Dawuh Gus Baha tentang Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin

Dawuh Gus Baha
Sumber : Dawuh Guru
“Agama Islam ini Rahmatan Lil ‘Alamin. Orang yang dzalim saja dapat jatah rahmat, apalagi yang shaleh.”
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim

Agama Islam dikenal sebagai rahmatan lil ‘alamin, yang berarti rahmat bagi seluruh alam. Konsep ini menunjukkan bahwa Islam membawa berkah, kebaikan, dan kedamaian tidak hanya bagi umat Muslim tetapi juga bagi seluruh makhluk di dunia. Pernyataan bahwa “Orang yang dzalim saja dapat jatah rahmat, apalagi yang shaleh” menggambarkan betapa luas dan inklusifnya rahmat Allah dalam ajaran Islam. Rahmat ini mencakup semua, baik mereka yang berbuat kebaikan maupun yang berbuat kezaliman, menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada semua makhluk-Nya.

Rahmatan lil ‘alamin adalah salah satu ajaran pokok dalam Islam yang menggarisbawahi pentingnya kasih sayang dan keadilan bagi semua. Sebagai agama yang mengajarkan perdamaian, Islam mendorong umatnya untuk berbuat baik dan menebarkan kasih sayang kepada sesama. Namun, Islam juga mengakui bahwa manusia tidak sempurna dan sering kali melakukan kesalahan. Dalam konteks ini, Allah memberikan rahmat-Nya kepada semua makhluk, termasuk mereka yang dzalim, sebagai bentuk kasih sayang dan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Tokoh nasional Indonesia, KH. Ahmad Dahlan, pernah menekankan pentingnya kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama manusia. Ia mengatakan, “Agama Islam itu agama yang penuh dengan kasih sayang. Janganlah kita memandang rendah orang lain, apapun kesalahannya, karena Allah Maha Pengampun dan Penyayang.” Pernyataan ini menegaskan bahwa sebagai umat Muslim, kita harus selalu menunjukkan kasih sayang kepada semua orang, tanpa memandang kesalahan atau dosa mereka. Kasih sayang adalah inti dari ajaran Islam yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Al-Qur’an, Allah sering menyebut diri-Nya sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang berarti Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat Allah yang penuh kasih sayang ini tercermin dalam banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Salah satu ayat yang mengungkapkan hal ini adalah Surat Al-A’raf ayat 156: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” Ayat ini menunjukkan bahwa rahmat Allah tidak terbatas dan mencakup seluruh makhluk, termasuk mereka yang berbuat dzalim.

Baca Juga  Nasihat Habib Umar Bin Hafidz tentang Ujian Cinta Masa Muda

Sebagai contoh, dalam sejarah Islam, kita bisa melihat bagaimana Nabi Muhammad SAW memperlakukan orang-orang yang berbuat dzalim dengan penuh kasih sayang dan pengampunan. Ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekkah, beliau memberikan pengampunan kepada orang-orang Quraisy yang selama bertahun-tahun menyakiti dan memeranginya. Tindakan ini menunjukkan betapa besar kasih sayang dan rahmat yang diajarkan oleh Islam, bahkan kepada mereka yang berbuat dzalim.

Dalam kehidupan sehari-hari, konsep rahmatan lil ‘alamin ini bisa diterapkan dengan menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang atau kesalahan mereka. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang membutuhkan bantuan, kita harus segera membantunya tanpa mempertimbangkan apakah orang tersebut adalah orang yang baik atau jahat. Ini adalah salah satu cara untuk menebarkan rahmat Allah kepada semua makhluk.

Selain itu, rahmat Allah juga mencakup aspek-aspek kehidupan yang lebih luas, seperti lingkungan dan alam semesta. Sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Islam mengajarkan bahwa semua makhluk hidup di bumi adalah bagian dari ciptaan Allah yang harus dihormati dan dijaga. Menjaga lingkungan dan memperlakukan hewan dengan baik adalah bagian dari menebarkan rahmat Allah kepada seluruh alam.

Salah satu tokoh nasional yang sangat peduli terhadap lingkungan adalah Ir. Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia. Ia pernah mengatakan, “Kita harus mencintai dan menjaga alam ini, karena alam adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita jaga dan lestarikan.” Pernyataan ini sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari rahmat Allah yang diberikan kepada kita.

Lebih jauh, rahmat Allah juga mencakup aspek sosial dan ekonomi. Dalam Islam, terdapat ajaran tentang zakat dan sedekah yang bertujuan untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Melalui zakat dan sedekah, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki dan menebarkan rahmat kepada sesama manusia. Ini adalah bentuk konkret dari rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Baca Juga  Dawuh Gus Rifqil Muslim tentang Menavigasi Kehidupan

Sebagai kesimpulan, Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin mengajarkan bahwa rahmat Allah meliputi seluruh makhluk, tanpa memandang kesalahan atau dosa mereka. Orang yang dzalim pun mendapatkan bagian dari rahmat Allah, apalagi mereka yang shaleh dan berbuat baik. Kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama manusia, lingkungan, dan aspek sosial ekonomi adalah bagian dari penerapan konsep rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh nasional seperti KH. Ahmad Dahlan dan Ir. Soekarno telah menekankan pentingnya kasih sayang, kepedulian, dan tanggung jawab kita terhadap sesama dan lingkungan. Dengan memahami dan menerapkan konsep rahmatan lil ‘alamin, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih damai, adil, dan penuh kasih sayang bagi semua makhluk.