Al-Ajru Biqodritta’ab

Oleh : M. Ibram Syah

Kebahagiaan di dunia dan di akhirat merupakan salah satu harapan dari seseorang yang kemudian dipanjatkan sebagai doa di setiap waktunya. Selain kebahagiaan yang didapatkan dan dirasakan di dunia juga terdapat harapan agar di akhirat kelak juga diberikan kebahagiaan yang dapat dirasakan bersama orang-orang yang dicintai. Di dunia kebahagiaan dapat dirasakan dalam bentuk ketentraman hati, kebahagiaan diberikan kemampuan menjalankan aktifitas dan beribadah kepada Allah Ta’ala, dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan kebahagiaan di akhirat kelak yang Allah berikan kepada orang-orang mu’min, mereka akan diberikan kebahagiaan oleh Allah Ta’ala dengan diberikan pertolongan di Yaumil Qiyamah oleh Allah Ta’ala.

Orang-orang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari dikelilingi dengan kebahagiaan-kebahagian dari Allah Ta’ala, salah satunya adalah mereka yang sedang menjalani aktifitas yang penuh dengan kesulitan demi kesulitan dalam menjalankan berbagai tugas, pekerjaan, dan aktifitas yang lainnya. Kenapa bisa demikian, karena salah satu kebahagiaan yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada manusia di dunia dan di akhirat ditandai dengan mereka yang sedang menjalankan aktifitas kemudian mengalami kesusahan dan kepayahan-kepayahan tertentu, itulah tanda-tandanya akan diberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kesusah payahan tersebut merupakan langkah awal menuju sebuah keberhasilan, maka jika manusia ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat maka salah satu hal yang harus mereka lewati sebagai konsekuensi logis adalah dengan melewati dan menyelesaikan rintangan demi rintangan menuju kemudahan-kemudahan, dan mereka yang mampu menangkap makna dengan baik sebenarnya terdapat makna bahwa mereka sedang didekatkan oleh Allah Ta’ala kepada nya dan menjadi hamba yang mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang dipilih oleh Allah Ta’ala.

Baca Juga  Hidup Bersama untuk Saling Mendoakan

Berusaha dalam mengupayakan berbagai macam hal tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah jika Al-Ajru Biqodri Ta’ab atau ganjaran atau balasan atas segala upaya kita adalah sesuai dengan usaha yang kita lakukan, maka bahwa semakin besar upaya dan ikhtiyar kita maka semakin dekat pula kita dalam meraih sebuah kebahagiaan, dan hal tersebut juga berlaku untuk sebaliknya. Hal tersebut menjadikan landasan kita dalam menjalankan berbagai macam hal pada kehidupan sehari-hari kita, jangan sampai kemudian kita menyalahkan Allah Ta’ala hanya karena kita mengalami masalah dan kegagalan demi kegagalan, sebenarnya yang perlu kita evaluasi adalah pengupayaan kita dan ikhtiyar kita, bukan malah menyalahkan ketetapan Allah Ta’ala.

Saat sesuatu yang kita upayakan berhasil maka jangan sampai menjadikan kita lupa kepada Allah Ta’ala, artinya saat kita sudah merasakan kebahagiaan kemudian kita luapkan dengan cara yang berlebihan, kemudian lupa untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala, maka hal tersebut merupakan bentuk ketidak taatan kita sebagai hamba kepada Allah Ta’ala.  Semoga kita senantiasadiberikan kemampuan untuk mengoptimalkan segala anugerah Allah Ta’ala untuk mengupayakan segala kebaikan demi kebaikan serta melewati kesulitan demi kesulitan agar kita juga diberikan kebahagian di duniasepanjang usia hidup kita dan di akhirat kelak, amiin.

Ngaji Kitab Syajarotul Ma’arif

Fashlun Fiil Farchi Bil Musri

Oleh Bapak Kyai M. Hamzah, S.Pd.I

Kamis, 16 Desember 2021

Rumah Baca Kolong Langit

 

 

Tinggalkan Balasan