini, lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan pengertian merupakan taman yang subur bagi pertumbuhan karakter anak. Dengan menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, orang tua membantu anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan penuh kasih sayang.

Mengajarkan kebaikan kepada anak akan menjadi sangat mudah ketika orang tua telah menjadi idola bagi anaknya. Anak-anak yang mengidolakan orang tua mereka cenderung lebih mudah menerima nasihat dan bimbingan. Mereka melihat orang tua mereka sebagai panutan dan merasa bangga mengikuti jejak langkah mereka. Dalam situasi ini, proses pendidikan dan pengajaran nilai-nilai kebaikan menjadi lebih efektif dan alami. Anak-anak akan merasa termotivasi untuk berbuat baik karena mereka ingin meniru dan menyenangkan orang tua yang mereka kagumi.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki karakter dan keunikan masing-masing. Pendekatan yang penuh kasih sayang dan tanpa kemarahan memungkinkan orang tua untuk memahami dan menghargai keunikan tersebut. Dengan mengenali dan menghargai perbedaan individu setiap anak, orang tua dapat memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing anak. Hal ini sejalan dengan prinsip Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan yang menghargai keunikan individu dan memfasilitasi perkembangan potensi setiap anak secara optimal.

Baca Juga  Dawuh Gus Iqdam Muhammad : Ketika Kesulitan Datang, Sabarlah

Pentingnya keteladanan dalam mendidik anak juga ditegaskan oleh tokoh nasional lainnya, Bung Hatta, yang mengatakan, “Pendidikan adalah pembentukan karakter. Karakter yang baik hanya bisa terbentuk dari keteladanan yang baik pula.” Bung Hatta menekankan bahwa karakter yang baik tidak dapat diajarkan hanya melalui kata-kata atau perintah, tetapi harus ditunjukkan melalui tindakan nyata. Keteladanan dari orang tua menjadi fondasi utama dalam pembentukan karakter anak yang kuat dan berbudi luhur.

Dalam konteks kehidupan modern yang penuh tantangan, nasihat tentang pentingnya tidak memarahi anak dan memperlakukan mereka dengan kasih sayang menjadi semakin relevan. Anak-anak saat ini dihadapkan pada berbagai tekanan dan pengaruh dari lingkungan sekitar, termasuk media sosial dan teknologi. Dalam situasi ini, peran orang tua sebagai teladan dan sumber kasih sayang menjadi sangat krusial. Dengan memberikan cinta, pengertian, dan keteladanan yang positif, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengatasi berbagai tantangan dan tumbuh menjadi individu yang kuat, mandiri, dan berkarakter.

Pada akhirnya, keteladanan dan kasih sayang dalam mendidik anak adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil yang luar biasa. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan keteladanan akan menjadi generasi yang kuat, penuh percaya diri, dan berkomitmen untuk berbuat baik. Mereka tidak hanya akan menghormati dan mengidolakan orang tua mereka, tetapi juga akan membawa nilai-nilai kebaikan tersebut ke dalam kehidupan mereka dan menyebarkannya kepada orang lain. Dengan demikian, nasihat yang sederhana namun mendalam ini menjadi landasan yang kuat untuk membentuk generasi masa depan yang hebat dan berbudi luhur.