Opini  

Arunika Santri


Notice: Trying to get property 'post_excerpt' of non-object in /home/dawuhgur/domains/dawuhguru.co.id/public_html/wp-content/themes/wpberita/template-parts/content-single.php on line 98

Santri menurut KBBI san.tri : n orang yang mendalami agama Islam. Sedangkan santri menurut Gus Mus adalah murid seorang kyai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat (tidak goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan) dan santri bukan yang mondok saja, tapi siapapun yang berakhlak seperti santri, adalah santri.

Tidak semua santri yang lulus atau mboyong dari pondok itu akan mengajar di kampungnya. Menjadi modin, mimpin pengajian, tahlilan, khutbah jum’at atau pun menjadi guru ngaji. Sudah banyak santri yang pergi ke luar kota dan ke ibukota untuk bekerja atau mencari ilmu, di perguruan tinggi bahkan ada yang sampai ke luar negri untuk mencari ilmu. Entah apapun nanti setidaknya para santri sudah membawa ajaran dari kyai nya dan tidak hanya menjaga akhlak tapi juga membagikan ilmu yang ia dapat selama mengaji.

Tahun ini sungguh luar biasa, dimana terdapat pandemi covid19, Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang luar biasa dan disusul jumlah pengangguran yang meningkat, tidak hanya pengangguran saja yang meningkat angka kematian yang di sebabkan virus covid19 pun semkain hari semakin bertambah. Ditambah lagi Indonesia sedang ribut sana sini tentang isu keagamaan, hoax dan ujaran kebencian.

Dalam hal ini sangatlah penting para lulusan pesantren untuk turun gunung dan menjadi mediator penengah dalam urusan keagamaan dan bernegara. Kata Gus Baha,”jika lulusan universitas saja sudah berani berkata ahli hukum, ahli ekonomi, ahli kesehatan lantas kenapa yang lulusan pesantren tidak berani berkata ahli kitab kuning, ahli ‘ihya”. Kenapa demikian ? supaya umat belajar agama itu ke orang yang tepat (jelas sanad ke ilmuannya, jelas bacaannya, jelas pengalamannya) jadi umat itu berikan yang terbaik ketika belajar agama, berikan yang terbaik saat umat ingin mengenal Tuhannya.

Baca Juga  Kuasa Mesin Cerdas

Rendah diri atau tawadhu, sifat ini yang membatasi ilmu yang di miliki, yang mumpuni tapi tidak tersampaikan ke lingkungan sekitar. Sifat tawadhu adalah sifat yang baik namun harus mengerti cara penggunaan sifat ini. Seperti; di depan kyai atau guru kita harus tawadhu tapi di depan orang yang butuh ilmu santri harus memberikan ilmunya dan mengajarkan seperti apa yang dia dapat dan bekal ilmu dari kyai atau gurunya.

Jadi, santri itu bisa terlihat lebih jelas di lingkungan luar.

Mungkin para alumni pesantren atau para santri akan mengalami masalah yang sering terjadi yaitu status finansial yang tidak cukup baik, namun hal ini bukan sebagai kelemahan santri saat di pondok, malah ini seharusnya sebagai senjata yang kuat dan keren. Bagaimana bisa ?, dengan kiriman yang telat, dengan uang yang pas-pasan akan membentuk pikiran yang “bagaimana harus bertahan”.

Setelah mboyong santri akan mengalami kondisi yang berbeda dibandingkan saat di pesantren. Di era milenial dan serba teknologi, santri harus turun dalam memperkuat perekonomian negeri ini, tidak hanya dakwah ceramah di masjid atau di pengajian tapi juga turut serta membuat siklus perekonomian yang mandiri baik dimulai dari kampung halaman ataupun ke bagian startup, waktunya santri mulai berenterprenuer dengan mencontoh nabi dan para sahabat bagaimana cara bertransaksi, cara berbisnis dan akhlak berbisnis.

Dengan begitu santri tidak dianggap hanya pandai ndalil atau pandai ceramah saja, tapi sudah mulai di perhitungkan dalam dunia perekonomian.

Para wali pun sudah memberikan contoh yang unik dan diterima oleh masyarakat yang pada umumnya waktu itu tidak mengenal islam. Dengan berdagang, bertani, berseni, bertata negara mampu memikat dan mempunyai daya tarik sendiri sehingga tidak perlu terjadi pertentangan yang begitu besar.

Baca Juga  Asal Usul Nama Malam Seribu Bulan dan Keagungannya

Zaman menuntut kita untuk terus bergerak jika tidak kita akan tertinggal dan akan kalah dengan yang terus bergerak, tapi para santri punya gaya sendiri untuk bergerak dan mengikuti pola globalisasi yang terus maju dan berkembang.

Indonesia bagian dari santri.

Bekasi, Selamat Hari Santri

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *