Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor, berdiri sejak sejak tahun 1988. Sejarah berdirinya, tidak dapat dipisahkan dari niat luhur H. Mohamad Nahar agar didirikan pesantren untuk meningkatkan kualitas lulusan pesantren, yang di era itu, masih jauh dari kriteria standar.
Tanah wakaf seluas 1,8 ha, oleh H Mohamad Nahar kemudian diberikan kepada ketua Badan Kerja Sama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI) KH Sholeh Iskandar pada tahun 1987.
Pendirian Darul Muttaqien melibatkan banyak tokoh dan ulama, termasuk KH Mahrus Amin dan KH TB Hasan Basri hingga KH Rosyad Nurdin. Dan KH Mad Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi pimpinan.
Kenang Salim RD dari Pesantren Darul Muttaqien, KH Mad Rodja Sukarta merupakan sosok kiai yang peduli akan lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan, ditujukan untuk membuat nyaman bagi kegiatan santri.
Menjalankan nilai-nilai peduli lingkungan itu, Darul Muttaqien kerap melakukan penanaman pohon, meminimalisir penggunaan pendingin ruangan (AC), hingga membatasi pengadaan gedung dan ruangan.
“Lahan-lahan yang ada itu kami buat untuk menjadi media pembelajaran bagi anak-anak (santri), di mana anak-anak tidak saja belajar di ruangan namun lebih banyak juga belajar di luar ruangan,” kata Salim.
Dengan lebih banyak ruang terbuka dan penghijauan, sirkulasi udara dan oksigen didapatkan secara maksimal, dan tetap nyaman bagi 3.060 santri. Tidak kalah pentingnya, pesantren menekankan kesadaran dan kepedulian akan kebersihan. Sebanyak 1.000 tong sampah disediakan di setiap sudut pesantren.
Salim menjelaskan, bahwa kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan ini tidak hanya menjadi slogan semata. Akan tetapi ada tindakan membuang sampah jika mendapatinya ke tempat sampah yang sudah disediakan.
Tanggung jawab yang diberikan kepada para penghuni pesantren, dari santri hingga tenaga pengajar dan kiai, menjadi pola pembiasaan untuk selalu hidup dan menjaga kebersihan. Mereka semua mempunyai tanggung jawab secara moril untuk kebersihan masjid, asrama dan sekolah.
Untuk meningkatkan pola hidup bersih ini, setiap pekan diadakan ajang kebersihan kamar dan asrama bagi santri. Pengelohan sampah juga dilakukan dengan melakukan pemilihan dan didaur ulang.
Kepedulian terhadap lingkungan, mengantarkan Darul Muttaqien mendapat predikat Pesantren Terbersih dari Provinsi Jawa Barat pada 2003. Dan pada tahun 2019, mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) sebagai Pesantren Ramah Anak.
Tidak hanya itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Program Pesantren Hijau, menjadikan Darul Muttaqien sebagai best practice pesantren yang mempunyai manajemen pengelolaan lingkungan hijau.