Amalan Mendapatkan Ilmu Laduni dari Abah Guru Sekumpul

Oleh: Aqib Muhammad Kh

Lazim kita dengar “ilmu laduni”, tapi sudahkah kalian tahu, dari mana kata “laduni” diambil dan dinukil? Apakah kita bisa berusaha agar mendapatkan ilmu laduni?

Kata “laduni” diambil dari surat al-Kahfi ayat 65, yaitu ketika Nabi Musa dan pembantunya bertemu dengan seorang hamba—Nabiyullah Khidir As, menurut pendapat yang mu’tamad— yang diberi oleh Allah Swt rahmat dan ilmu (dari sisi-Nya):  فوجدا عبدا من عبادنا اتيناه رحمة من عندنا وعلمناه من لدنا علما.” (“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba-ku, yang telah kami berikan rahmat dari sisi-Ku, dan telah kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi-ku pula”)

Kata “laduni” secara etimologi berasal dari kata “ladun”, yang berarti “dari sisi”, kemudian dimudhofkan pada lafadz ya’, yang dalam diskursus ilmu nahwu dimaknai sebagai kepemilikan saya. Misal, kata “kitabun” artinya buku, kemudian digabungkan dengan “ya”, maka menjadi “kitabi” yang berarti kitab saya.

Jadi, kata “laduni” berarti “dari sisi-Ku”. Maka ilmu laduni diartikan sebagai ilmu yang datang langsung dari Allah Swt tanpa perantara belajar.

Menurut ushul fikih, ilmu ada dua macam, satu ilmu muktasab, dua ilmu dhoruri. Ilmu muktasab adalah ilmu yang didapat dengan cara belajar, mengaji, mengkaji, meneliti, menelaah, rmeriset, dan lain-lain, seperti yang kita jumpai sekarang,; belajar di kelas dengan ampuan guru, ustadz, kiai, dosen, dll. Sedang ilmu dhoruri adalah ilmu yang didapat tanpa membutuhkan belajar, seperti pengetahuan bahwa tangan itu ada dua, kepala itu ada satu, dll. Ilmu laduni termasuk ilmu ini dalam hal pencarian, yaitu ilmu yang datangnya langsung dari Allah Swt tanpa perantara belajar.

Baca Juga  Amalan Doa Kaya Raya dari KH. Abdul Ghofur

Sudah barangtentu, Allah Swt memberikan setiap nabinya ilmu laduni. Dalam salah satu buku yang saya baca, anugerah ilmu laduni Allah Swt kepada para nabi juga termasuk “mukjizat”. Kemudian diberikan pada para kekasih-kekasih Allah Swt (awliya’ Allah) disebut “karomah”. Jika diberikan kepada kita, manusia biasa, maka disebut “mau’unah”. Kenapa? Karena ilmu laduni yang diberikan kepada seorang hamba, termasuk pula disebut “kelebihan”.

Meskipun begitu, beberapa ulama’ menunjukkan kiat-kiat, atau cara-cara agar kita memperoleh ilmu laduni. Salah satunya adalah KH. Muhammad Zaini Abdul Ghoni, atau yang akrab dipanggil “Abah Guru Sekumpul”. Kharisma beliau luar biasa . Banyak orang berbondong-bondong untuk mengikuti majelis taklimnya yang dikenal ramah. Selain itu, beliau dipercaya sangat alim dalam banyak disiplin keilmuan.

Sering beliau memberikan ijazah —baik berupa bacaan maupun laku tirakat— kepada para jama’ah yang hadir. Di salah satu kesempatan, beliau memberikan ijazah kepada para hadirin.

“Barangsiapa membaca setiap hari ayat kursi 1× kemudian dilanjut dengan sighot shalawat اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد في كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك  satu kali saja, insyaAllah akan diberikan ilmu laduni oleh Allah Swt,” begitu dawuh beliau kepada para jamaah yang hadir.

Jadi bacaannya sederhana dan singkat:

Ayat Kursi 1×

Bacaan sholawat: “اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد في كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك.”

Namun bagaimanapun, soal dapat atau tidaknya sang pengamal wirid itu, semua tergantung Allah Swt. Semoga kita semua mendapatlan ilmu yang manfaat barakah di dunia dan akhirat. Yang penting yakin. ربنا ارزقنا حقيقة اليقين، ومحبة الموقنين. امين، يا معين.

Baca Juga  Ijazah Sholawat Nur oleh Habib Umar Bin Hafidz

 

Tinggalkan Balasan